Uang adalah segalanya. Begitu pula yang ada di pikiran pemuda manis
ini. Yang ia cari hanya uang. Memacari setiap orang dan mengambil beberapa
uangnya. Tapi, bagaimana bila ia dipermainkan oleh seribu won.
=Money=
Chen mengerjapkan kedua matanya mencoba untuk menyesuaikan dengan
cangkupan matahari langsung yang ia terima. Atap sekolah. Sedikit mengernyitkan
kening saat manik matanya menoleh ke sampingnya. Sepertinya ia hanya sendiri
tadi.
“Annyeong”
“Nuguya?”
“Kim Minseok imnida. Annyeong sunbae”
Kim Minseok atau Xiumin. Salah seorang siswa di EXO High School.
Memang tenar, mungkin karena saham dari perusahaan ayah Xiumin berada di setiap
tempat yang ia pijaki termasuk gedung sekolah yang sedang ia duduki, bahkan
anak perusahaannya ada di setiap belah negara. Atau mungkin ia terkenal karena
suatu hal yang lain.
Mengingat nama Xiumin membuat Chen sedikit risih. Karena, mana
mungkin orang yang berkasta mau mendekatinya yang bahkan ia harus bekerja part
time untuk mendapatkan sebutir beras.
“Ah”
Chen bangkit dari posisi tidurnya. Beranjak untuk pergi sebelum
sebuah triakan melengking di gendang telinganya.
“Yak. Sombong sekali kau! Sunbae!”
=3=
Xiumin membuka kenop pintu rumahnya dengan kesal. Bosan karena ia
malah bertemu dengan salah seorang anak yang menerima beasiswa dengan uang
pas-pasan. Yeah, Kim Jong Dae.
Biasanya ia akan bertemu dengan murid-murid kaya di atas gedung
sekolah. Tapi, nyatanya ia malah bertemu dengan Kim Jong Dae.
Beginilah kehidupan sebenarnya seorang Xiumin. Yang mungkin lebih
sederhana. Hidup di dalam sebuah lingkar kebohongan yang mengatakan bahwa ia
adalah orang yang sangat berkecukupan atau bergelimpangan harta.
Hei, tapi bukan Xiumin yang membuat ia terkenal dengan begitu.
Hanya karena nama ayahnya yang sama dengan nama pemilik saham terbesar di
sekolahnya yang ternyata sangat memiliki banyak anak perusahaan di belah dunia.
Bukan salahnya dong.
“Hyung sudah pulang?”
Baekhyun menghampiri kakak tunggalnya dengan cengiran khasnya.
“Hyung akan pergi lagi?”
“Ne. Hyung harus bertemu dengan bos”
Baekhyun mengangguk kecil. Tangannya meraih bungkusan yang dipegang
oleh sang kakak. Mengintip sedikit dari celah yang ada dan tersenyum dengan
semangat.
“Bakpao? Ternyata kesukaan hyung ne?”
“Makanlah, setelah ini hyung akan pergi. Mungkin pulang malam,
hyung sudah membelikan mie instant untuk makan malam. Jangan tunggu hyung ne”
“Arraseo”
=3=
Sudah ribuan kali para pemuda mendatangi Xiumin dan memintanya
untuk dijadikan kekasih. Namun, hanya dapat hitungan minggu Xiumin akan
berstatus single. Itu juga hanya untuk beberapa waktu saja.
Seperti pada saat ini. ia sudah memutuskan hubungannya dengan
kekasihnya. Ia memang bukan bertemu dengan bos nya. Merasa sedikit bersalah
dengan kebohongan yang ia buat. Karena, sebenarnya pekerjaan part time nya
adalah.
Dating.
“Apa salahnya mempunyai kekasih kaya huh?”
“Bukan seperti itu juga maksudku”
Kyungsoo mendelik kesal menanggapi cemberutan Xiumin. Ia kesal
dengan sahabatnya ini. bagaimana bisa dengan gampang Xiumin memutuskan
hubungan. Karena, menurutnya semua mantan kekasih Xiumin itu sangat mencintai
sang sahabatnya itu. dasar Xiumin bodoh.
“Kau tahu karma kan?”
“Ayolah, maksudmu? Aku akan dipermainkan oleh sebuah uang? Atau
cinta huh? Kau terlalu aneh untuk hal seperti ini Kyungie”
“Bukan aku yang bilang. Tapi, kurasa kedua hal yang kau sebutkan
akan membuatmu tersiksa nantinya”
“Ah, terserah. Kau ada uang?”
“Apakah teman juga?”
“Aku tidak bawa uang”
“Aku juga”
Kyungsoo menjulurkan lidahnya dan meninggalkan Xiumin dengan
kecepatan tinggi. Tinggallah Xiumin dengan segala kebodohannya.
Kyungsoo memang tidak perlu bayar. Dan, Xiumin serta pelayang cafe
juga tahu jika cafe ini milik kekasih Kyungsoo. Yeah, Suho.
Sial memang berteman dengan seorang Kyungsoo. Walaupun, mereka
dalam keadaan yang sama. Tapi, tetap saja ia sudah dapat pria kaya dan
melupakan temannya. Dasar Kyungsoo sialan.
Dan, sekarang apa yang harus ia lakukan. Jika bill yang ada di
tangannya. Tidak cocok dengan keuangannya. Memang paling benar si Kyungsoo
menyebalkan itu.
=3=
“Kau yang kemarin hutang sepuluh ribu won itu kan?”
Xiumin meneguk ludah kecut. Sial. Namanya di muka umum jadi buruk
jika ia terus-terusan diteror oleh pemuda berwajah kotak ini.
“A-apa?”
“Kembalikan uang ku”
Hieee. Xiumin hampir mati teriak. Uang sebanyak itu bagaimana bisa
ada di tangannya. Ayolah, bahkan ia belum mendapatkan pengganti untuk
penghasilan tiap harinya. Pemuda ini memang benar-benar gila.
“Aku sedang tidak bawa uang bodoh. jika aku bawa, sudah aku bayar
dari kemarin. Tidak perlu sombong seperti itu bodoh”
Chen menarik kerah baju Xiumin membuat wajah mereka benar-benar
tidak ada spasi jika untuk sekedar bernapas. Xiumin dapat menghirup sesuatu
yang berbau mint dari tubuh Chen dalam jarak sedekat itu.
“Aku mengetahui sesuatu”
“M-mwo?”
“Kau bukan si kaya Kim”
Xiumin mengerjapkan matanya untuk beberapa kali. Meneliti setiap
kata yang sempat pemuda berwajah kotak itu katakan.
“Memang iya”
“Cih. Dasar pembohong”
“Hieee.. yak, sunbae aku tidak berbohong. Memang merekanya saja
yang menganggapku seperti itu. sekalipun aku menyangkal mereka tidak ada yang
percaya”
=3=
Xiumin mendengus kesal setelah mengetahui jika Chen adalah hoobae
nya. Menyebalkan jika mengetahui ternyata ia terus-terusan memanggil Chen
dengan sebutan sunbae.
“Siapa kau sebenarnya?”
Xiumin menunjuk-nunjuk kesal ke arah Chen. Manik cemerlangnya
menyipit. Di dekatkan wajahnya. Yang ternyata, baru ia sadari jika Chen lebih
tinggi darinya. Menyebalkan.
“Kim Jong Dae. Tahun pertama. Dan aku ingin kau menjadi kekasihku,
sunbae”
“Hieeeee”
Xiumin membeku seketika. Kenapa yang ia gaet malah orang miskin
yang hanya dapat sekolah dengan uang pas-pasan dan beasiswa. Oke, beasiswanya
memang keren. Karena, sebelumnya memang Xiumin juga ingin mendapatkan beasiswa
yang memang hanya ada satu setiap tahunnya.
Cukup, bahas Chen dengan segala beasiswa yang sebenarnya sangat
membuat Xiumin iri.
“Xiumin?”
“Mwo?”
“Mulai sekarang kau menjadi kekasihku”
=3=
“Jangan mengikutiku seenaknya orang aneh”
Xiumin untuk kesekian kalinya sebal. Saat ia berhenti dan menoleh
kebelakang, Chen dengan wajah datarnya ikut berhenti tepat di belakangnya.
Sudah dapat dipastikan jika Chen sejak tadi mengikutinya.
“Siapa yang mengikutimu?”
“Oke. Apa yang kau inginkan orang aneh?”
“Aku bukan orang aneh. Aku itu kekasihmu mulai dua hari yang lalu”
Xiumin hampir terjungkal mendengar perkataan, lebih tepatnya
penyataan Chen. Sejak kapan, ia mau menjadi kekasih orang miskin seperti Chen.
Menggelikan.
“Jangan mencapku seenaknya bodoh”
“Jika tidak menjawab maka ku anggap itu iya”
“Datar bodoh, wajah kotak. Argumen dari mana itu? Pergi dan menjauh
dariku. Kka bwa”
Xiumin berteriak untuk kata terakhir yang ia lontarkan. Dengan
nyantai melenggang pergi meninggalkan Chen dengan segala seringai menyebalkan
di wajahnya.
=3=
“Mau mengutang lagi eh?”
Xiumin menggeram kesal. Niatnya untuk me refresh kepalanya sepulang
sekolah menjadi hancur hanya karena suara yang memang sudah sangat ia kenal
sejak pertemuan pertama kalinya. Walaupun hanya kata ‘ahh’ waktu itu.
“Maaf, kau siapa?”
=3=
Xiumin mendengus kesal. Kenapa ia jadi kangen pemuda kotak itu.
wajahnya, rambut coklat caramelnya, matanya yang selalu menatapnya lembut. Dan,
tunggu kenapa dengan otak Xiumin.
“Huwaaa. Otakku di kelilingi oleh pemuda kotak aneh itu”
Xiumin membeku. Kedua tangannya langsung menutup rapat belah
bibirnya. Orang yang ada di kepalanya, sekarang tepat ada di depannya. Semoga
pemuda kotak aneh itu tidak mendengar teriakan anehnya.
“Kenapa kau tidak menghubungiku lagi? sebenarnya, hubungan kita itu
apa?”
“Maaf, kau siapa?”
Kedutan di dahi Xiumin mulai muncul. Ingin sekali ia memaki pemuda
aneh yang ada di depannya. Namun, entah kenapa ia malah hanya bisa terdiam.
Bibirnya seolah tertutup rapat saat ia sudah menatap manik mata Chen.
Atau memang. Yang kali ini memang beda. Seperti, ada sesuatu yang
menutup belah bibirnya. Sesuatu yang lembut, basah dan mint. Tunggu.
“Ne?”
“Dasar aneh”
Xiumin terdiam untuk beberapa saat. Menatap punggung Chen yang
mulai menjauh perlahan. Mengerjapkan manik matanya beberapa kali.
“Bibirku?”
Kedutan tercipta di kening Xiumin saat tahu ternyata yang menutup
bibirnya tadi adalah bibir Chen. Sedikit semburat malu di kedua pipinya. Dan,
akhirnya ia malah menggigit bibir bawahnya dan tersenyum sendiri.
=3=
“Huwaa”
Hug.
“Jika ingin minta peluk tidak perlu seperti ini”
Xiumin mengangkat wajahnya. Manik matanya langsung melebar saat
melihat wajah Chen yang menatapnya datar. sial. Kenapa, ia selalu bertemu
dengan Chen. Apa ia tidak bisa bertemu dengan orang kaya yang bisa memberinya
bayaran.
“Yakk. Neo, 10000 won untuk menciumku kemarin”
Chen terkekeh kecil. Apa pemuda mungil yang ada di dekapannya ini
lupa jika ia punya utang 10000 won saat di cafe waktu itu. jika ia lupa, maka
Chen akan dengan senang hati menngingatkannya.
“Huh? Kau kan punya utang 10000 won padaku. Jadi, impas kan?”
“M-mwo?”
Brukk. Setelah terlepas dari jerat tangan Chen. Xiumin merutuk
dalam-dalam pemuda berwajah kotak itu. karena, sekarang pantatnya sudah mencium
lantai.
“Kau ini benar-benar aneh”
“Kka bwa”
=3=
“Kyungie”
Kyungsoo menghentikan santapannya. Mata bulatnya menatap bingung ke
arah Xiumin, yang entah sejak kapan sudah ada di depannya. Padahal, Xiumin tahu
jika Kyungsoo tidak suka jika saat ia sedang berduaan dengan Suho ada orang
yang mengganggu.
“Ada apa?”
“Kurasa kau benar”
“Kau kena karma eoh?” Kyungsoo tertawa kecil. “Siapa orang yang
bisa membuatmu seperti itu huh? Kim Jong Dae huh” Kyungsoo buru-buru menutup
bibirnya dengan cepat sebelum Xiumin mengetahui sesuatu.
=3=
“Orang yang mendapatkan beasiswa itu Kim Jong Dae. Apa specialnya
orang ini sampai ia bermimpi dan menggumamkan orang ini”
Kyungsoo mengangguk kecil mendapati data yang baru saja ia dapat
dengan bantuan Suho. Ia sangat bersyukur ternyata Suho ingin membantunya. Tidak
salah, ia memilih kekasih.
“Jadi, yang kau cari itu data si Jong dae?” Kyungsoo mendengus
kesal mendapati wajah mencibir dari Suho. “Dia itu temanku”
“Apa dia kaya?”
“Kenapa?”
“Aniya”
“Iya. Dia pemilik sekolah ini. Ayahnya memiliki perusahaan yang
maju di Jepang anak perusahaannya juga banyak. Dia juga punya resort pulau yang
mirip dengan Korea. Aku pernah mengunjunginya. Tahun kemarin. Tapi, biarpun
begitu dia malah ingin hidup mandiri dengan segala kesederhanaannya. Karena itu
ia tidak mau ada yang tahu status sebenarnya”
Kyungsoo membelalakkan kedua matanya. Apa benar yang telinganya
dengar. Jika saja temannya ada di sini dan mendengar semua yang keluar dari
bibir Suho. Mungkin, ribuan ember liur sudah penuh di isi.
=3=
“Yakk, wajah kotak”
Xiumin mengejar Chen yang sudah hampir mencapai gerbang sekolah.
Niatnya hari ini adalah jujur jika ia benar-benar mencintai Chen. Walaupun,
semiskin apapun Chen. Yang ia tahu jantungnya pada saat ia bertatapan dengan
Chen berdetak dengan nada yang aneh.
“Bodoh. Hajima”
Xiumin mendekap erat tubuh pemuda yang sedari tadi ia tunggu
kedatangannya. Aneh memang, bahkan, Xiumin tidak tahu kenapa ia sampai
melakukan hal seperti ini.
“Hei. Xiumin berani sekali di depan kekasihmu”
Xiumin menatap Chen dan pemuda yang ia peluk bergantian. Tunggu, jika
yang di sana Chen lalu, yang ia peluk siapa.
“Sunbae lepaskan. Sebentar lagi kekasihku menjemputku aku tidak
ingin terjadi kesalah pahaman”
“Ah. mianhae”
=3=
“Jadi? Kenapa kau memeluk Luhan eh?”
Xiumin memainkan jarinya gugup. Entah kenapa suasana saat di
tinggal Luhan tadi jadi sangat canggung. Sangat membuat Xiumin tidak nyaman.
Apalagi sekolahnya sudah kosong dari yang namanya siswa.
“Yasudah, aku pulang ya”
“Hajima” teriak Xiumin. “Aku hanya akan mengatakan ini sekali.
Dengarkan”
Xiumin meremas ujung seragamnya. Kenapa ia jadi seperti seorang
gadis yang baru pertama kali jatuh cinta. Atau memang beginikah rasanya jatuh
cinta. Karena, mungkin ini memang pertama kalinya untuk Xiumin yang masih polos
dalam kasus cinta.
Manik mata Xiumin sedikit melirik ke arah kaki Chen. Ternyata, Chen
masih tinggal. lalu, apa yang ingin ia katakan pada Chen. Ini benar-benar
membuat kepala Xiumin berputar cepat untuk mencari kata-kata yang tepat.
Hug.
Xiumin merutuk dirinya dalam hati. Kenapa ia jadi memeluk Chen. Mau
di taruh di mana wajahnya yang manis itu jika sudah seperti ini.
“Iya, aku tahu”
Xiumin terus menunduk tidak mau tahu dan mengerti apapun yang akan
diucapkan oleh Chen. Yang ia tahu, ini sangat memalukan. Dan, ini pertama
kalinya ia melakukan hal yang sangat jauh dari kata Xiumin.
“Aku juga mencintaimu”
=3=
Xiumin masih menggenggam ponselnya. Ia masih berkirim pesan dengan
kekasih yang baru ia akui kemarin. Sangat lucu jika mengingat kejadian itu.
bahkan, Xiumin jadi merasa ia seorang gadis karena terus-terusan memerah saat
mengingat kejadian itu.
“Sebenarnya, cintamu memang tidak salah pilih, pabo Xiumin”
“Maksudmu?”
Kyungsoo hanya tersenyum menanggapi pertanyaan. Lebih tepatnya,
tersenyum misterius pada Xiumin. Semoga saja, Xiumin belum mengetahui kenyataan
bahwa orang yang di cintainya sangat kaya.
Omake:
“Nghhh. Kim Jong Dae”
Kyungsoo melirik ke arah Xiumin yang masih menelungkupkan wajahnya.
Lagi-lagi Xiumin tidura dalam kelas. Sudah sering memang melihat Xiumin tidur
di kelas. Dan, bergumam tentang makanan atau barang-barang yang ingin
dibelinya.
Terkadang juga jam untuk datingnya.
Tapi, kenapa sekarang nama orang yang ia gumamkan. Dan, siapa itu
Kim Jong Dae? Apa dia anak tahun pertama.
Kyungsoo mengepalkan tangannya. Manik matanya berkilat tajam. Dan,
langsung berlari ke kelas Suho yang notabene kekasihnya. Ia harus mencari tahu
siapa itu Kim Jong Dae.
FIN
A/N: Request’an si Tokyo. Katanya gue disuruh bikin special pake
empat telor buat dia. Dapet dari kisah nyata, walaupun hasil remake’an
kanan-kiri. Berhubung, ini fanfic jadi gue bikin happy ending. Sedangkan
nyatanya mereka masih jaim-jaiman gitu kan? Walaupun gue gak tahu deh dianya
masih suka duit atau orangnya. *ketawa evil.
LUNAs ya beb. Sorry gak bisa bikinin ChanBaek lagi gak ngefell sama
sekali soalnya. Terima ya ChenMin nya. :*
Buat reader, love ya.. :*






0 comments:
Post a Comment