Zero
Cast: Choi Junhong (Zelo)
Jung Daehyun
(Daehyun)
Pair: DaeLo (Daehyun X
Zelo)
Semua berawal dari nol. Nol adalah awal dari segalanya. Dan semua
masalah ini datang dari nol. Dari nol.
Zelo terdiam di pinggir panggung sambil mendengarkan triakkan fans-fansnya
yang membuatnya senang. Entahlah, ia selalu senang mendengar senandung dari
fans-fansnya. Jemari lentik menyentuh layar ponsel touch screen-nya. Senyum
kecil mengembang di bibir kecilnya. Lebih tepatnya senyum miris.
“Zelo”
“Hyung” Zelo tersenyum kecil mendapati Daehyun yang tengah
memandang bingung ke arahnya. “Ada apa hyung?”
“Kau sedang apa? Duduk di pinggir panggung seperti itu?”
“Tumben sekali kau perhatian padaku?
Daehyun mendudukkan dirinya di sebelah Zelo. Tangannya mengacak
pelan surai kebiruan Zelo. Ingin rasanya Daehyun mencubit pipi Zelo. Namun, ia
menahannya. Ia tahu jika Zelo sedang bersedih. Dari manik matanya Daehyun
mengetahui semua itu.
“Memangnya tidak boleh perhatian pada dongsaeng-ku yang manis ini?”
Deg. Dongsaeng. Hanya sebatas hyung-dongsaeng saja bagi Daehyun
tapi, tidak untuk Zelo yang terlalu memikirkan hal yang jauh saat Daehyun
memperhatikannya.
“Tidak juga” jawab Zelo ketus. “Hyung, bertanya”
Daehyun melirik Zelo yang masih fokus pada layar ponselnya. “Tanya
apa?”
“Menurutmu. Young Jae hyung itu. ah, tidak. aku sudah lupa mau
bertanya apa. Sampai jumpa hyung”
Zelo bangkit dari duduknya membuat Daehyun sedikit bingung.
Menurutnya, akhir-akhir ini Zelo sedikit aneh. Seolah Zelo menghindari dirinya.
Apa yang membuat Zelo bersikap seperti itu padanya. Apakah ia berbuat salah.
Jika iya, apa?
=3=
Zelo masih menatap layar ponselnya kesal. Kenapa hanya dikit yang
mendukung DaeLo. Apa ia dan Daehyun tidak cocok. Apa yang kurang darinya.
“Kenapa harus DaeJae. Aishh” triak Zelo kesal sambil mengacak surai
kebiruannya.
“Choi Junhong. Apa yang kau lakukan? Jangan berteriak. Kau
membuatku terbangun dari tidur malam indahku bodoh”
Sosok Himchan tengah berdiri di daun pintu kamar Zelo dengan
tampang kesal. Zelo yang melihat Himchan langsung menyerbu Himchan dengan
tangis yang pecah.
“Ya. Kau kenapa?”
Himchan yang melihat Zelo terisak dalam pelukkannya itu hanya
bingung. Apa yang membuat sang maknae menangis seperti ini.
“Masuk hyung” ucap Zelo datar. Bagaimana bisa Zelo berwajah datar
sedangkan semenit yang lalu menangis terisak dalam pelukkannya. Zelo
benar-benar hebat dalam menyembunyikan masalahnya.
Himchan yang masih kalut dalam pikirannya, hanya menuruti kemauan
sang maknae. Walaupun, sedikit membingungkan menurutnya. “Jadi, kenapa kau
berteriak seperti itu? dan ada kata DaeJae? Apa aku benar?”
“Hu’um. Begini, menurutmu hyung. Bagus Young Jae hyung atau aku?”
“Bagus?”
“Oh. Ayolah” Zelo menghela napas kecil. “Dengar, menurutmu hyung.
Bagus Daejae atau Daelo?”
Himchan hanya terkekeh kecil. Menurutnya pertanyaan yang di ucapkan
Zelo itu lucu. bagaimana bisa Zelo menanyakan hal seperti itu padanya. Apa dia
tidak yakin dengan ketulusan Daehyun padanya.
Tunggu. Daehyun belum mengatakan apa-apa pada Zelo. Bagimana Zelo
bisa tahu tingkat ketulusan Daehyun padanya. Himchan hanya menghela napas kecil
mengingat itu.
“Tentu saja Daelo. Daehyun itu tampan dan kau itu manis. Jadi,
kalian berdua itu cocok” Himchan mencubit gemas hidung Zelo.
Semburat merah tercipta di kedua pipi Zelo membuatnya semakin
terlihat manis. Himchan tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi pada Zelo. Dan, ia
akan mendengarkan cerita Zelo untuk malam ini.
“Kenapa?” Zelo menelengkan kepalanya bingung. “Maksudku, kenapa kau
bertanya hal seperti itu?” Himchan sedikit tersenyum menghilangkan rasa keingin
tahuan yang sangat besar. Bisa gawat jika ia tidak bisa menahan diri. Ia pasti
tidak dapat menguak rahasia Zelo.
“Begini hyung. Tadi, aku itu membuka salah satu website. Aku tidak
ingin kau tahu website apa itu. Lalu, aku sedikit heran mengapa lebih banyak
yang menyukai Daejae” Zelo memutuskan pembicaraannya.
“Lalu?”
“Trus. Aku mencari Daelo. Tapi, hanya sedikit. Menurutku bahkan
tidak ada. Aku sedih hyung” Zelo menghapus air mata yang hampir terjun dari
sudut matanya. “Nol untuk daelo dan satu untuk daejae”
=3=
Zelo memainkan wajahnya dengan sebelah tangannya. Manik matanya
masih menatap cermin kecil yang ada di tangannya. Matanya sembab. Pipinya
menjadi bulat. Ia benar-benar menangis semalaman. Beruntung, ia tidak ada
jadwal pagi ini. Dan, para hyung-nya pergi mencari udara.
“Sedang apa?”
Zelo tersenyum kecut. Kenapa, orang itu masih ada. Kenapa para
hyung-nya tidak membawa serta orang itu.
“Kau selalu bertanya itu. Tak ada yang lain eoh?” jawab Zelo tanpa
mempedulikan Daehyun yang mengerutkan keningnya.
“Ada” Daehyun menopang dagunya. Berfikir. “Apa kau merindukanku?”
Deg. Zelo menghentikan aktivitas senam wajahnya. Hatinya bersedih.
Seolah, Daehyun hanya memberikan harapan padanya dengan kata-kata itu. Atau
mungkin ia yang terlalu berfikir jauh.
“Aku bertemu denganmu kemarin hyung. Tak penting jika aku
merindukanmu”
Daehyun tersenyum manis di belakang Zelo. Tangannya mulai membelai
surai kebiruan Zelo.
Tap. Zelo menahan tangan Daehyun. Ia menoleh ke arah Daehyun dengan
tatapan kesal. Daehyun hanya bingung melihatnya. Menurut Daehyun, Zelo berubah
seratus derajat padanya.
“Jangan sentuh aku”
=3=
Daehyun memperhatikan telur yang ada di tangannya. Diputar, seolah
ia sedang meneliti. Manik matanya sekali-kali mengerut bingung.
“Seperti angka nol” gumam Daehyun kecil. “Tidak seperti huruf ‘o’
tapi, Zelo”
Crakk. Telur yang tadi berada di tangan Daehyun pecah mengeluarkan
isinya. Daehyun yang melihatnya hanya terdiam bingung.
“Ya! Apa yang kau lakukan bodoh”
“Hyung”
“Bereskan. Aku tidak ingin melihat Himchan terjatuh karena isi
telur yang di tumpahkan olehmu. Lagipula, sejak kapan kau di dapur?” tanya
Yongguk sambil berkacak pinggang menatap sebal ke arah Daehyun.
“Aku tidak tahu” Daehyun mengangkat bahunya. Iapun bingung mengapa
ia bisa ada di dapur dan, memecahkan telur. Bukan, sangat bukan Daehyun.
“Cepat bersihkan”
Daehyun mulai memunguti kulit telur yang berserakan di lantai.
Jemari tangannya mulai meneteskan sabun cair.
“Kenapa berjongkok? Menyingkirlah, aku ingin membuka kulkas ini”
Zelo menghentakkan kaki jenjangnya tepat di samping tangan Daehyun.
“Zelo?”
Daehyun sedikit mendongakkan kepalanya menatap Zelo. Manik matanya
bertemu dengan mata Zelo. Tanpa sadar Daehyun hanya menatap Zelo.
Brakk. Zelo membuka pintu kulkas dan tepat mengenai wajah tampan
Daehyun. Zelo menatp Daehyun yang kesakitan tanpa peduli sedikitpun.
“Appo”
“Sudahku bilang menyingkirlah. Kau malah terbengong seperti itu.
Jangan salahkan aku hyung”
“Kenapa aku seperti disakiti di sini?”
“Wajahmu memang pantas” Himchan menyahut di belakang Daehyun.
“Jangan mengagetkanku” Daehyun mendengus sebal. “Kemana Zelo?”
Himchan hanya mengangkat bahunya tanda bingung. Bibirnya tertarik
menyeringai. Brakk. Gotcha. Daehyun mencium pintu kulkas untuk kedua kalinya.
“Jangan di situ kau mengganggu orang yang kehausan. Lebih baik kau
pergi belanja”
=3=
Zelo menari-nari kecil di atas rumput-rumput pendek. Manik matanya
tertutupi oleh kacamata berukuran sedang. Leher jenjangnya tertutupi masker
berwarna hitam pekat. Benar-benar ciri khas dari seorang Zelo.
Zelo bersenandung kecil menikmati angin yang berhembus di
sekelilingnya. Sesekali ia bercermin saat ada kendaraan yang berhenti tanpa
pengemudi.
“Zelo?”
Deg. Zelo mengenali suara ini. Daehyun. Kenapa orang itu selalu ada
di manapun Zelo berada. Apa ini yang namanya takdir. Atau mungkin jodoh. Zelo
berfikir terlalu jauh untuk hal ini.
Grep. Daehyun mengaitkan jemarinya di sela-sela jari Zelo.
Memberikan kehangatan luar biasa bagi Zelo. Tidak. Sadar Zelo. Nol untuk Daelo.
“Youngjae hyung”
Manik mata Zelo menangkap sosok Youngjae yang tengah berlari kecil
menghampiri dirinya dan Daehyun. Pedih. Zelo sudah berfikir jauh tentang ini.
Dan itu hal negatif untuk dirinya sendiri.
“Aku sudah mencarimu. Kenapa kau ada disini?”
Deg. Apa mereka berdua sedang berkencan. Apa aku hanya pengganggu
di sini. Kenapa Zelo dapat memikirkan hal seperti itu.
“Aku tadi bertemu my baby Zelo. Jadi, aku menghampirinya”
Deg. My baby Zelo. Apa maksud dari kata itu. Daehyun kau mengatakan
itu. sungguh, itu membuat hati Zelo perih. Ia merasa kau hanya mempermainkan
perasaanya.
“Hyung. Aku mau pulang. Lepas”
“Baiklah, kita pulang bersama” Daehyun merangkul pundak kecil Zelo.
“Jangan hanya memberiku harapan saja hyung. Kumohon” gumam Zelo
kecil. Sangat kecil, bahkan mungkin bisa dibilang ia hanya berbisik.
=3=
Himchan menari-nari kecil di depan Zelo berharap sosok itu
tersenyum kembali. Namun, semua usahanya tak berhasil. Kata-kata lucu, tingkah
konyol Himchan tidak dapat membuat sosok itu tertawa. Bahkan, untuk tersenyum
saja tidak ada.
“Aku harus melakukan apa agar kau tertawa Choi Junhong”
Zelo menatap Himchan dengan mata yang penuh dengan air matanya.
Malam ini, Zelo menangis lebih parah dari kemarin. Beruntung, para hyung-nya
tidak ada yang terbangun kecuali Himchan yang dengan senang hati mendengar
curhatan Zelo.
“Bahkan, aku juga bingung. Apa yang akan aku lakukan saat ini”
Himchan menghela napas untuk kesekian kalinya. Ia bingung harus
berbuat apa. Zelo sudah tidak menangis menjerit. Tapi, manik mata Zelo mengeluarkan
airmata yang sangat banyak. Dan, itu membuat Himchan tak tega.
“Menangis memang membuat tenang. Tapi, jika berlebihan itu akan
membuatmu sakit” Himchan mengelus pelan surai kebiruan Zelo. “Tidurlah. Hyung akan
disini mendengarkanmu”
“Hyung. Boleh aku meminta sesuatu padamu?”
“Tentu”
“Biarkan aku tidak bertemu Daehyun dan Youngjae hyung untuk
seharian esok. Bisakah itu?”
=3=
Zelo mengerjabkan kedua matanya berkali-kali. Apa ia bermimpi.
Wajah yang pertama kali ia lihat saat bangun adalah Daehyun. Dan, sedang apa
Daehyun menelungkup seperti itu. di dalam selimutnya.
“Ya! Hyung. Kenapa kau di sini?”
Daehyun membuka kedua matanya dengan malas. Senyuman mulai terukir
di bibir Daehyun membuat Zelo membatu seketika.
“Zelo” gumam Daehyun kecil. Daehyun membuka matanya seketika.
“Zelo. Kenapa kau ada di sini?”
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. keluar hyung. Keluar”
“Tunggu. Ini di mana?”
“Aku bilang keluar”
Cklek.
“Ah. apa aku mengganggu?” sosok pemuda muncul di balik pintu.
Sangat jelas jika Daehyun dan Zelo bukan berada di dorm mereka. Name tag di
baju seragam itu menunjukkan mereka ada di sebuah hotel.
“Tidak. ini, di mana?”
Plakk. Zelo memukul kepala Daehyun tanpa berbicara sedikitpun.
“Kau ini apa-apaan?”
“Ah. Maaf menyela. Saya datang hanya ingin mengantar pesanan anda”
“Pesanan? Kau memesan apa?” Daehyun dan Zelo berteriak berbarengan
salah satu jari mereka saling menunjuk satu sama lain.
=3=
Zelo meringkuk di balik selimutnya. Jemarinya bergerak lincah di
atas layar ponselnya. Tanpa Daehyun. Kemana Daehyun. Zelo mengusirnya dan
menyuruhnya untuk memesan kamar lain.
“Hyung”
“Kau menyadari keberdaanku ya?”
Zelo menghela napas pelan. Kenapa Daehyun selalu ada di mana-mana.
Zelo sedang tidak ingin diganggu saat ini. Mengapa Daehyun tidak mengerti
keadaanya.
“Keluar”
“Aku hanya ingin tahu. Kau kenapa?”
“Aku tidak apa”
Srakk. Daehyun menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Zelo. Manik
matanya menelusuri setiap inci tubuh Zelo.
“Tatap aku”
Sesuai permintaan Daehyun. Zelo menatapnya dengan tatapan datar.
Jemari tangannya masih setia bergerak di atas layar ponselnya. Tanpa perlu
melihat Zelo mengetahui apa yang ia tulis di ponselnya.
“Apa yang kau tulis?”
“Bukan urusanmu”
Daehyun mulai meraih ponsel Zelo dengan sebelah tangannya.
“Sudah ku bilang bukan urusanmu” Zelo berteriak kesal.
“Paksa atau pasrah”
Zelo menelan ludah kecut. Ia sangat takut jika Daehyun mulai
mengeluarkan pilihan. Menurutnya, pilihan Daehyun lebih mengerikan dari kata
‘Mati atau Neraka’.
Crack. Satu pilihan yang Zelo ambil. Melempar ponselnya ke sudut
kamar akan membuat ponsel mati. Begitu yang ada di kepala Zelo.
“Sayang sekali tidak mati”
Daehyun mulai menuruni ranjang. Manik matanya menelusuri setiap
kata yang ditampilkan oleh layar ponsel Zelo. Ingin rasanya Daehyun tertawa.
Namun, ia hanya dapat menahannya.
Brakk.
Zelo menendang tangan Daehyun. Sontak, ponsel yang semula berada di
tangan Daehyun meloncat ke lantai marmer yang dingin.
Zelo menatap Daehyun penuh kebencian. “Keluar”
Daehyun bangkit dari duduknya. Tangannya mulai membelai pipi Zelo
dengan lembut. Tak ada, reaksi yang di berikan oleh Zelo.
“Daejae eoh?”
Twitch. Wajah Zelo memerah antara malu karena rahasianya terbongkar
atau menahan amarah. Yang pasti, sekarang Zelo mengepal tangannya kesal. Entah
mengapa saat mendengar kata itu. Ingin rasanya ia memukul wajah Daehyun.
“Kau memerah. Malu atau marah?” tangan Daehyun yang sebelah ia
gunakan untuk mengunci pergerakan Zelo. Namun, sebelah tangannya masih setia
berada di pipi Zelo yang mulus tanpa cacat.
“Menyingkir dariku” desis Zelo.
“Tidak sebelum kau mengaku”
“Mengaku apa?”
“Kenapa kau berfikir seperti itu? ah tunggu aku belum selesai.
Kenapa kau berfikir aku menyukai Youngjae?”
“Jangan sok tahu”
“Baiklah, ceritakan padaku. Kenapa kau mengirimiku pesan seperti
ini. ‘Satu untuk DaeJae dan nol untuk Daelo’ apa maksudnya?”
Zelo membulatkan kedua matanya. Di kepalanya ia masih berfikir
kapan ia mengirimi pesan seperti itu pada Daehyun.
“Aku tidak mengirimi hal seperti itu”
“Mengaku saja” salah satu jemari Daehyun menyentuh bibir Zelo
dengan lembut.
“Aku tidak pernah hyung”
“Kau cemburu”
Zelo menundukkan kepalanya. Apa benar ia cemburu. Cemburu untuk
apa. Daehyun bukan miliknya. Daehyun bebas dengan siapapun.
“Tidak”
“Aku mencintaimu”
Zelo membulatkan kedua matanya. Apa itu yang didengarnya. Katakan
pada Zelo jika itu nyata. Katakan padanya jika ia tidak salah dengar.
“Aku juga mencintaimu Jung Daehyun. Hei. kemana kata itu? aku ingin
mendengarnya langsung dari bibir manis ini. Kumohon” Daehyun menyentil pelan
bibir Zelo sambil memasang wajah memohon.
“Kau terlalu percaya diri Jung”
“Buktinya kau nyaman berada di posisi seperti ini”
Zelo mengerjabkan matanya berkali-kali. Tangan Daehyun berada di
pinggangnya dan yang satu lagi berada di wajahnya. Dan, kenapa ia bisa menempel
dengan dinding. Tiba-tiba wajah Zelo memanas menyadari posisinya dengan
Daehyun. Sumpah serapah untuk dinding yang menghalangi jalan Zelo.
“Kau benar nyaman ya? Tenang, aku juga nyaman berada di posisi
seperti ini”
Dugh. Tangan Zelo yang bebas dari Daehyun melayang tepat di kepala
Daehyun.
“Kau suka sekali memukulku”
“Menyingkir dariku”
“Jadi, apa jawabmu?”
“Kau bercanda”
Grep. Tangan Daehyun menangkup wajah Zelo. Manik matanya beradu
dengan Zelo.
“Apa aku sedang bercanda Choi Junhong?”
“Tidak” Zelo tersenyum manis menanggapi.
“Jadi?”
“Kau tidak mempunyai hubungan khusus dengan Youngjae hyung?”
“Tidak”
“Baiklah”
“Apa?”
“Jung Daehyun. Saranghanda”
“Akhirnya kau mengaku juga Jung Junhong”
Chuu~
OMAKE:
Yongguk meneguk beberapa gelas cola untuk kesekian kalinya.
Pandangannya tidak beralih dari foto Daehyun dan Zelo.
“Aku dapat ide”
“Apa?”
“Satukan saja mereka”
Jongup menatap heran Yongguk. Maksud dari ucapannya itu apa.
“Kau. Sedang apa?” Jongup sedikit menyenggol bahu Himchan, membuat
sang empunya sedikit oleng.
“Sedang berkirim pesan dengan Daehyun” Himchan tersenyum penuh
makna.
“Bawa mereka ke suatu hotel. Lalu, mereka akan melanjutkannya.
Namun, kita butuh pelayan kamar untuk melihat keberhasilannya” Yongguk menatap
Himchan penuh harap. Himchan yang sedari tadi tidak mendengarkan hanya heran. “Kau
mau kan?”
“Apa?”
“Setuju” Jongup dan Youngjae berhigh-five ria. Sedangkan Himchan
hanya melongo bingung.
FIN.






0 comments:
Post a Comment