Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Mask

Draco Lucius Malfoy yup, Draco Malfoy pemuda berambut pirang nan tampan itu masih mengusap hidungnya. Entah mengapa pagi ini hidungnya mengeluarkan darah tidak jelas. Dan berakhir ia menggunakan masker yang telah ia buat untuk menutupi sebagian wajah tampannya. Walaupun ia juga masih membawa saputangan di tangannya. Siapa tahu nanti bocor.
MASK
“Hei. Kenapa menutupi mulutmu seperti  itu?” Vincent menatap Draco dengan penuh selidik. Sedangkan Draco hanya menoyor kepala Vincent kesal.
“Bukan urusanmu bodoh”
“Haha ketampananmu hilang Malfoy”
“Ha!”
“Sana kau ke Professor Severus Snape mungkin ia menemukan ramuan untuk membuat wajahmu semakin merah haha”
“Jangan membuat lelucon yang konyol Vincent”
Draco melanjutkan perjalanannya menuju ke asrama Gryffindor untuk menemui sang musuh ̶ Harry Potter. Ya, menurutnya hanya musuhnya yang bisa membuat hidungnya terus mengalirkan darah. Karena, terakhir kali sebelum ia tidur Harry memukul wajahnya.
“Kenapa tidak bisa sembuh” Draco tiba-tiba teringat dengan perkataan Vincent. “Tidak mungkin aku ke Professor Snape. Lebih baik ke Harry langsung”
Draco mulai melepas maskernya kasar. Telat darahnya sudah merembes ke maskernya. Draco mulai menutup sebagian wajahnya dengan sebelah tangannya. Brengsek. Lama-lama ia bisa mati kehabisan darah jika begini. Tidak. itu tidak boleh terjadi padanya.
“Kau memang bodoh mate”
Draco menghentikan langkah ia mengenal suara ini. Di mana ia yakini jika suara itu membawa musuhnya ke hadapannya sekarang juga.
“Semoga aku tidak diapa-apakan oleh Mr. Malfoy itu”
Draco mengusap hidungnya berkali-kali menghilangkan bekas darah yang sudah keluar sejak tadi. Bagaimana bisa, bahkan ia baru mendengar suara musuhnya itu. Tapi, kenapa hidungnya mengeluarkan darah lebih banyak.
“Tuan Malfoy. Sedang apa kau di sana?” kali ini perempuan Granger bertanya polos saat melihat Draco menempel pada dinding sambil menutup wajahnya.
Draco dengan cepat masih menutup hidungnya dengan sebelah tangannya. Berlari meninggalkan  trio emas itu dengan tanda tanya besar.
=3=
“Bagaimana bisa? Semua otakku di isi oleh bocah potter itu”
Draco masih menutup hidungnya saat sudah sampai depan asramanya. Demi Merlin bagaimana bisa itu semua terjadi padanya. Pada seorang Malfoy.
“Kau kenapa?”
Draco melirik ke arah perempuan itu. Ginny Weasly.
Draco masih menutup hidungnya hingga ia mengeluarkan suara yang berbeda karenanya. “Tidak apa. Kenapa kau bisa di sini?”
Ginny tersenyum lebar saat pertanyaan itu keluar dari belah bibir Darco. “Aku mengikutimu”
“Untuk apa?”
“Karena. Kau. Menyukai. Harry”
Draco terdiam. Dahinya mengernyit bingung mendengar penuturan si muda Weasly itu. Otak jeniusnya mulai menimang apa yang terjadi padanya pagi ini.
“Ha! Malfoy. Jika otak jeniusmu itu tahu. Perbedaan antara membenci dengan mencintai itu hanya setipis kertas” Ginny menyeringai senang mendapati raut wajah berbeda dari seorang Draco Malfoy. “Tapi, aku tidak akan melepas Harry padamu”
“Bukankah kau putus dengannya. Apa masalahmu”
“Dia hanya melindungiku dari Voldemort. Setelah ia mendamaikan dunia ini kami akan menikah. Mengerti.”
“Aku sudah sangat menunggunya”
Apa Draco baru mendengar ancaman dari seseorang yang ingin merebut ‘miliknya’. Rasanya sangat konyol bukan. Ayolah, ia seorang Malfoy. Dan, ia tidak akan membiarkan siapapun merebut miliknya.
=3=
Draco melirik kesal melihat Ginny yang ‘menyerang’ Harry-NYA. Ayolah, jika Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny berarti ada masalah dalam hubungan itu sama seperti hubungan Harry dan Cho Chang. Tapi, kenapa perempuan itu tidak sadar juga.
“Aku ada urusan lepaskan tanganmu”
Draco menutup hidungnya. Damn. Sebenarnya ada apa dengan tubuhnya. Menyusahkan.
“Urusan dengan siapa?”
“Ron. Ah, maksudku Draco. Ya, Draco. Jadi bisakah, kumohon”
Hampir saja Harry menyebut Ron yang notabene adalah kakak dari Ginny. Bisa saja Ginny mencari alasan untuk tetap menempel padanya. Seperti, ‘aku ingin bertemu dengan Ron kakakku’. Atau ‘kalau begitu kita jalan bersama saja. Kan satu asrama’.
Draco yang mendengar namanya dipanggil oleh Potter muda itu mulai mendongakkan kepalanya dan berjalan mendekati Harry. Walaupun sebelah tangannya masih ia gunakan untuk menutup hidungnya.
“Harry”
Draco mendaratkan sebelah tangannya ke bahu sempit Harry. Sedikit menyeringai ke arah Weasley muda di sebelah Harry. Walaupun seringainya tertutupi oleh tangannya.
“Ah, aku harus pergi”
Harry melepaskan genggaman tangan Ginny dari lengannya dengan sangat pelan. Setelahnya ia menarik paksa Draco untuk menjauh dari Ginny.
“Hei tunggu. Kau mau membawaku kemana?”
Harry menghentikan langkahnya saat merasakan telinganya mendengar suara yang tidak asing baginya. Ia menoleh ke belakang mendapati Draco yang masih menatapnya dengan tatapan malas.
“Kau. Mau apa lagi kau?”
Hardikkan kasar Harry hanya membuat Draco melirik ke arah tangannya yang masih setia digenggam oleh pemuda potter itu.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu”
Harry membalikkan tubuhnya kesal lalu kembali berjalan dengan sebelah tangannya masih berpautan dengan tangan Draco. Ayolah, kapan Harry sadar jika tangannya itu bisa membuat seseorang mati karenanya.
“Harry” Harry menghentikan langkahnya tanpa membalikkan tubuhnya. “Kau menyukaiku ya?”
“A-apa maksudmu?”
“Maksudku. Bisa kau melepaskan tangan kotormu itu dari tanganku”
Harry menundukkan kepalanya memperhatikan kedua tangannya bergantian. Demi Merlin. Kenapa ia tidak sadar jika jemari tangannya mengumpat di sela-sela tangan Draco. Oh, god bisa mati malu dirinya.
“Memangnya tidak boleh”
“Tentu saja tidak”
Harry berbalik menatap tajam Draco tanpa ada niat untuk melepaskan tautan tangannya itu. Jangan tanya kenapa. Mungkin tangannya sudah nyaman dengan kehangatan dari tangan Draco.
“Kenapa kau menutup hidungmu seperti itu?”
“Karena kau bau”
Harry mendengus sebal. “Apa maksudmu?”
“Maksudku. Aku mencintaimu”
Harry membelalakkan kedua bola matanya kaget. Hei, sudah lama ia menutupi hubungannya dengan Draco dengan berhubungan dengan perempuan di luar sana ataupun dengan perkelahian kecil di antara mereka. Dan, dengan idiotnya Draco membocorkan hubungan mereka.
“Lovely. Kamu kenapa?”
Harry menurunkan sebelah tangan Draco yang masih setia menutup hidungnya. Jemarinya mulai menghapus bercak darah di bawah hidung sang kekasih. Ya, kita bisa menyebutnya seperti itu sekarang.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu” Harry menjawab datar. “Apa ini dari kemarin? Kemarin aku melihatmu memakai masker dan menutupi hidungmu ini” Harry mencubit kecil hidung Draco.
Draco tersenyum kecil melihat betapa manisnya tingkah laku kekasihnya ini. Demi Merlin. Ia bisa-bisa mimisan lagi karenanya.
“Aku?” Draco tersenyum meledek ke arah Ginny yang memang sudah ia perkirakan akan ada di belakangnya itu.
“Ya. Kau, memang siapa lagi?”
“Hanya mendeklarasikan sebuah pernyataan jika kau itu milikku” Draco mengelus pelan permukaan pipi Harry.  “Dan agar tidak ada satupun orang yang mengaku jika kau adalah miliknya”
Harry tersenyum lembut mendengarnya. Ia sangat tahu jika kekasihnya ini sangat pencemburuan. Memang, ia berusaha menyembunyikan hubungannya dengan Draco. Dan, itu juga dengan izin dari Draco sendiri. Namun, ya, begitulah. Draco yang membuatnya memutuskan hubungan dengan Cho dan Ginny.
“Kau aneh”
Draco yang memintanya untuk berpacaran dengan Cho dan Ginny. Tapi, Draco juga yang memerintahkan untuk memutuskan hubungan dengan alasan yang konyol. Juga karena Draco ia selalu meladeni setiap perang antara dirinya dan Draco.
“Hee? Kau mencintai si aneh ini kan?”
“Tidak. aku mencintai Ginny”
Harry tersenyum meledek ke arah Draco sebelum akhirnya ia tertawa kecil.
Draco menatap tajam kedua bola mata indah Harry. Apa maksud dari perkataannya. Jangan sampai kekasihnya ini malah mempermalukan seorang Draco Malfoy dan membuat semua orang mengira jika cintanya bertepuk sebelah tangan.
“Mau mencoba hal yang menyenangkan?”
Harry tertawa canggung. Ia tahu jika perkataan Draco itu mengandung unsur. Namun, ia masih tertawa kecil. Ia mulai melepaskan pautan tangannya dari tangan Draco beralih untuk mengalungkan kedua tangannya di leher Draco.
“Aku juga mencintaimu”
 “See? He’s mine”
FIN.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment