Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Love is Never Wrong (Exo fanfiction)



*Love is Never Wrong*
Warn   : Shonen-ai. It’s my world. Kkeke~
Pair      : KaiSoo, SuKai, SuLay
FF ini pernah aku kirim di socmed. Tapi, akhirnya aku kirim disini juga deh. Hehe. -Akkey
Jika memang ini salah
Tunjukkan padaku yang mana yang benar
Bagimu dan juga bagiku
“Hyung” panggil Jongin atau biasa disebut Kai sambil bergelayut manja di lengan namja bernama Joonmyeon yang biasa dipanggil Suho.
“Ne” Suho menatap lembut kearah Kai.
“Sukidayo” ucap Kai dengan menggunakan bahasa Jepang sambil tersenyum lembut.

Deg.
Suho tahu menjalin hubungan lebih dengan adiknya sendiri itu sangatlah salah. Namun, ia tidak tahu harus berbuat apa. Kai begitu keras kepala. Bahkan terkadang Suho menyesali perbuatannya ini. Cinta yang diterima olehnya juga salah. Cinta Kai kepadanya tidak seperti adik yang mencintai kakaknya. Cinta Kai kepada Suho melebihi cinta adik kepada kakaknya. Cinta ini salah. Hubungan ini juga salah. Tapi tidak menurut Kai. Dan, Suho tidak mempunyai keberanian untuk membenarkan kesalahan ini.
“Sukida mo” Suho mengacak surai rambut Kai lembut.
Tidak. Jika Suho melontarkan kata yang salah itu akan membuat Kai terluka. Dan, dia tidak akan senang jika Kai terluka karena kesalahannya. Tapi, bagaimanapun juga Suho harus menghentikan semua ini. Semua ini salah.
Suho menghela napas pelan. Dengan tekad yang pasti dia mulai menggenggam tangan Kai.
“Kai. Kkamjjong” panggil Suho dengan hati-hati.
“Ne. Hyung”
“Akhiri semua ini eotte?”
“Maksudmu hyung?” Kai melepas genggaman tangan Suho pelan sambil menatap Suho dengan tatapan bingung.
“Ya. Hubungan ini salah Kai” lirih Suho pelan.
“Love is never wrong. Percaya itu hyung” Kai sedikit menaikkan satu oktaf di kalimat terakhirnya, berharap Suho mengerti itu.
“Cinta memang tidak pernah salah. Tapi hubungan ini salah Kai”
“Bahkan kau tidak memanggilku dengan sebutan Kkamjjong lagi. Kau membenciku kan hyung. Katakan” Kai berteriak geram.
“Aku tidak pernah membencimu. Percayalah. Aku selalu menyayangimu” Suho mengelus lembut pipi Kai. “Anggaplah kita tidak punya hubungan lain selain hubungan kakak-adik” lirih Suho sambil berlalu meninggalkan Kai yang hanya terdiam membisu.
=3=
Pagi hari yang suram di keluarga Kim. Tak ada dialog sedikit pun yang keluar. Tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Dinding tebal seolah memisahkan kedua kakak beradik yang sangat itu.
Tuan dan nyonya Kim hanya diam saja. Mereka berdua tahu jika ada sesuatu yang tidak beres dari kedua anak mereka itu. Namun, siapa yang berani membuka pembicaraan saat kedua anaknya sama-sama diam dengan wajah yang benar-benar datar.
“Aku selesai” Kai bangkit dari duduknya berlalu tanpa senyum sedikitpun.
Setelah kepergian Kai akhirnya tuan Kim berani membuka pembicaraan.
“Jika kalian berdua ada masalah selesaikan dengan cepat. Aku tidak ingin rumah ini menjadi dingin. Kau mengerti maksudku kan?”
“Appa dan umma akan pergi selama tiga hari. Jadi, usahakan kau tidak membuat dinding penghalang. Dan, Yong ahjumma pamit selama tiga hari kedepan. Buat makanan untuk kalian sendiri. Arrachi” sahut Nyonya Kim tegas.
Suho bangkit dari duduknya menunduk tanda memberikan hormat, lalu berlalu tanpa mengucap sepatah katapun.
Suho mengikuti langkah Kai dari belakang. Pukk.
“Kau tidak ingin berangkat bareng dengan hyungmu yang tampan ini?” goda Suho.
Kai menepis tangan Suho yang berada di pundaknya. “Bukankah kau sudah membenciku” sindir Kai.
Suho menatap Kai intens lalu memeluknya erat. “Tak ada alasan untukku membencimu”
Sekarang Suho benar-benar menjadi seorang pengecut. Dia tidak pernah rela jika dirinya berjauhan barang semenit saja dengan Kai. Dan, sekarang Suho benar-benar menyesal dengan apa yang ia lakukan. Memang di bibir terlihat mudah. Tapi, nyatanya sangat sulit untuk dilakukan.
‘Maafkan aku yang hanya memberimu harapan’ batin Suho miris.
=3=
Saat bel istirahat berbunyi siswa di Boys Liberty School menghambur keluar kelas. Begitu pula dengan Kai. Ia langsung memusatkan perhatiannya kepada hyung tercintanya.
Deg.
Kai menggeram, giginya bergemelutuk sorot matanya tajam. Dia melihat Suho sedang jalan berduaan dengan lelaki yang entah siapa itu. Ini, pertama kalinya Kai melihat semua ini. Mereka berdua terlihat sangat akrab.
“Hyung” ucap Kai datar saat langkah kakinya telah mencapai dimana Suho berdiri.
“Hanya sekali ini saja. Kurasa hanya kau yang bisa melakukannya” Suho mengabaikan panggilan Kai.
“Hyung” bentak Kai datar, membuat banyak pasang mata yang menatap mereka bertiga.
“Ah, ne. Soo. Kenalkan ini adikku Kai. Kai kenalkan Do Kyungsoo temanku” ucap Suho sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Jlebb.
Beribu pedang menancap tepat di hati Kai. Ini kali pertama ia mendengar seorang Kim Joonmyeon atau Suho kakak, lebih tepat kekasihnya mengatakan bahwa ia adiknya. Bahkan, satu sekolah tidak ada yang mengetahui jika mereka berdua kakak-beradik. Ini benar-benar gila.
Terlalu perih untuk berada jauh dalam pembicaraan mereka berdua akhirnya Kai memutuskan untuk pergi. Tanpa berpamitan sedikitpun.
=3=
“Jadi, itu adikmu?”
“Iya. Dia terlalu possesive terhadapku. Kuakui aku memiliki perasaan yang sama padanya. Tapi, sepertinya kau bisa mengubah sedikit sifatnya” Suho menarik napas pelan. “Dia mencintaiku, tapi bukan sebagai hyung-nya. Sejujurnya aku juga memiliki hal yang sama. Namun, ini semua salah. Jadi, bisa kau membantuku? Setidaknya membuatnya menganggapku hanyalah seorang hyung baginya. Aku bisa membayarmu kalau itu diperlukan”
D.O tersenyum manis. “Tidak perlu. Kurasa aku merasakan sesuatu yang ganjil disini” D.O tersenyum penuh makna. “Aku akan berusaha”
“Tapi. Jangan buat dia melupakanku”
“Aku mengerti” D.O menatap Suho intens. “By the way. Kau bilang kau memiliki perasaan yang sama bukan? Apa kau bisa melupakannya secepat itu?”
Suho tersenyum miris menanggapi. “Aku tidak akan melupakannya”
D.O menatap Suho dengan mata yang berbinar-binar. “Manisnya” tanpa aba-aba D.O memeluk Suho dengan erat.
Di sisi lain sepasang mata dari arah yang berbeda menatap tak suka kearah mereka berdua. Namun, tidak ada dari mereka yang menyadari tatapan itu.
=3=
Suho tetap setia menunggu Kai di depan gerbang sekolah. Ia berniat mengajaknya makan bersama dengan D.O, namun orang yang sedari tadi di tunggu tidaklah kunjung datang.
“Aku akan kekelasnya”
D.O berlari kecil menuju gedung sekolah Kai ̶ di sini ada empat gedung. Gedung satu sebelah barat itu terdiri untuk anak kelas atas atau lebih tepatnya kakak kelas dasinya-pun dibedakan warna. Untuk anak kelas atas seperti D.O dan Suho itu menggunakan warna biru. Gedung kedua sebelah utara terdiri dari kelas bawah atau lebih tepatnya untuk para adik kelas yang masih semester satu hingga empat bahkan gedungnya itu memanjang dan bertigkat tiga. Menggunakan dasi berwarna hijau. Gedung ketiga disebelah timur bersebelahan dengan gedung keempat. Disana hanya gedung untuk belajar. Seperti lab, ruang osis dan gedung olahraga. Di gedung keempat hanya diisi jika hari Minggu dan hari-hari tertentu karena itu gedung eskul dan gedung serbaguna. Disetiap gedung ada satu UKS dan satu ruang guru. ̶  yang tepatnya berada di sebelah utara.
Mau tak mau Suho harus mengikuti langkah D.O takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan olehnya maupun oleh D.O.
=3=
“Kau tau Lay? Kurasa dia sudah melupakanku. Dia sudah punya yang lain. Bahkan seumuran dengannya. Aku pasti kalah” ucap Kai dengan nada sebal.
“Aku akan membatumu. Tenang saja”
Zhang Yi Xing. Atau Lay. Keturunan China teman baik Kai. Namun, walaupun mereka teman baik. Tapi banyak yang tidak Kai ketahui tentang Lay. Dia benar-benar tertutup. Dan Kai bertemu lagi dengan Lay sejak perpisahannya semasa ia sekolah dasar. Dia pemalu, tapi siapa yang tahu di dalamnya.
“Kenapa belum pulang? Kakakmu menunggumu di gerbang sedari tadi” D.O mendekati Kai yang sedang meringkuk di mejanya.
“Pergi” Kai menjawab datar.
“Ya! Aku akan keluar jika kau juga keluar”
“Kubilang pergi”
D.O menarik tangan Kai yang dengan cepat ditepis oleh Lay yang tepat di sebelah Kai.
“Ambil yang kau mau dan pergi” ucap Lay dingin.
Cklek cklek cklek. Suho memainkan kenop pintu mengalihkan tiga pasang mata yang menatap tajam ke arahnya.
“Kkamjjong” panggil Suho lembut sambil mendekati Kai yang masih memperlihatkan sorot kebencian pada matanya. “Kajja” Suho mengulurkan sebelah tangannya.
“Aku akan pulang bersama Lay. Sebagai kakak yang baik apa yang akan kau lakukan heum?” sindir Kai.
“Lay? Siapa?”
“Tidak  ada hubungannya denganmu”
Twicth. Suho tahu banyak tentang teman-teman Kai, namun siapa yang dimaksud Kai. Seiingatnya Kai tidak mempunyai teman yang bernama Lay. Suho mulai kesal dengan semua ini. Dengan cepat dia menarik tangan Kai dan mengecup pipi Kai sekilas. Lalu, menatap Kai dengan mata menyipit.
“Pulang” Suho mengeratkan pegangannya di tangan Kai atau lebih tepatnya mencengkram tangan Kai. “Sekarang. bersamaku” ucap Suho penuh penekanan.
“Appo. Hyung”
Brakk.
Suho terpental akibat tendangan Lay. Suho mulai menatap Lay dengan terpesona. Hei, siapa yang tidak tahu jika dia adalah president school.
“Kau ini orang macam apa?” Lay mengerucutkan bibirnya.
Suho menutup hidungnya dengan sebelah tangannya. Sial. Dia mimisan. Tidak keren sekali, jika ia mimisan di tengah suasana yang seperti ini.
Tap. Lay turun dari meja. Dengan rasa bersalah yang tinggi dia mulai mendekati Suho.
“Ini” Lay menyodorkan sapu tangannya tepat di depan Suho.
Suho menatap tangan Lay datar. Lalu beralih ke bibir Lay. Lagi-lagi Suho mengalihkan pandangannya. Ini membuatnya gila. Dan, jangan pernah bilang jika dirinya menyukai namja yang ada di hadapannya sekarang.
“Hyung. Sepertinya yang ditendang Lay bukan wajahmu. Kenapa tiba-tiba kau mimisan?” ucap Kai sambil memasang pose berfikir di mejanya.
“Hentikan semua ini dan kita pulang” akhirnya D.O membuka suara.
“Setuju” ucap Lay lalu berbalik menatap D.O dengan tatapan bingung. “Omong-omong kalian berdua siapa?” tanya Lay pabo.
Sesungguhnya, Lay sudah mengenal Suho. Bahkan ada dia mempunyai rasa terhadap Suho. Namun, jika dia bilang dia sudah tahu Suho itu gawat. ya, walaupun Suho memang terkenal. Tapi, tetap saja gawat baginya. Kan, disini dia jadi murid pindahan. Berpura-pura harus ia lakukan.
Suho bangkit dari posisinya. Dengan cepat Suho menendang patahan kaki Lay membuat Lay terduduk di tempat. Tiga pasang mata menatapnya tajam. Dan yang ditatap hanya mencibir.
“Kau kenapa? Tidak bisa berdiri? Ck” cibir Suho. “Ayo kita pulang” Suho menarik tangan Kai namun tak ada respon dari Kai.
“Setidaknya Lay mau membantumu tadi” ucap Kai dan D.O berbarengan.
Suho menghela napas pelan, sedikit dibaliknya badannya. Suho menatap Lay yang masih berusaha untuk bangkit dari duduknya. Berlebihan?. Hei. coba saja jika kaki kalian ditendang dibagian belakang lutut. Kalian coba saja nanti dan rasakan.
“Baiklah. Aku tahu itu kode” cibir Suho.
Suho mulai membangunkan Lay dengan lembut. “Ghamsahamnida” ucap Lay pelan.
=3=
“Ah iya, aku Kim Joon Myeon. Kau bisa memanggilku Suho. Dan  dia Do Kyungsoo” Suho menatap D.O yang berjalan di depan mereka berdua dengan Kai disebelahnya.
“Ah. sunbae?”
“Hn” Suho menanggapi.  “Jadi, Kau jadi pincang ne?” tanya Suho sambil memperhatikan cara berjalan Lay.
Memang, akhirnya mereka ̶ Suho, Lay, Kai, dan D.O ̶ memutuskan untuk pulang bersama. Bahkan mereka jalan berdua-berdua. Kai dan D.O ada di depan Suho dan Lay. Soalnya, Suho bilang pada mereka. ‘Jangan jalan berempatan begini. Kalian akan memenuhi jalanan jika begini’. Dan hanya dituruti oleh Kai dan D.O.
Kenapa Kai tidak bareng Suho. Karena, Suho bilang. ‘Lebih baik aku bareng Lay saja aku rasa ia masih belum bisa berjalan dengan baik’. Sangat modus.
“Ah. tidak kok”
“Mian” lirih Suho sambil mengecup singkat pipi Lay.
Lay merasa kedua pipinya memerah. Jantungnya berdegup kencang melebihi biasanya. Orang yang ia sukai. Menciumnya, ya walaupun hanya sekedar di pipi. Tapi, perbuatan itu bisa membuat Lay terbang ke langit.
Suasana diantara mereka berdua menjadi sedikit canggung. Lay yang masih mencoba menyibukkan diri dengan ponsel di tangannya. Dan, Suho yang berjalan santai sesekali ekor matanya memperhatikan Lay.
“Lay” ucap Kai lantang membuat Lay sedikit tersentak kaget. “Kau bilang tadi kau akan menginap dirumahku kan?”
Lay menatap Kai dengan raut wajah bingung. Ia tak pernah ingat kapan ia bilang seperti itu. Kebohongan apa lagi yang sedari tadi difikirkan oleh Kai.
“Eh? Memangnya kap ̶ ”
“Sudahlah tak usah malu-malu. Ngomong-ngomong kau nginap di rumahku juga ne. Biar rumahku ramai”
D.O yang merasa dirinya ditunjuk oleh Kai terdiam beberapa saat, hingga akhirnya ia mengangguk pelan. Kai mulai menatap Suho meminta izin.
“Terserahmu. Tapi aku tidak mau memasak untuk kalian”
“Tidak perlu khawatir. Lay sedikit bisa memasak kok. Jadi nanti kita tinggal duduk seperti raja saja. Hehe” Kai tertawa garing.
Kepalan tangan Lay tepat mengenai kepala Kai, membuat Kai sedikit meringis. “Aku bukan pembantumu. Lagi pula kap ̶ ”
“Baiklah. Kita kerumahku”
“Jangan memotong ucapanku bodoh” geram Lay.
“Sudahlah. Dia memang seperti itu” Suho menengahi dengan ‘angelic smile’nya membuat Kai dan Lay bahkan D.O pun, serta orang yang berlalu lalang hampir oleng karenanya.
=3=
Sesuai kata Kai, Suho dan Kai hanya berkipas-kipas ria di ruang tengah. Kai menyandarkan kepalanya di pundak Suho. Ingin sekali ia mengelus surai kehitaman milik Kai. Namun, ia menahan semua itu. Ingat, D.O akan membereskan kemelencengan yang ia buat. Semoga saja seperti itu.
“Hyung?”
Suho bergumam menanggapi, bahkan ia tidak menatap Kai yang sekarang tengah berbaring di kedua pahanya.
Kai menghela napas pelan. Kesal. Itulah yang di rasakan Kai.
=3=
“Lay?”
“Eungg.. Yixing, sunbae” D.O menatap Lay dengan bingung. “Ah, kau boleh memanggilku Lay sunbae” ucap Lay canggung.
“Kau bisa membantuku?”
Lay menghentikan kegiatannya memasak, menatap sekilas ke arah D.O.
“Jadi?”
Lay tersenyum lembut ke arah D.O “Tergantung”
“Mudah” ucap D.O diiringi dengan seringai di bibirnya.
=3=
“Hyung. Kumohon. Kiss me ne~” Kai menangkup kedua tangannya, berpuppy eyes ria di depan Suho.
Suho yang melihat Kai sudah berpuppy eyes hanya mengangguk singkat.
Chuu~
“Hyung” Kai menatap Suho kesal. “Kenapa hanya di pipi”
Suho terkekeh pelan melihat tingkah Kai yang menurutnya sangat out of character itu. Suho menangkup kedua pipi Kai, membuat Kai merona seketika.
“Ya! Disini ada kami” ucap Lay mengagetkan Suho dan Kai.
“Jangan ber lovey dovey ria di depan kami” sahut D.O menyetujui. Suho dan Kai masih terdiam dalam posisinya tanpa mempedulikan D.O maupun Lay.
“Kalian mau terbengong berapa lama? Jika tidak mau makan yasudah. Kajja hyung. Kita makan berdua saja. Kalau perlu kita habiskan persediaan makanan mereka”
Suho dan Kai yang mendengar penuturan Lay, langsung melompat ke meja makan.
=3=
“Hyung. Aku mau sekamar denganmu. Bukan dengan dia” Kai berteriak sambil menunjuk-nunjuk D.O yang ada di sebelahnya. “Jika tidak bisa denganmu, minimal dengan Lay. Aku tidak mengenalnya. hyung”
Suho tersenyum kecil. “Karena kalian belum saling mengenal itu” Suho masih memasang ‘angelic smile’nya. “Sudahlah, jja” Suho berlalu sambil menarik tangan Lay yang ada di sebelahnya itu.
“Hyung” triak Kai sambil menahan tubuh Suho. “Biar adil” Suho mengernyitkan dahi. “Kita tidur berempat”
“Tidak” ucap D.O dan Lay berbarengan, sekilas Suho tersenyum penuh arti.
“Kenapa? Kan kamar hyung berukuran King size. Sepertinya pas”
“Tidak. Itu pas. Tidak ada lebih” bentak D.O.
“Kenapa kau membentakku? Memangnya siapa kau?”
“Aish. Terserah apa yang akan kalian lakukan. Yang aku tahu. aku tidur di kamarku. Jangan ganggu” Suho melambaikan tangannya lalu masuk ke kamarnya. “Lay. Kau tidur denganku atau dengan siapa?”
“Denganmu” ucap Lay cepat.
=3=
“Pokoknya kau tidur di ruang tengah. Dan jangan masuk ke kamarku. Arrachi?”
Sepeninggalan Suho dan Lay. Ternyata Kai masih tidak terima jika dia tidur bersama D.O. namun, D.O hanya bisa pasrah. Mungkin, dengan perlahan Kai akan menerima dirinya.
“Setidaknya beri aku selimut”
Brakk.
Pintu kamar Kai tertutup dengan menimbulkan bunyi yang keras, membuat D.O kaget.
“Aish. Sabar. Sabar” D.O mengelus dadanya menahan amarah yang hampir di puncak.
Kriett. Decitan pintu membuat D.O mendongak. Pintu eboni itu terbuka pelan, menampakkan sosok Kai yang sedang berdiri angkuh.
“Kau, tidur denganku” ucap Kai ketus sambil membuka pintu kamarnya lebar.
“Gomawo” D.O masuk ke kamar Kai dengan kepala menunduk.
“Jangan kepedean ya. Aku melakukan ini karena hyung mengancamku” Kai menjawab seakan tahu apa yang difikirkan D.O.
‘Lagi-lagi karena Suho. Sekali saja karena keinginanmu. Aishh. Apa yang aku fikirkan’ batin D.O kacau.
=3=
Di kamar Suho yang posisinya bersebelahan dengan kamar Kai, Suho tengah tersenyum penuh kemenangan. Sambil berkedip genit kearah Lay yang menatapnya heran.
“Kau ini kenapa?”
Suho tersenyum penuh arti. “Tidak ada” Suho mengecup pelan dahi Lay, membuat Lay merona karenanya. “Selamat tidur”
=3=
“Sunbae” Lay mengguncangkan badan Suho pelan. “Sunbae. Irreona”
Suho membuka matanya, menatap Lay datar. “Tak ada morning kiss?”
“Ck. Memangnya kau ini siapa sunbae?. Sudahlah bangun. Aku dan D.O telah memasak sarapan”
“Kai?”
“Sedang dibangunkan oleh D.O sunbae”
=3=
“Kai” triak D.O tepat di telinga Kai.
“Ughh. Nanti hyung. Lebih baik kau temani aku disini” desis Kai sambil menarik tangan D.O lalu memeluknya erat.
“Kai. Ini aku D.O” ucap D.O sambil memencet hidung Kai.
Kai mengerjapkan matanya mencocokkan dengan sinar matahari yang menyeruak dari sela-sela tirai di kamarnya. D.O masih memencet hidung mancung Kai berusaha membuat Kai terbangun. Setelah, kesadaraan yang dikumpulkan Kai.
“Kau” jerit Kai horor. “Kenapa kau bisa disini. Dan turun dari tubuhku”
“Apa kami mengganggu?” Suho dan Lay mengintip di balik pintu kamar Kai.
“Hyung. Ini tidak seperti yang kau lihat hyung. Kumohon percaya padaku. Ughh” ucap Kai panik saat melihat Suho yang melongokkan kepalanya.
“Baiklah, lanjutkan aktivitas kalian”
Kai tercengang dengan ekspresi yang Suho berikan kepadanya. Tidak ada ekspresi kecemburuan dari sorot matanya. Apakah Suho sudah tidak mencintainya lagi.
“Jangan melamun. Yang lain sudah menunggu di bawah”
Kai menatap kepergian D.O dengan tatapan datar. Tangannya mulai mengepal erat.
=3=
Jiwa possessive di dalam diri Kai membuncah saat melihat Lay menggandeng tangan Suho menuruni tangga mesra. Dengan penuh tekad Kai mendorong Lay dari belakang. Namun, ternyata Suho menyelamatkannya. Dan, akhirnya Suho mengancam Kai agar tidak melakukan hal aneh yang akan membunuh seseorang lagi.
Dia milikku. Kata itu yang terulang-ulang di otak Kai. Dari berbagai cara Kai mencoba melukai Lay. Namun, nihil. Sama sekali tidak ada hasilnya.
Lelah. Kesal. Cemburu. Jadi satu. Akhirnya, ia rela jika ia harus berbagi pada Lay. Tapi, hanya sedikit. Tidak sepenuhnya. Karena, menurutnya Suho selamanya miliknya.
“Kyungsoo-ah”
Entah mengapa saat mendengar nama itu sontak Kai menoleh mendapati D.O yang tersenyum manis entah kepada siapa. Yang Kai tahu. Ia tak mengenali pria yang menghampiri D.O itu.
Entahlah, saat melihat D.O tersenyum, hati Kai menjadi tenang dan jantungnya berdetak lebih dari biasanya. Tapi, bukankah Kai pernah melihat D.O tersenyum saat perkenalan pertama? entahlah, Kai merasa senyum D.O kali ini lebih indah.
=3=­­­­
Semua ini terjadi begitu saja
Tidak ada rencana sama sekali
Karena hati tidak akan berbohong
=3=
Tiga hari berlalu, D.O dan Lay dipaksa Suho menginap sampai appa dan ummanya pulang. Bahkan Suho sudah menyiapkan kebutuhan yang kira-kira dibutuhkan oleh D.O maupun Lay.
Pagi yang cerah. Kai, masih cemburu dengan kedekatan Suho dan Lay Saat menyantap makanannya pun Kai benar-benar diam tanpa kata. Bahkan, untuk melirik sekilas ke arah Suho pun tidak ia lakukan sama sekali. Benar-benar berbanding terbalik dengan Kai yang biasanya.
Kai menatap makanannya malas. Tak ada niatan untuk makan nasi goreng bikinan D.O. Ia merasa muak dengan sikap Suho yang secara tersirat ingin menjauhinya.
“Aku selesai” Kai bangkit dari duduknya tanpa melirik ke arah Suho sedikitpun.
Selang beberapa menit setelah kepergian Kai, Suho menatap D.O mengisyaratkannya untuk mengejar Kai.
D.O pun beranjak dari duduknya sedikit membungkuk pamit kepada Suho dan Lay, lalu menyusul kepergian Kai. Dan, dimenit berikutnya Suho dan Lay menyusul kepergian KaiSoo.
“Apa baju Kai pas di tubuhmu?” tanya Suho memcahkan keheningan.
Lay mengangguk kecil sebagai jawaban. Suasana diantara mereka berdua sangat canggung. Sampai sebuah pertanyaan meluncur dari bibir Lay.
“Kau sudah memiliki kekasih sunbae?”
“Jangan memanggilku sunbae, panggil saja hyung” Suho mengacak pelan rambut Lay. “Kenapa? Kau ingin tahu? Ahhh. Kau menyukaiku ya?” gurau Suho seketika membuat Lay merona.
“Aishh. Ak-aku serius sunbae”
“Maksudmu hyung?”
“Iya, hyung”
“Punya” Suho menjawab santai. “KAIsihku” Suho mengerlingkan sebelah matanya.
“Eh? Kai maksudmu?”
Suho menganggkat bahu. Dengan seringai yang tercetak jelas di bibirnya Suho mempercepat langkahnya.
“Ya! Tunggu”
Suho menoleh sambil mengernyitkan dahinya. “Ingin sekali aku tunggu heum?”
Lay membuang muka tak mau menatap Suho. Kini wajahnya memerah campuran kesal dan malu.
“Kau merona” Suho menangkup wajah Lay yang tambah memerah.
=3=
Tangan D.O menepuk pelan bahu Kai dari belakang. Kai berusaha tak peduli, ia pun melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tanpa melihat kebelakangnya.
Perempatan muncul di dahi D.O. merasa di abaikan D.O menarik kerah baju seragam Kai, membuat Kai oleng kebelakang.
“Hyung. Kau ini apa-apaan?” Kai membalikkan badannya. “Kau. Kukira Suho hyung. Mau apa kau?”
D.O tersenyum kecil. “Saranghae”
=3=
Seminggu berlalu. Setelah, D.O mengucap kata saranghae kepada Kai. Kai menjaga jarak kepada D.O.
Sekarang, Kai menghabiskan waktu istirahatnya sendirian. Tanpa Lay. Lay akhir-akhir ini tidak bersama dirinya lagi melainkan dengan Suho. Mood Kai benar-benar buruk, ia menganggap Lay itu teman yang memakan temannya sendiri.
Angin sepoi-sepoi menyibakkan rambut kehitaman milik Kai.
“Hyung”
“Hm?”  Kai tidak begitu mendengar suara gumaman itu.
“Kenapa akhir-akhir ini kau bersama Lay? Kau tahu? Aku sangat cemburu. Kenapa? Apa ada yang kurang dengan diriku? Apa aku punya salah hyung? Hyung. Kumohon jangan menjauh dariku” Kai bermonolog ria sambil menyandarkan tubuhnya di bawah pohon, matanya mulai terpejam.
Chuu~
Kecupan singkat di terima bibir Kai. Manik mata Kai membulat seketika. Kai memegang bibirnya.
“Siapa dia?” Kai mengumpulkan kesadarannya. “Firts kiss ku” triak Kai frustasi.
=3=
“Kyungsoo-ah. Apa yang kau lakukan?”
“Tidak ada”
Kai menoleh. Mendapati D.O dan seorang pemuda bercengkrama. Entahlah, Kai merasakan ada kecemburuan di dalam tubuhnya. Ingin dia menghampiri pemuda itu dan meninju wajahnya yang mengesalkan.
Kai mengacak rambutnya frustasi. Ada apa dengannya. Kenapa ia cemburu.
Pukk.
“Kkamjjong?”
Suara itu. Suho. Kai berusaha mengabaikan suara itu. Namun, disisi lain ia ingin sekali memeluk hyung kesayangannya itu.
“Kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong kkamjjong”
“Aishh. Ne, Hyung. Wae?” Kai menjawab kesal tanpa menoleh sedikitpun kearah Suho.
“Cemburu ne?”
“Jika padamu iya hyung”
“Jika padanya?” Suho mulai memancing dengan kata-katanya.
“Aniya. Cintaku hanya untukmu hyung. Bukan untuknya”
“Jinjja?”
“Aishh”
“Melupakanku?”
“Aniya”
“Geotjitmal”
“Terserahmu hyung. Aku malas berdebat denganmu” Kai membalikkan badannya menatap Suho kesal, lalu berlalu meninggalkan Suho sendirian.
“Kau puas? Jujur. Aku tidak bisa melihatnya kesepian” Lay muncul dari tempat persembunyiannya.
“Sudahlah. Kau cukup membantu kali ini” Suho menampilkan ‘angelic smile’nya seraya mencium pipi Lay sekilas tanpa memperdulikan beberapa orang yang menatap heran kearah mereka.
=3=
“Bisakah kau membuka hati untukku?”
Kai terdiam membiarkan angin membelai lembut kulitnya tak peduli dengan suara-suara aneh yang didengarnya. Bosan melihat langit malam berbintang Kai menatap bawah. Manik matanya membulat lebar melihat siapa orang yang telah memasuki halaman depan rumahnya dan membuat suara-suara aneh itu. “Kau! Kenapa kau bisa disini? Pergi sana”
“Bisakah kau membuka hati untukku?”
Kai menggeram kesal mendengar kalimat itu. Giginya bergemelutuk marah.
“Enyahlah kau” Kai berteriak histeris.
“Kkamjjong ireonna”
Kai menatap Suho dengan tatapan horor. Dengan cepat ia langsung memeluk Suho erat seakan tak ingin pisah darinya.
“Siapa yang kau maksud?”
Kai menatap Suho penuh tanya. Namun, ia tahu apa arti dari pertanyaan Suho. Dengan gelengan kecil Kai menjawab pertanyaan Suho.
=3=
“Jadi mimpi itu. Apa maksudnya? Aishh. Apa-apaan ini. Tidak mungkin aku mencintainya. Ini kesalahan. Pohon jawab aku” triak Kai histeris sambil menggoyangkan pinus tua itu dengan kencang.
“Jangan membohongi dirimu sendiri”
Kai menghentikan aksi bodohnya. Menatap pohon pinus itu dengan tatapan horor. Dan ia membalikkan badan berharap ada seseorang yang melihat aksi bodohnya dan orang itu mempermainkan dirinya. Namun, nihil. Tidak ada seorangpun disana.
“Kejarlah”
Kai menatap horor pohon pinus yang ada dihadapannya. Dengan takut ia bertanya.
“Menurutmu aku mencintai D.O?”
“Ya”
Kai memutuskan untuk pergi meninggalkan pohon pinus itu untuk mencari D.O. Setelah mendengar penuturan pohon pinus itu dan mengingat mimpinya. Ia berusaha untuk membuka hatinya pada D.O.
Tanpa sadar, Suho dan Lay ber high-five ria setelah kepergian Kai.
=3=
“D.O hyung”
D.O yang merasa dirinya dipanggilpun menoleh dan tersenyum manis kearah Kai. Lalu, mendekat kearah Kai. Terdengar aneh memang bagi D.O, Kai memanggilnya dengan embel-embel hyung, namun tak masalah bagi D.O.
“Saranghae”
=3=
Jika memang ini salah
Kenapa kejadian yang sama terulang lagi
=3=
Satu bulan berlalu, di dalam lubuk hati  Kai ia ingin sekali memperkenalkan D.O kepada orang tuanya. Dan, sekarang ia dapat membawa kekasih hatinya itu ke rumah untuk diperkenalkan kepada kedua orang tuanya.
“Eh. Jadi ini yang namanya D.O? kyeopta” nyonya Kim memandang D.O dengan tatapan senang.
“Ah. jadi namanya aslimu siapa nak?” ucap tuan Kim penasaran.
“Do Kyungsoo ahjussi”
Nyonya dan Tuan Kim saling bertatapan. Sorot mata terluka dari manik mata nyonya Kim tercetak jelas membuat Kai dan D.O memandang heran.
“Maaf nak. Kami tidak bisa mengenalmu lebih jauh lagi untuk hari ini. Semoga kau bahagia?”
Kai menatap ayahnya heran. Ia tak mengerti dengan semua ini. Pasti ada yang tidak beres disini. Dan Kai harus mendengar sendiri atau terpaksa ia mencari tahu paksa.
=3=
Tepat tengah malam yang sunyi Kai terbangun. Sengaja, ia menyalakan alarm di handphone-nya. Memang ia masih mengantuk, tapi ada suatu hal yang penting yang harus di bongkar.
Kai mengendap-endap memasuki kamar Suho seperti seorang pencuri handal.
“Hyung? Kau belum tidur?”
“Belum. Kau sendiri? kenapa ada disini?” Suho mengalihkan pandangannya kearah Kai.
“Kau harus membantuku hyung. Ini penting”
Setelah mendengar penuturan Kai. Suho hanya menguap lelah. Ia sudah sangat mengantuk. Dengan sedikit terkantuk-kantuk Suho mengikuti langkah Kai menuju perpustakaan keluarga. Katanya sih mungkin ada suatu kenangan yang berharga yang tertinggal.
Setelah lebih dari dua jam berkeliling di perpustakaan keluarga akhirnya Kai dapat tersenyum puas mendapati buku album. Kai mencari Suho yang sejak tadi memutuskan untuk berpencar.
“Hyung”
“Wae?”
“Lihat”
“Memang siapa wanita itu? Itu bukan umma” Suho menyahut malas.
“Memang bukan. Ini umma D.O tahu. Kemarin aku bertemu dengannya saat mengantar D.O pulang”
“Apa urusannya?”
“Ah iya. Ini. Bacalah baik-baik”
Kai memutar foto tersebut dan menunjukkannya tepat di depan Suho. Suho membulatkan matanya seketika. Melihat tulisan yang ada di balik foto yang ditunjukkan Kai padanya. Manik matanya seolah tak percayan dengan apa yang di lihatnya.
‘My Beloved Wife’
Kai dan Suho saling bertatapan. “Jangan-jangan umma seperti itu karena. . . .” ucap Kai dan Suho berbarengan.
=3=
Finally, Love is Never Wrong
=3=
Setelah semua itu berlalu, Kai berpura-pura tidak tahu apa-apa mengenai seluk beluk sejarah keluarganya. Yang terpenting, liburan musim panas ini akan berlanjut bahagia di pantai.
Kai tidak peduli apa yang terjadi selanjutnya. Mungkin, jika appa dan ummanya melarang hubungannya dengan D.O dia akan menentang. Dia tak peduli masa lalunya. Karena masa depannya bukan di masa lalunya, tapi di depannya.
“Hyung”
Suho mengernyit bingung ke arah Kai, ia memposisikan tubuhnya berjalan di sebelah D.O sambil menggenggam erat tangan Lay.
“Kurasa aku memang dari lahir seperti ini”
Suho terkekeh pelan mendengar penuturan Kai. Dengan cepat Kai mengaitkan tangannya dengan tangan Suho di belakang D.O. Di sisi lain Kai juga menggenggam tangan D.O hangat. Sedangkan Suho juga melakukan hal yang sama kepada Lay.
Mungkin dulu hubungan Kai dengan Suho terlarang. Tapi, Kai yakin kali ini ia akan menang menghadapi semuanya. Tak peduli hubungan antara appa dan ummanya serta umma Kyungsoo. Pengen appanya poligami trus cerai. Dia tidak mau peduli lagi. Yang ia tahu, ia mencintai Do Kyungsoo dan satu hal yang baru di temukannya adalah. Love is Never Wrong.
FIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment