Xiumin atau Kim Min Seok sosok mungil dan imut itu menatap kesal
saat melihat lokernya. Berpuluh-puluh foto dirinya dan beberapa rangkaian kata
dibalik semua foto-foto dirinya. Dari pengirim yang misterius.
“Apa maumu sih?” triak Xiumin kesal membuat beberapa orang yang
lewat menatapnya heran.
“Xiumin-ah”
“Ah. Kau” desah Xiumin bosan. Luhan yang melihat ekspresi temannya
hanya mengerutkan keningnya.
“Kenapa?” tanya Luhan pelan.
“Kau tau? Siapa orang yang berinisial K?” tanya Xiumin menuduh
sambil menunjuk-nunjuk hidung Luhan gemas.
“Kim”
“Kim?” Xiumin menatap datar. “Yakk. Yang bermarga Kim itu banyak.
Termasuk aku” geram Xiumin.
Luhan hanya menatap temannya polos. Sedangkan Xiumin masih memasang
tampang kusut sambil menebak-nebak siapa yang selalu ngespam di
lokernya.
Luhan. Keturunan china. Tampangnya imut-imut cantik. Jika orang
baru pertama kali melihatnya, pasti langsung merona sendiri. Wajah cantiknya tak
tertahankan. Luhan dan Xiumin memang berteman baik. Namun, banyak sekali
rahasia diantara mereka berdua.
“Jadi, siapa Kim yang kau maksud?” tanya Xiumin memecahkan
keheningan.
“Kim Joon Myun? Kim Jong In? Kim Jong Dae?” jawab Luhan masih dalam
pose berfikirnya. “Dan. Kim Min Seok”
“Banyak sekali. Eh. Tunggu-tunggu. Kim Min Seok?” kepalan tangan
Xiumin tepat mengenai kepala Luhan. Sedangkan, Luhan hanya mengerucut bibirnya
imut.
“Tapi menurutku tidak mungkin Suho ataupun Kai”
“Jadi, maksudmu? Chen? Begitu?” Xiumin berfikir sesaat. “Tapi, apa
salahnya jika kita lihat ketiganya?”
“Ya. Terserah kau deh. Kau pilih saja sendiri”
“Kau tidak punya saran?”
“Besok. Datang paling pagi dan pulang paling sore? Bagaimana?”
Xiumin hanya mengangguk paham. Dan mempersiapkan untuk hari esok.
Target 1 Kim Joon Myun (Suho)
Hari ini Xiumin telah datang lebih dulu daripada biasanya. Dengan
menaiki sepeda kesanyangannya dia menuju ke sekolahnya dengan perasaan yang
tidak bisa di gambarkan.
“Nah, sekarang apa?”
Saat telah sampai di depan lokernya dengan hati-hati dia mulai
membuka lokernya. Matanya membulat kaget. Lagi-lagi dia keduluan oleh sang
pengirim misterius itu. Ingin rasanya ia membanting semuanya yang dia lihat.
“Kau sedang apa
sepagi ini?”
“Ah. Suho kau
melihat seseorang yang memasukkan semua ini?”
Suho mulai
melihat loker Xiumin yang telah di penuhi banyak kertas. Dengan senyum yang
terus mengembang Suho terkekeh pelan.
“Aku tidak tahu
menahu soal ini”
“Ngomong-ngomong
kau disini sedang apa?”
“Aku memang
datang jam segini. Tapi, aku tidak ada urusan. Ehm Bye” pamit Suho.
Xiumin hanya
menghela napas pelan. Alasan yang aneh menurut Xiumin namun, siapa peduli dia
mau apa sepagi ini.
“Kau
benar-benar mengikuti saranku huh?” sebuah suara mengintruksi Xiumin membuatnya
sedikit tersentak.
“Kau.
Mengagetkanku”
“Maaf. Aku
tidak menyangka untuk hal ini. Jadi?” Luhan mengerjapkan matanya beberapa kali.
“Benarkah Joon Myun?”
“Maksudmu Suho?
Ha~ah Sepertinya bukan. Dari gelagatnya tidak. Bagaimana menurutmu?”
Luhan hanya
menggelengkan kepalanya. “Lagi pula dia sudah punya D.O” ucap Luhan polos.
Lagi-lagi
Xiumin menjitak kepala Luhan membuat sang empunya meringis sakit. “Kenapa tidak
bilang?” Helaan napas keluar dari mulut Xiumin. Tak disangka mereka berdua
berdiri tepat di depan kelasnya.
“Tunggu kenapa
kita ada disini?”
Luhan hanya
mengangkat bahunya. “Entahlah aku hanya menurut kakiku saja”
“Kita kembali
ke lokerku. Aku masih penasaran dengan pengirim misterius itu”
Saat telah tiba
di depan loker Xiumin. Secara bersamaan alis Xiumin bertaut. Sedangkan Luhan
hanya mengangkat bahu melihat tatapan Xiumin yang diarahkan padanya.
“Tadi lokerku
belum ku tutup”
“Lalu, kau
ingin bertanya padaku. Apa kau tahu siapa yang menutup lokerku. Hello. Tadi
kita bersama bukan? Jika kau tidak tahu apa lagi aku” sahut Luhan sambil
mengerucut bibirnya.
Xiumin tidak
mempedulikan ocehan Luhan. Ia mulai membuka lokernya perlahan. Hanya satu foto.
Dan itu foto dirinya bersama Suho barusan. Sudah bisa di pastikan jika bukan
Suho pelakunya.
“Psst. Itu ada
tulisannya” tunjuk Luhan.
Baozi. Jika kau
fikir aku adalah si guardian angel atau Suho. Kau salah. Dan jangan pernah
mengira yang aneh-aneh aku tidak menyukai itu.
KJD
“Dia itu
peramal ya?” bentak Xiumin membuat Luhan mendecih pelan.
“Bukan, kurasa
dia dekat denganmu”
“Maksudmu?”
Luhan hanya
mengangkat bahu. Sambil berlalu begitu saja tanpa mengajak Xiumin yang masih
terheran-heran sambil mencerna ucapan Luhan.
Target 2 Kim
Jong In (Kai)
Jam istirahat
kali ini Xiumin dan Luhan menguntit seseorang yang bernama Kim Jong In atau
Kai. Pemuda yang sangat ia kagumi dari segi segalanya. Namun, Xiumin tidak ada
rasa apapun pada pemuda ini.
“Kkamjjong”
panggil seseorang membuat Xiumin dan Luhan yang lagi bersembunyi kaget.
Ternyata Chen,
teman sekelas mereka. Setelah mengetahui siapa yang mengagetkan mereka ̶ Xiumin
dan Luhan. Mereka berduapun menghela napas lega. Di balik dinding tempat mereka
berdua bersembunyi.
“Sedang apa
kalian berdua?”
Suara yang
sudah di pastikan suara Kai membuat Xiumin dan Luhan menelan ludah
masing-masing, tak ada satupun dari mereka yang bergerak sedikitpun. Bahkan
untuk melihat ke belakang mereka tidak akan mau. Satu-satunya cara menghindari
Kai adalah lari sejauh mungkin.
Xiumin dan
Luhan saling bertatapan. Setelah itu mereka mengangguk pasti lalu pergi berlalu
secepat mungkin.
Sedangkan Kai
dan Chen hanya bertatapan bingung.
“Kenapa mereka
bisa tepat di belakang kita?”
“Lupakan Kai.
Pasti bukan Kai” sahut Luhan yang masih terengah-engah.
“Bagaimana kau
bisa tau?”
“Kai itu
milikku” triak Luhan langsung menutup mulutnya.
Xiumin menatap
Luhan dengan tatapan seolah menuduh. Luhan hanya menundukkan kepalanya tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
“Kau pasti tahu
siapa bukan?”
Luhan tak
menjawab. Dia hanya terdiam sambil menggigit bibir bawahnya. Dengan cepat Luhan
berbalik dan meninggalkan Xiumin sendiri.
“Jangan-jangan”
Karena Luhan sudah
mengatakan jika Kai miliknya. Tentu saja tinggal satu nama lagi. Yaitu Kim Jong
Dae atau Chen. Xiumin membuka buku notenya lalu mencoret nama Kim Jong In.
Target 3 Kim
Jong Dae (Chen)
Saat bel masuk
Xiumin melihat jika Luhan tengah menjauh darinya. Jadi, dia duduk sendiri
karena Luhan menempati tempat Chen yang tepat duduk di sebelah Kai.
“Maaf” Xiumin
menatap Chen yang tiba-tiba tepat berada di depannya.
“Untuk?”
“Semuanya” Chen
tersenyum manis membuat Xiumin langsung mengalihkan pandangannya ke papan
tulis.
Pats. Kilat
cahaya kamera membuat Xiumin yang sedang bertelungkup di atas meja menatap
kesal ke arah Chen.
“Chen” panggil
D.O pelan. “Ada razia”
Chen menatap
D.O kaget. Dengan cepat dia mengambil kameranya beserta handphonenya langsung
dia bungkus layaknya sampah dan di taruh di balik papan tulis.
Xiumin yang
melihatnya tercengang. Memang cepat sekali Chen melakukan itu semua. Namun,
untuk apa Chen membawa kamera. Itu yang ada di otak Xiumin.
“Kenapa kau
membawa itu semua? Bukankah kau sudah tahu larangan konyol yang ada di
sekolah?”
“Aku? Hanya
membuat seseorang merasa bahwa aku ada”
“Maksudmu?”
Xiumin memang
tahu Chen itu terkenal. Tapi siapa coba yang mengangapnya tidak ada. Dia itu
perfect semua orang tahu itu.
“Entahlah” Chen
hanya mengangkat bahunya.
Xiumin
memperhatikan setiap gerak-gerik Chen sampai ada satu yang menarik perhatian
Xiumin catatan di bukunya bertuliskan KJD. Xiumin langsung membuka buku
catatanya mencari satu foto di dalam tasnya. Sama.
“Kim Jong Dae”
gumam Xiumin membuat Chen yang sedang asik mendengarkan penjelasan guru di
depan menatapnya bingung.
“Ada apa?”
“Chen, Xiumin
saya perhatikan kalian tidak fokus pada pelajaran. Silahkan keluar”
Chen dan Xiumin
menatap tajam Park songsaengnim. Park songsaengnim hanya menatap datar.
“Aku masih ̶ ”
“Keluar” tegas
Park songsaenim.
Xiumin hanya
menurut tanpa sepatah kata pun dia meninggalkan kelas. Dengan di susul Chen
yang tadi sempat di lempar penghapus papan tulis karena hampir mengeluarkan
suara tinggi. Poor Chen.
Chen mengikuti
langkah Xiumin sesekali dia mendahului Xiumin. Chen melihat dari kejauhan
Xiumin sedang berdecak sebal di depan lokernya. Namun, Chen hanya tersenyum
kecil dari kejauhan. Lalu mendekati Xiumin perlahan dan memeluk Xiumin dari
belakang.
“Baozi?”
Xiumin yang
sadar akan panggilan yang ditujukan padanya hanya terpaku melihat tulisan di
balik foto dirinya dan Chen sambil melepaskan tangan Chen yang masih setia di
pinggangnya.
Would U Be Mine
again?
Semburat merah
tercetak jelas di pipi Xiumin saat melihat tulisan tersebut. Membuat Chen yang
melihatnya langsung mengalihkan pandangannya. Xiumin hanya terdiam Chen juga
masih setia dalam posisi diam.
“When I was
your man?”gumam Chen.
“Maaf. Kau
terlalu berbeda dari yang dulu” Xiumin terkekeh kecil. “Dan maaf karena aku
tidak mengingat passwordku dengan baik”
“Maksudmu?”
“Maksudku. Kita
sudah tak bertemu lagi dari lima tahun yang lalu bukan? Siapa sangka Chen yang
ku kenal dulu menjadi seperti ini” tawa Xiumin. “Kau tau? Aku yakin kau pasti
mengirim banyak email padaku kan? Tapi, aku tidak mengingat passwordku jadi
tidak aku balas. Lalu saat aku ̶ ”
Xiumin langsung
terdiam. Chen memeluk erat Xiumin tanpa kata. “Saranghae” gumam Chen pelan.
Xiumin tersenyum manis. “Nado” Xiumin
balas memeluk Chen. Tanpa sadar jika Park songsaengnim menggeram kesal dari
kejauhan.







0 comments:
Post a Comment