Sasuke membolak-balikkan majalah yang ada di tangannya dengan
bosan. Manik onyx milik Sasuke terdiam sesaat saat melihat rubrik ‘Pacar
Idaman’ ̶ semacam rubrik mencari jodoh. Sasuke membaca rubrik itu hingga bawah.
Sasuke menyeringai senang melihat sebuah angka yang ternyata adalah nomor
telephone.
“Kau akan jadi milikku Uzumaki”
*I Need a Girl*
=3= I Need a Girl =3=
Sejak ayah Sasuke berkata ‘Kau harus segera menikah. Kau ini tampan
Sasuke. Pasti banyak para perempuan yang tertarik padamu. Apalagi kau juga
kaya’. Sasuke terus mengulang-ulang kata-kata itu di kepalanya.
Memang, Sasuke adalah seorang pangeran di mata semua orang. Wajah
tampan berkharisma, konglomerat, otak yang cerdas, dan marga Uchiha yang
menempel di namanya, membuat ia terlihat benar-benar sempurna, atau sangat
sempurna.
Sifat angkuh dan cueknya membuat ia benar-benar dipuja banyak
wanita. Namun, dari banyaknya fans Sasuke. Tak ada sedikitpun dari mereka yang
ia sukai. Karena, kebanyakan wanita di luar sana hanya menggilai hartanya.
Sasuke meringkuk di ranjangnya yang berukuran king size. Manik
onyx-nya terpejam membayangkan sosok Uzumaki yang tadi di lihatnya di majalah.
Ia, jatuh cinta pada sang Uzumaki itu.
Sasuke ingat dengan kata-kata ayahnya yang kemarin. Dengan lihai
Sasuke menekan layar ponsel touch screen-nya. Dengan menarik napas yakin. Ia
mengirim sebuah pesan singkat.
Drrrt drrrt. Getaran dari ponsel Sasuke mengalihkan pandangannya
dari foto sang Uzumaki di majalahnya.
From: Naru
‘Aku Uzumaki Naruto. Salam kenal. Jangan memanggilku dobe. Teme!’





