Valentine's Day Pumping Heart
RSS

When I Was Your Man



Xiumin atau Kim Min Seok sosok mungil dan imut itu menatap kesal saat melihat lokernya. Berpuluh-puluh foto dirinya dan beberapa rangkaian kata dibalik semua foto-foto dirinya. Dari pengirim yang misterius.
“Apa maumu sih?” triak Xiumin kesal membuat beberapa orang yang lewat menatapnya heran.
“Xiumin-ah”
“Ah. Kau” desah Xiumin bosan. Luhan yang melihat ekspresi temannya hanya mengerutkan keningnya.
“Kenapa?” tanya Luhan pelan.
“Kau tau? Siapa orang yang berinisial K?” tanya Xiumin menuduh sambil menunjuk-nunjuk hidung Luhan gemas.
“Kim”

“Kim?” Xiumin menatap datar. “Yakk. Yang bermarga Kim itu banyak. Termasuk aku” geram Xiumin.
Luhan hanya menatap temannya polos. Sedangkan Xiumin masih memasang tampang kusut sambil menebak-nebak siapa yang selalu ngespam di lokernya.
Luhan. Keturunan china. Tampangnya imut-imut cantik. Jika orang baru pertama kali melihatnya, pasti langsung merona sendiri. Wajah cantiknya tak tertahankan. Luhan dan Xiumin memang berteman baik. Namun, banyak sekali rahasia diantara mereka berdua.
“Jadi, siapa Kim yang kau maksud?” tanya Xiumin memecahkan keheningan.
“Kim Joon Myun? Kim Jong In? Kim Jong Dae?” jawab Luhan masih dalam pose berfikirnya. “Dan. Kim Min Seok”
“Banyak sekali. Eh. Tunggu-tunggu. Kim Min Seok?” kepalan tangan Xiumin tepat mengenai kepala Luhan. Sedangkan, Luhan hanya mengerucut bibirnya imut.
“Tapi menurutku tidak mungkin Suho ataupun Kai”
“Jadi, maksudmu? Chen? Begitu?” Xiumin berfikir sesaat. “Tapi, apa salahnya jika kita lihat ketiganya?”
“Ya. Terserah kau deh. Kau pilih saja sendiri”
“Kau tidak punya saran?”
“Besok. Datang paling pagi dan pulang paling sore? Bagaimana?”
Xiumin hanya mengangguk paham. Dan mempersiapkan untuk hari esok.
Target 1 Kim Joon Myun (Suho)
Hari ini Xiumin telah datang lebih dulu daripada biasanya. Dengan menaiki sepeda kesanyangannya dia menuju ke sekolahnya dengan perasaan yang tidak bisa di gambarkan.
“Nah, sekarang apa?”
Saat telah sampai di depan lokernya dengan hati-hati dia mulai membuka lokernya. Matanya membulat kaget. Lagi-lagi dia keduluan oleh sang pengirim misterius itu. Ingin rasanya ia membanting semuanya yang dia lihat.
“Kau sedang apa sepagi ini?”             
“Ah. Suho kau melihat seseorang yang memasukkan semua ini?”
Suho mulai melihat loker Xiumin yang telah di penuhi banyak kertas. Dengan senyum yang terus mengembang Suho terkekeh pelan.
“Aku tidak tahu menahu soal ini”
“Ngomong-ngomong kau disini sedang apa?”
“Aku memang datang jam segini. Tapi, aku tidak ada urusan. Ehm Bye” pamit Suho.
Xiumin hanya menghela napas pelan. Alasan yang aneh menurut Xiumin namun, siapa peduli dia mau apa sepagi ini.
“Kau benar-benar mengikuti saranku huh?” sebuah suara mengintruksi Xiumin membuatnya sedikit tersentak.
“Kau. Mengagetkanku”
“Maaf. Aku tidak menyangka untuk hal ini. Jadi?” Luhan mengerjapkan matanya beberapa kali. “Benarkah Joon Myun?”
“Maksudmu Suho? Ha~ah Sepertinya bukan. Dari gelagatnya tidak. Bagaimana menurutmu?”
Luhan hanya menggelengkan kepalanya. “Lagi pula dia sudah punya D.O” ucap Luhan polos.
Lagi-lagi Xiumin menjitak kepala Luhan membuat sang empunya meringis sakit. “Kenapa tidak bilang?” Helaan napas keluar dari mulut Xiumin. Tak disangka mereka berdua berdiri tepat di depan kelasnya.
“Tunggu kenapa kita ada disini?”
Luhan hanya mengangkat bahunya. “Entahlah aku hanya menurut kakiku saja”
“Kita kembali ke lokerku. Aku masih penasaran dengan pengirim misterius itu”
Saat telah tiba di depan loker Xiumin. Secara bersamaan alis Xiumin bertaut. Sedangkan Luhan hanya mengangkat bahu melihat tatapan Xiumin yang diarahkan padanya.
“Tadi lokerku belum ku tutup”
“Lalu, kau ingin bertanya padaku. Apa kau tahu siapa yang menutup lokerku. Hello. Tadi kita bersama bukan? Jika kau tidak tahu apa lagi aku” sahut Luhan sambil mengerucut bibirnya.
Xiumin tidak mempedulikan ocehan Luhan. Ia mulai membuka lokernya perlahan. Hanya satu foto. Dan itu foto dirinya bersama Suho barusan. Sudah bisa di pastikan jika bukan Suho pelakunya.
“Psst. Itu ada tulisannya” tunjuk Luhan.
Baozi. Jika kau fikir aku adalah si guardian angel atau Suho. Kau salah. Dan jangan pernah mengira yang aneh-aneh aku tidak menyukai itu.
KJD
“Dia itu peramal ya?” bentak Xiumin membuat Luhan mendecih pelan.
“Bukan, kurasa dia dekat denganmu”
“Maksudmu?”
Luhan hanya mengangkat bahu. Sambil berlalu begitu saja tanpa mengajak Xiumin yang masih terheran-heran sambil mencerna ucapan Luhan.
Target 2 Kim Jong In (Kai)
Jam istirahat kali ini Xiumin dan Luhan menguntit seseorang yang bernama Kim Jong In atau Kai. Pemuda yang sangat ia kagumi dari segi segalanya. Namun, Xiumin tidak ada rasa apapun pada pemuda ini.
“Kkamjjong” panggil seseorang membuat Xiumin dan Luhan yang lagi bersembunyi kaget.
Ternyata Chen, teman sekelas mereka. Setelah mengetahui siapa yang mengagetkan mereka ̶ Xiumin dan Luhan. Mereka berduapun menghela napas lega. Di balik dinding tempat mereka berdua bersembunyi.
“Sedang apa kalian berdua?”
Suara yang sudah di pastikan suara Kai membuat Xiumin dan Luhan menelan ludah masing-masing, tak ada satupun dari mereka yang bergerak sedikitpun. Bahkan untuk melihat ke belakang mereka tidak akan mau. Satu-satunya cara menghindari Kai adalah lari sejauh mungkin.
Xiumin dan Luhan saling bertatapan. Setelah itu mereka mengangguk pasti lalu pergi berlalu secepat mungkin.
Sedangkan Kai dan Chen hanya bertatapan bingung.
“Kenapa mereka bisa tepat di belakang kita?”
“Lupakan Kai. Pasti bukan Kai” sahut Luhan yang masih terengah-engah.
“Bagaimana kau bisa tau?”
“Kai itu milikku” triak Luhan langsung menutup mulutnya.
Xiumin menatap Luhan dengan tatapan seolah menuduh. Luhan hanya menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
“Kau pasti tahu siapa bukan?”
Luhan tak menjawab. Dia hanya terdiam sambil menggigit bibir bawahnya. Dengan cepat Luhan berbalik dan meninggalkan Xiumin sendiri.
“Jangan-jangan”
Karena Luhan sudah mengatakan jika Kai miliknya. Tentu saja tinggal satu nama lagi. Yaitu Kim Jong Dae atau Chen. Xiumin membuka buku notenya lalu mencoret nama Kim Jong In.
Target 3 Kim Jong Dae (Chen)
Saat bel masuk Xiumin melihat jika Luhan tengah menjauh darinya. Jadi, dia duduk sendiri karena Luhan menempati tempat Chen yang tepat duduk di sebelah Kai.
“Maaf” Xiumin menatap Chen yang tiba-tiba tepat berada di depannya.
“Untuk?”
“Semuanya” Chen tersenyum manis membuat Xiumin langsung mengalihkan pandangannya ke papan tulis.
Pats. Kilat cahaya kamera membuat Xiumin yang sedang bertelungkup di atas meja menatap kesal ke arah Chen.
“Chen” panggil D.O pelan. “Ada razia”
Chen menatap D.O kaget. Dengan cepat dia mengambil kameranya beserta handphonenya langsung dia bungkus layaknya sampah dan di taruh di balik papan tulis.
Xiumin yang melihatnya tercengang. Memang cepat sekali Chen melakukan itu semua. Namun, untuk apa Chen membawa kamera. Itu yang ada di otak Xiumin.
“Kenapa kau membawa itu semua? Bukankah kau sudah tahu larangan konyol yang ada di sekolah?”
“Aku? Hanya membuat seseorang merasa bahwa aku ada”
“Maksudmu?”
Xiumin memang tahu Chen itu terkenal. Tapi siapa coba yang mengangapnya tidak ada. Dia itu perfect semua orang tahu itu.
“Entahlah” Chen hanya mengangkat bahunya.
Xiumin memperhatikan setiap gerak-gerik Chen sampai ada satu yang menarik perhatian Xiumin catatan di bukunya bertuliskan KJD. Xiumin langsung membuka buku catatanya mencari satu foto di dalam tasnya. Sama.
“Kim Jong Dae” gumam Xiumin membuat Chen yang sedang asik mendengarkan penjelasan guru di depan menatapnya bingung.
“Ada apa?”
“Chen, Xiumin saya perhatikan kalian tidak fokus pada pelajaran. Silahkan keluar”
Chen dan Xiumin menatap tajam Park songsaengnim. Park songsaengnim hanya menatap datar.
“Aku masih ̶ ”
“Keluar” tegas Park songsaenim.
Xiumin hanya menurut tanpa sepatah kata pun dia meninggalkan kelas. Dengan di susul Chen yang tadi sempat di lempar penghapus papan tulis karena hampir mengeluarkan suara tinggi. Poor Chen.
Chen mengikuti langkah Xiumin sesekali dia mendahului Xiumin. Chen melihat dari kejauhan Xiumin sedang berdecak sebal di depan lokernya. Namun, Chen hanya tersenyum kecil dari kejauhan. Lalu mendekati Xiumin perlahan dan memeluk Xiumin dari belakang.
“Baozi?”
Xiumin yang sadar akan panggilan yang ditujukan padanya hanya terpaku melihat tulisan di balik foto dirinya dan Chen sambil melepaskan tangan Chen yang masih setia di pinggangnya.
Would U Be Mine again?
Semburat merah tercetak jelas di pipi Xiumin saat melihat tulisan tersebut. Membuat Chen yang melihatnya langsung mengalihkan pandangannya. Xiumin hanya terdiam Chen juga masih setia dalam posisi diam.
“When I was your man?”gumam Chen.
“Maaf. Kau terlalu berbeda dari yang dulu” Xiumin terkekeh kecil. “Dan maaf karena aku tidak mengingat passwordku dengan baik”
“Maksudmu?”
“Maksudku. Kita sudah tak bertemu lagi dari lima tahun yang lalu bukan? Siapa sangka Chen yang ku kenal dulu menjadi seperti ini” tawa Xiumin. “Kau tau? Aku yakin kau pasti mengirim banyak email padaku kan? Tapi, aku tidak mengingat passwordku jadi tidak aku balas. Lalu saat aku ̶ ”
Xiumin langsung terdiam. Chen memeluk erat Xiumin tanpa kata. “Saranghae” gumam Chen pelan.
Xiumin tersenyum manis. “Nado” Xiumin balas memeluk Chen. Tanpa sadar jika Park songsaengnim menggeram kesal dari kejauhan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment