Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Happy BirthDayHyun


Daehyun mengukir sebuah tulisan di kopi miliknya. Bukan sebuah tulisan berarti untuk orang lain. Tapi, untuknya sangat berarti. Seorang anak kecil yang pernah mengajarkan teknik untuk membuat tulisan itu di atas pasir bukan kopi.
Sand or Coffee
“Ya! Youngjae pabo. Kau menghancurkan seniku lagi”
Daehyun melempar gelas plastik ke arah Youngjae dengan tatapan kesal. Hei, coba saja jika hasil karya kalian dirusak menyakitkan bukan. Dan sang perusak hanya berkata. ‘Mianhae’ Hell.
“Ya! Jung Daehyun pabo. Aku sudah minta maaf kan”
“Itu tidak akan bisa mengembalikan semuanya bodoh”
“Hei hei hei. Kau dapat kata-kata indah itu darimana Jung?”
Daehyun melirik sekilas ke arah Yongguk yang tiba-tiba muncul dengan cengiran lebarnya. Hell. Daehyun makin kesal saat ini.
Yongguk berjalan ke arah Daehyun dan mengambil mug kecil berisikan kopi yang Daehyun buat. Menyeringai itu yang dilakukan Yongguk saat melihat sebuah tulisan.
“Hei. Sekarang hari apa Youngjae-ah”
“Hari ini weekend Bang”
“Ah. Kau benar”
=3=
“Ah, Zelo-ssi anda datang lagi. Kukira anda sudah bosan dengan tempat ini”
Yongguk suka sekali berbasa-basi dengan para pelanggan. Walaupun kafe ini miliknya dan dia seorang bos tetap saja ia lebih suka menyibukkan diri dengan menyapa para pelanggan ataupun mengganggu para pekerjanya.
“Jangan terlalu formal denganku hyung”
“Ahahaha kau benar pucat”
“Berhenti memanggilku pucat”
Yongguk menghentikan tawanya ketika melihat tatapan tajam dari mata Zelo. Hell. Di satu sisi kau melihatnya sebagai putri yang ramah. Dan di satu sisi lain kau melihatnya sebagai seseorang yang angkuh.
“Apa yang kau lakukan Jongupie. Jangan mengacaukan hasil karyaku”
“Aku tidak mengacau hyung”
“Lalu apa maksudmu menyoret-nyoret karyaku”
“Hanya mengerjai seseorang yang sedang berulang tahun”
Suara teriakan Daehyun dan Jongup di dapur membuat Yongguk dan Zelo mengalihkan pandangannya. Zelo sedikit mengernyit bingung saat melihat sosok kedua yang menyembul dari balik tirai dapur. Sosok itu menggunakan masker seperti dirinya.
“Dia Jung Daehyun”
Zelo melirik Yongguk aneh. Bahkan ia belum menanyakan hal itu. ayolah, Yongguk bagaikan seorang dukun di mata Zelo sekarang.
“Sebenarnya dia maskot kita. Namun, ia sedang dalam extreme condition jadi. Ya, begitu. Ia juga jarang keluar jika bukan tamu ‘special’ yang memintanya”
“Hyung”
“Ya. Begitulah singkatnya Zelo”
Kontak mata antara Daehyun dan Zelo mulai terjadi secara tidak sengaja. Seolah ada magnet Daehyun mulai mendekati Zelo. Menurunkan masker yang menutupi setengah wajah Zelo. Mengelus permukaan pipi mulus itu lembut dengan sebelah tangannya.
“Junhong?”
Demi apa. Jika ini kado terindah dari tuhan. Mungkin ia akan bersujud kepada sang tuhan telah memberikan kado terindah di hari ulang tahunnya. Kado yang selama ini ia tunggu. Akhirnya datang.
“Kau berfikir apa Daehyunie. Seorang pelanggan yang memiliki wajah seperti adik kecilmu itu? hahaha”
Hilang sudah fantasi Daehyun yang sedang memuja sang tuhan akan hadiahnya. Hell. Daehyun menyiram Himchan yang tepat berada di belakang tubuhnya dengan kopi yang sedari tadi digenggamnya. Hell. Sekarang mood seorang Daehyun benar-benar down.
Semua orang yang melihat kejadian itu hanya menatap Daehyun horror. Sedangkan, Himchan hanya menggeram kesal.
“Jangan menggangguku untuk sementara waktu”
Dingin. Datar. Benar-benar down. Daehyun melempar baju kerjanya ke Jongup tanpa peduli dengan semua orang yang melihatnya. Ia melangkahkan kakinya meninggalkan kafe begitu saja.
“Jangan khawatir semua terkendali di sini” Yongguk mencoba menenangkan para pelanggannya yang panik seketika melihat Daehyun menyiram kopi yang lumayan panas ke Himchan.
“Hyung. Ada apa dengannya?”
“Dia sedang ulang tahun. Ia selalu begitu setiap tahunnya” Yongguk memberikan jeda. “Sepertinya begitu” Yongguk terkekeh kecil mendengar ucapannya sendiri.
“Apa itu benar?”
“Hahaha kau percaya dengan ucapannya Zelo-ssi?” Youngjae datang tiba-tiba langsung memberi tanda untuk Jongup untuk segera membawa Himchan masuk dan hilang dari pandangan para pelayannya. “Terlalu kotor. Sana mandi” Youngjae mendorong tubuh Himchan kasar.
“Sopanlah sedikit bocah”
Youngjae mengabaikan ucapan Himchan dengan menutup wajah Himchan dengan nampan di tangannya. “Begini Zelo-ssi. Mungkin Daehyun kesal karena tidak ada satu orangpun yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya”
“Tidak begitu” Jongup menyela.
“Intinya sama saja. Ia merindukan bocah Choi itu setiap hari ulang tahunnya”
“Itu beda”
“Apanya yang beda? Hanya versi panjangnya dan versi pendeknya bukan?”
“Jangan membuat kacau kalian berdua”
“Sana mandi”
“Aku akan membuat perhitungan dengan kalian semua”
“Aku penasaran dengan Jung Daehyun”
Empat pasang mata menatap kaget ke arah Zelo. Ia gila atau apa? Daehyun itu susah ditebak. Kalian bilang A mungkin saja ia akan menjadi Z. Sangat jauh. Apalagi dengan kondisi Daehyun yang sedang extreme ini.
“Ku peringatkan Zelo, hanya seseorang yang bernama Junhong yang bis ̶”
Zelo dengan cepat menyela perkataan Yongguk dengan tiga kata yang membuat Yongguk terdiam seketika.
“Aku Choi Junhong”
=3=
Daehyun menghias kue ulang tahunnya sendiri yang sempat ia beli di toko. Ia memang sengaja membeli kue tanpa hiasan apapun. Karena, ia ingin menghiasnya sendiri.
Daehyun menghela napas kecil mengingat masa kecilnya. Anak kecil yang lebih muda darinya datang dan berkata ‘Temani aku makan kue ini’ dan itu saat hari ulang tahunnya.
“Junhongie aku hanya ke busan beberapa minggu, kenapa saat aku kembali” Daehyun menarik napasnya. “Kau menghilang?”
Daehyun mengambil pigura foto yang ada di samping meja makannya. “Tapi orang tadi mirip denganmu Junhongie”
Daehyun mengelus pelan permukaan kaca itu. Di mana dua orang anak kecil sedang tersenyum riang memamerkan sederetan giginya dengan background pantai yang indah. Sungguh, ia merindukan masa itu dan ... Junhong.
Daehyun menghela napas kecil. “Hyung blonde. Panggilan yang aneh” Daehyun memainkan rambutnya tersenyum kecil saat melihat warna rambutnya. Coklat. “Coklat putih” Daehyun terkekeh kecil mendengarnya.
Tok tok tok.
“Hyung. Ini aku Jongup, buka pintunya please”
Daehyun menghela napas kecil saat terdengar triakkan nyaring dari pintu apartmentnya. Merepotkan. Bukankah tadi ia bilang jangan ganggu mengapa Jongup masih mengganggunya.
“Ha! Ada apa bocah bodoh?”
Daehyun celingukkan seperti orang bodoh saat ia sudah membuka pintu apartmentnya. Hell. Apa ia dikerjai oleh Jongup lagi. oh, ayolah Jung Daehyun sedang dalam keadaan ‘jangan ganggu Jung Daehyun’.
Tok tok tok.
Daehyun mengernyit bingung manik matanya menelusuri sekelilingnya was was. Pintu apartmentnya sedang ia genggam handlenya. Jika memang ada yang mengetuknya pasti tangannya bergetar kecil bukan.
Daehyun menundukkan wajahnya melirik kardus besar yang ternyata mengeluarkan suara itu. Diangkatnya kardus itu dan di kocoknya kardus itu memastikan apa isinya.
Brukk.
“Akhh” Zelo meringis sakit saat tubuhnya terlempar ke lantai hingga menimbulkan bunyi. “Saengil chukkaehamnida hyung” Zelo menampilkan senyum lebarnya canggung.
“Zelo?”
Daehyun yang masih dengan wajah bingungnya itu mulai mengangkat kardus besar itu tepat di atas kepalanya. Bolong. Manik matanya mulai menatap Zelo yang masih terduduk di lantai dengan wajah polosnya.
“Kau yang ada di dalam kardus ini?”
Zelo mengangguk kecil menanggapi.
Daehyun mengulurkan tangannya membantu Zelo berdiri.
“Ah, itu. kenapa kau tahu ini hari ulang tahunku?”
“Tentu saja hyung. Jangan bilang kau lupa padaku hyung blonde. Hei hyung, kau mengganti warna rambutmu”
Zelo memainkan rambut Daehyun sambil tersenyum riang. Rambut lembut Daehyun yang sangat Zelo sukai.
“Junhong?” Daehyun tersenyum kecil. Lebih tepatnya menyeringai. “Coklat susu dicampur gulali? Sepertinya nikmat”
Zelo merinding geli saat tangan Daehyun mulai menyentuh permukaan pipinya lalu beralih ke rambut pinknya yang di hiasi pita kecil seperti kado.
“Hehe. Wo ai ni gege”
“Hm”
FIN.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment