Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Cause I Love You Himchanie

“Aku mencintaimu Bang Yongguk”
Pemuda cantik itu tersenyum kecil saat ia sadar jika hanya ia yang masih dapat membuka kedua matanya saat kejadian naas itu terjadi. Sebelum akhirnya ia menutup kedua matanya dan mengingat apa yang terekam jelas di kepalanya.
Cause I Love You
Cast     : all members of B.A.P
            Matoki’s B.A.P (All Nickname)
Main pair: Daelo, BangHim
Age     : Jongup dan Zelo dua tahun lebih muda dari yang lain.
Genre  : Friendship, up and down, and then
Asrama khusus lelaki. Sudah biasa bukan. Bagaimana jika sekolah ini memiliki para siswa yang di atas rata-rata semua. Ya. Semua. Di atas rata-rata. Dan, bagaimana jika semua siswa di asrama ini sesama kawan-lawan. Dalam artian sebenarnya.
“Yoi. Apa tulisan ini?
Himchan hanya berdecak kecil melihat Zelo yang tengah memandangi pintu toilet sekolahnya. Hei. ini sekolah khusus pria. Bukankah hal yang sangat wajar jika toilet memiliki ribuan kata-kata. Bahkan, asap rokok pun tak luput di dalamnya.
“Teme yarou” Zelo berteriak dengan bahasa Jepang yang baru ia pelajari.
“Psst. Kata-katamu”
=3=
Senandung kecil meluncur dari bibir Daehyun. Tangannya masih mencoba menggapai awan bebas di langit-langit. Rooftop, tempat Daehyun menghabiskan jam-jam membosankan dengan teman-temannya. Seperti saat ini. Ia hanya menatapi langit-langit.
“Kau mulai tertular eoh?” ucap Yongguk mulai menghampiri Daehyun.
“Berisik”
“Jung. Kau bosan tidak?”
“Tentu saja” Yongguk menjawab malas.
Jongup  mendaratkan kepalan tangannya tepat di kepala Yongguk, membuat sang empunya sedikit meringis sakit.
“Bukan kau bodoh”
“Memangnya ada orang yang betah memandang awan selama berjam-jam?” Daehyun sedikit melirik ke arah Yongguk yang sekarang berpindah tengah berbaring di sebelahnya.
“Stand up” Jongup sedikit memainkan tangannya di depan Daehyun.
Daehyun menuruti perintah Jongup. Tubuhnya yang berbeda beberapa centi dengan tubuh Jongup membuatnya menyeringai kecil. Buggh
.
Daehyun menendang kaki Jongup lalu beralih menendang wajah Jongup tanpa ada rasa segan sedikitpun. Yongguk hanya dapat berjalan mundur menjauh Daehyun. Yongguk ingat akan perkataan Daehyun saat ia menjadi ketua saat itu. ‘Bahkan, waktupun tak dapat memperintahku’.
Jongup mengeluarkan darah dari mulutnya. Rasa karat besi di mulutnya. Membuatnya ingin sekali melepas indra perasanya itu. Seragam hitamnya di penuhi bercak-bercak merah.
“Kau tahu? tidak ada yang dapat memperintahku. Bahkan, waktupun tidak bisa”
Yongguk tercekat. Baru pertama ini mereka melihat ketua memukuli anak buahnya. Dalam sejarah di sekolahnya. Ini baru pertama kali terjadi.
“Bangunlah”
Uluran tangan dari Daehyun membuat Yongguk tercengang. Bahkan, Jongup pun hanya menatap uluran tangan itu saja tanpa ada kata-kata.
“Mianhae”
Dibalik sisi kasar selalu ada sisi baik. Begitu yang didapati Yongguk.
“Jangan hanya melihat. Bantu aku”
=3=
Zelo tengah mengumpat kesal. Kali ini ia benar-benar marah. Ada yang menghina dirinya dan anak buahnya. Ini tidak bisa di biarkan. Bagaimanapun, citranya sebagai ketua itu masih ada. Dan, tidak ada yang boleh menghina genk-nya.
“Jangan membicarakan hal yang berbau seperti itu Zelo. Kata-katamu tadi sangat kasar. Kau tidak inginkan berurusan dengan anak tukang cat”
Anak tukang cat. Bukankah, di sekolahpun kita mempunyai panggilan untuk orang sekitar. Begitu pula dengan Himchan dan Zelo. Mereka menyebut para anggota organisasi sekolah yang katanya cinta kebersihan, kedamaian dengan sebutan tukang cat.
“Kau benar pucat”
“Jangan panggil aku pucat. Karena, yang pucat itu kau”
Zelo memutar manik matanya bosan. Manik matanya menangkap tiga pemuda yang tengah berjalan santai berlawanan arah dengannya dan Himchan.
“Hyungie. Aku baru ingat, kau tahu ‘Kekemato’?”
Himchan hanya menatap Zelo dengan tatapan tak percaya. Apa yang tadi ditanyakan Zelo benar-benar hal yang tabu untuk dibicarakan. Kekemato, nama itu benar-benar jarang disebut oleh siswa-siswa lain di sekolahnya.
“Ah, ketua  gangster kelinci putih? Aku juga penasaran dengan wajahnya”
Daehyun melirik sekilas kearah Himchan dan Zelo yang tengah membicarakan ‘Kekemato’ yang notabene adalah dirinya. Di kepalanya ia berfikir, Zelo mengetahui jika ia adalah Sang ‘Kekemato’.
“Himchan ne chagiya” Yongguk memeluk tubuh ramping Himchan tanpa peduli tatapan bosan bercampur kesal dari Daehyun maupun Jongup.
“Hyungie. Disini ada Zelo yang masih di bawah umur” Zelo berdecak kesal karena tak dianggap. Bibir pink itu mengerucut manis.
Daehyun melirik kearah Zelo. Cute. Hanya itu yang ada di kepalanya saat ini.
“A-ah. Aku ke kelas” ucap Daehyun sedikit gugup. Demi apa citranya sebagai keluarga Jung menghilang entah kemana.
“Kami juga. Kajja” Jongup menarik lengan Yongguk kasar membawanya mengikuti langkah Daehyun. Yongguk yang ditarik hanya melambaikan tangannya ke arah Zelo dan Himchan.
“Aku suka ‘kekemato’ hyungie” Zelo merajuk. “Kurasa ia adalah sosok yang tampan dan gagah dan” Zelo menyembunyikan wajahnya di balik tubuh Himchan.
=3=
Helaan napas keluar untuk kesekian kalinya dari bibir Daehyun. Entah mengapa saat melihat wajah Zelo yang sedang ngambek itu ingin rasanya Daehyun tertawa. Sungguh, kemarin itu adalah hari yang menyenangkan.  Tunggu. Menyenangkan?
“Dae?”
“Hyun?”
Yongguk dan Jongup saling bertatapan. Kenapa mereka memutuskan nama Daehyun.
“Kau kenapa?”
Daehyun tersenyum simpul. Ia masih tak mempedulikan pertanyaan Yongguk. Ia hanya menatap tanah di bawahnya.
“Oh ayolah, aku mengerti. Uri Daehyun telah jatuh cinta” Yongguk berteriak tepat di telinga Daehyun. “Chukkae” Yongguk memamerkan senyum lebarnya.
“Siapa yang telah melelehkan hati beku uri Daehyunie. Apa dia cantik?” Jongup merangkul Daehyun berusaha mencari perhatian Daehyun.
“Pasti manis” Jongup menusuk-nusuk pipi Daehyun.
“Tidak lebih dari Himchan” Yongguk beropini.
“Cantik”
“Tidak lebih dari Himchan” sahut Yongguk.
“Kekanakan”
Yongguk menatap Daehyun dan Jongup secara bergantian. “Seperti Himchan” Yongguk menopang dagunya berfikir akan penuturan Jongup. Jongup dan Yongguk saling bertatapan menyeringai.
“Teman Himchan yang kemarin ya?” tebak Yongguk dan Jongup berbarengan. Sontak, Daehyun yang berada di tengah-tengah mereka hanya bisa menutup telinganya.
“Berisik” Daehyun berteriak tak kalah kencang dari teriakan Yongguk dan Jongup.
Tap. Tap. Bunyi langkah kaki yang mulai mendekat ke arah mereka, membuat suasana sedikit mencekam.
“Kekemato”
Glup. Daehyun bersusah payah menetralkan degup jantungnya. Suara ini. Youngjae. Sang tukang cat di sekolahnya. Murid paling disiplin dan pemberantas orang-orang yang tidak disiplin.
Daehyun, Jongup dan Yongguk membalikkan tubuh mereka menatap Youngjae datar dan santai. Lebih tepatnya berusaha santai.
“Siapa yang kau sebut ‘Kekemato’?” Daehyun dan Jongup berucap berbarengan.
“Dadamato”
Jongup berusaha menetralkan degup jantungnya yang sudah benar-benar ingin lepas dari tubuhnya. Selama ini, ia berusaha menyembunyikan jati dirinya, bahkan Daehyun dan Yongguk tak mengetahui tentang dirinya yang menjadi salah satu anggota ralat ketua genk besar di sekolahnya.
“Shishimato”
Yongguk yang mendengar nickname-nya dipanggil hanya menatap Youngjae datar. Sangat santai, tidak ada kegugupan sedikitpun.
Brakk.
“Hyungie. Eh?” Zelo datang dengan terengah-engah sekaligus bingung melihat tiga pemuda yang seolah sedang dihakimi oleh hyung-nya.
“Aishh. Kau mengganggu Junhong”
Zelo tersenyum lebar ke arah Youngjae. Ia menangkup tangannya berpuppy-eyes di depan Youngjae. “Hyungie. Aku minta bantuanmu”
Daehyun mengalihkan pandangannya dari Zelo. Ughh, bagaimana bisa ada mahluk semanis Zelo. Bahkan, Daehyun hampir mimisan saat ini. Otaknya sudah penuh dengan mahluk bernama Zelo ini.
“Katakan”
“Bertepuklah”
Youngjae menatap Zelo dengan kening yang berkerut. Bertepuk? Apa yang ada di kepala Zelo. Membuat dirinya yang berwibawa menjadi bocah di hadapan tiga pemuda ketua gangster di sekolah.
Clap. Youngjae bertepuk menuruti perkataan Zelo.
“Bertepuklah sebanyak delapan kali di sana”
Youngjae, Daehyun, Yongguk dan Jongup hanya menatap horor ke arah Zelo. Mereka berada di rooftop. Dan, ini di lantai lima. Apa Zelo ingin membunuh Youngjae secara tidak langsung.
“Kau gila”
“Itu permintaanku. Kumohon”
Wajah Youngjae memucat. Jika ia bertahan hingga tepukan ke delapan. Jati dirinya akan diketahui. Jika ia tidak bertahan, maka nyawanya menjadi tahuran. Tunggu, bukankah setiap orang yang menjabat menjadi ketua memang harus bertepuk.
“Choi Junhong. Kau serius untuk ini?” Youngjae bertanya gugup. Tubuhnya tidak gemetar sama sekali. Namun, ia harus berpura-pura untuk hal ini.
“Shishimato bertahan hingga tiga belas tepukan. Dadamato sebelas. Dan kekemato dua belas. Jokomato delapan. Totomato sembilan. Jika kau bisa lebih kuat dan bertahan aku akan melakukan apapun”
Daehyun, Yongguk dan Jongup menatap Zelo tak percaya. Darimana, ia tahu tentang semua itu. bahkan, teman dekat mereka tidak ada yang mengetahui semua itu. Dan, kenapa test-nya sama. Bertepuk dan berpegang ada pagar balkon lantai lima.
“Aku tahu kau anak yang disiplin. Tidak mungkin kau menjadi salah satu dari matoki yang kusebut tadi” Zelo menyeringai kecil. “Ah, kau memikirkannya hyung? Lupakan, Aku kesini untuk meminta bantuanmu mengerjakan tugasku ini. Deadline sehabis istirahat” Zelo menggoyang-goyangkan buku tugas tepat di depan mata Youngjae.
=3=
Zelo masih kalut dalam pikirannya. Ia masih berfikir jika Youngjae adalah ‘Jokomato’. Namun, jika memang Youngjae adalah Jokomato. Untuk apa ia berpura menjadi ‘tukang cat’.
“Baiklah” Zelo menuliskan beberapa rangkaian kata pada selembar kertas yang baru saja dirobeknya.
Zelo menarik napasnya dalam. Tangannya ia coba untuk mengetik rangkaian kata pada ponsel touch screen-nya.
“Aishh. Mengapa aku tidak dapat melakukannya lagi”
Zelo memang hacker. Dan, dia menggunakan nama ‘Totomato’ untuk penyamarannya, yang juga nickname-nya sebagai ketua kelinci biru. Dan, tidak ada seorangpun yang dapat mengakses website tentang dirinya, bahkan untuk sekedar tahu sejarah genk yang ia ketuai.
“Sial. Website mereka tidak dapat kubuka. Aishh. Aku membutuhkan perkembangan tentang mereka”
Zelo mengacak rambutnya frustasi. “Aku membutuhkanmu, hyung” Zelo mengecup pelan layar ponselnya.
“Kau tampan Dae hyung”
=3=
Dering ponsel membuat Daehyun mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku di depannya. Mengernyit bingung saat sebuah pesan masuk dengan tidak ada nama pengirim.
“Mwo?”
Sebuah pesan membuat hati Daehyun kesal bukan main. Apa yang baru ia baca. Jonghyun. Anak buahnya mati di tangan anak buah Totomato. Brengsek.
“Apa-apaan ini. Kita hanya sampai rumah sakit. Kenapa kita harus sampai pemakaman”
Daehyun memiliki satu anak buah yang ia percaya. Namun, anak buahnya itu tidak memberi tahukan nama aslinya. Melainkan, panggilannya. Tatsmato.
“Haruskah aku membalas”
=3=
Jongup melenggakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang di dengarnya melalui pengeras suara. Jongup memang memiliki ruangan pribadi untuknya berlatih dance. Walaupun tidak seluas di rumahnya. Namun, sedikit dapat menghilangkan rasa bosannya di asrama ini.
Tap. Ia meletakkan tangannya di depan cermin. Ia masih memperhatikan bayangannya di dalam cermin.
“Aishh. Moon Jongup, kau tampan sekali”
Crack. Jongup terdiam sesaat. Manik matanya menatap gelas beling yang sudah tak berbentuk karena benturan keras dengan lantai marmer.
“Apa yang terjadi?”
Jongup menutup mulutnya kaget. Pasti ada suatu hal yang aneh. Entah terjadi pada anak buahnya ataupun pada dirinya esok.
=3=
“Bang Yongguk”
Yongguk menutup kedua telinganya tak peduli. Oh, ayolah. Ia sudah semester akhir. Tidak mungkin ia harus melakukan hal yang bukan tugasnya. Lagipula, apa hubungannya dengan pemuda cantik berambut pink ini.
“Jangan memberitahu siapapun jika aku keluar dari asrama ini. Kumohon”
Yongguk terdiam sesaat. Bibirnya menyeringai kecil. “Aku butuh uang”
“Apa?”
Tring. Dering ponsel menandakan panggilan masuk berbunyi. Kedua pasang mata menatap nakas di sebelah tempat tidur Yongguk.
Dengan gesit Yongguk mengambil ponselnya. One missed call. Manik mata Yongguk mengernyit heran. Sejak kapan ada yang mengetahui nomor ponselnya selain nama orang yang ada di kontaknya. Kecuali satu nomor yang memang sudah ia hapal.
=3=
“Sial. Jangan sampai Junhong tahu tentang diriku”
Youngjae menangkup kedua tangannya. Hatinya berharap semoga tidak ada yang mengetahui jati dirinya.
Tanpa disadari pisau yang tadi berada di tangannya terjatuh mengenai kakinya. Tangannya yang masih saling menangkup terlepas. Manik matanya menatap datar kakinya. Sampai, kakinya terasa nyeri.
“Kyaaaa”
=3=
Suasana riuh terjadi di sekolah Zelo. Dari saat ia memasuki kawasan sekolahnya. Ia masih tidak mengerti ada apa.
“Baru kali ini hingga ada siswa yang mati”
Zelo bergidik ngeri saat mencuri dengar siswa-siswa yang ia lewati. Semua kata-katanya sama. Hanya orang yang mengatakannya yang berbeda. Sebenarnya ada apa ini.
“Jonghyun. Ketua osis itu”
“Benarkah ‘Totomato’ yang membunuhnya. Sebenarnya ada perselisihan pribadi apa”
Deg. Zelo  membelalakkan kedua matanya. Apa yang mereka katakan. Jangan bilang. Anak buahnya yang membuat masalah. Dan mengotori nama baik ‘Totomato’nya.
Zelo berusaha setenang mungkin. Jika sudah sampai ke pemakaman itu berarti lukanya sangat parah. Terlebih, nama baik Totomato sudah tercemar. Dalam kasus, Totomato tidak pernah memasukkan seseorang hingga ke liang lahat. Sungguh, ini benar-benar membuatnya gila.
“Junhong”
Zelo melambaikan tangannya ke arah Himchan sambil tersenyum lebar. Mau bagaimana lagi ia tidak mau Himchan tahu mengenai masalahnya dengan menampilkan senyum terpaksanya. Setidaknya ia harus beracting menjadi sosok Zelo yang tidak tahu apa-apa.
“Kau ikut ke pemakaman Jonghyun?”
Zelo menaikkan sebelah alisnya bingung. “Memangnya Jonghyun hyung kenapa?”
“Kau tidak tahu? dia dibunuh oleh Totomato. Sungguh, kupikir Totomato itu baik. Dalam sejarah, Totomato tidak pernah menyerang, mereka berkilah, tangkis, tidak lari dan tidak pernah membalas pukulan yang dilontarkan padanya”
Zelo terhenyak mendengar penuturan Himchan. Darimana Himchan mengetahui semua itu. Website tentang sejarah genk-nya dan segala tentang dirinya beserta anak buahnya sudah ia segel kuat. Ia yakin Himchan bukan orang sembarangan.
“Aku baru mendengarnya darimu hyung. Selama ini tidak ada seorangpun yang mengetahui detail dari sang Totomato itu”
“Oh ayolah, mana mungkin itu”
Zelo menyeringai di balik syal yang sedikit menutupi bibirnya. Sekarang ia tambah yakin jika Himchan bukanlah orang-orang seperti yang lainnya.
=3=
Daehyun menelungkup di bangkunya. Membiarkan semilir angin masuk melalui jendela kelasnya. Hari ini ia benar-benar seperti mayat hidup. Ia sudah gagal menjadi ketua. Ia sudah menghilangkan satu nyawa. Dan ia harus membalasnya.
“Dae”
“Hyun”
Lagi-lagi Yongguk dan Jongup memutuskan namanya lagi. Apa mereka tidak bosan. Tunggu, ini terjadi baru dua kali bukan. Lupakan.
“Ada apa?” Daehyun mengangkat wajahnya malas.
“Di mana Daehyun?” sebuah suara mengintrupsi Daehyun untuk menoleh ke sumber suara. Zelo.
Semua jari telunjuk mengarah ke arah di mana Daehyun, Yongguk dan Jongup berada. Zelo yang melihatnya hanya mengerjab bingung saat melihat dua orang di sisi Daehyun. Dua pemuda yang kemarin.
“Dae hyung. Ikut aku sekarang”
Yongguk dan Jongup terdiam. Mereka masih ingat incident di rooftop sekolahnya. Sungguh, Zelo mencari maut dengan tingkahnya yang sok bossy.
“Dae hyung. Kau mendengarku? Ayolah, apa salahnya jika mengikutiku. Kumohon hyung” datar. sangat datar Zelo mengatakan semua itu tanpa ekspresi sedikitpun.
Tap. Daehyun melangkahkan kakinya sedikit menyeret. Karena hari ini ia tidak mau di ganggu oleh siapapun itu. Namun, mau bagaimana lagi. Bocah berambut kebiruan ini seolah memaksanya. Tapi, memang memaksa.
Chuu~
Kecupan singkat mendarat di bibir Daehyun. Yongguk dan Jongup yang menyaksikan dari kejauhan hanya tercengang. Secepat itukah Daehyun mendapatkan yang di incarnya. Begitu isi pikiran Yongguk dan Jongup.
“Kau?”
Zelo menarik kasar tangan Daehyun. Sekarang ia dan Daehyun menuju ke rooftop tanpa peduli dengan pandangan aneh sejak saat ia berada di kelas Daehyun.
“Kita sudah sampai. Mau apa?”
“Hyung” Zelo menundukkan wajahnya. Kali ini ia benar-benar takut. “Maaf. Jika anggota yang ada di bawah tangan Totomato hiks” Zelo mulai terisak kecil.
“Tidak apa. Aku tahu jika bukan kau yang menyuruh mereka melakukan itu” datar. nada bicara Daehyun yang datar membuat Zelo makin terisak.
“Tapi, hiks tetap saja aku sebagai ketua harus meminta maaf. Dan hiks aku salah hyung aku salah”
Daehyun hanya menatap datar Zelo. Tak ada niat untuk menenangkan ataupun membalas ucapan Zelo. Ia tahu benar sifat Zelo. Ia juga yakin jika Zelo tak mungkin melakukan hal seperti itu. Namun, ia hanya terdiam menyaksikan.
Bahkan, hingga Zelo terdudukpun ia sama sekali tidak peduli. Ada apa dengannya saat ini. Biasanya ia akan memeluk Zelo berusaha menenangkan dengan buaian lembutnya. Namun, ia membeku.
“Baby Zel”
Daehyun memposisikan dirinya di depan Zelo. Tangannya terulur menurunkan syal yang dipakai Zelo. Manik matanya menatap bingung. Kenapa ada goresan silet panjang di lehernya.
“Ini kenapa?”
“Aku juga bingung hyung. Ini sudah ada sejak aku bangun pagi ini” Zelo memainkan jarinya takut.
“Kau berkelahi semalam?” Zelo menggeleng kecil. “Tapi, ini terlihat seperti baru”
“Akhh. Sakit hyung” Zelo menjerit saat kuku-kuku Daehyun mulai menyentuh lukanya.
“Maaf” Daehyun tersenyum tulus. Senyum yang hanya diberikan untuk kekasihnya tercinta.
Memang Daehyun dan Zelo mempunyai hubungan khusus. Namun, tidak ada yang mengetahui perihal itu semua. Mereka backstreet. Orang-orang di luar sana hanya menganggap cinta Daehyun bertepuk sebelah tangan.
Kenapa Zelo memberitahukan jika ia ketua Totomato kepada Daehyun? Karena, mereka berdua saling percaya dan terbuka satu sama lain.
Crack. Ponsel Daehyun jatuh dan dengan indah langsung berdering. Sontak Daehyun dan Zelo menoleh kebawah.
“Tatsmato? Ada apa lagi?” jari Daehyun yang hampir meraih ponselnya tiba-tiba tertahan oleh tangan Zelo.
“Hyung, kau berhati-hati dengan Tatsmato kumohon” bisik Zelo pelan. Zelo sudah punya feeling tidak enak dengan seseorang yang bernama Tatsmato.
=3=
Jari-jari Zelo masih bergerak liar di layar ponselnya. Ia harus mencari tahu tentang Himchan di salah satu list-nya. ‘Matoki’. Siapa tahu jika ia adalah Tatsmato, partner Daehyun.
Ia masih berfikir siapa Tatsmato. Kenapa tidak ada yang menggosipkan tentang Tatsmato di sekolahnya. Apa Tatsmato itu tidak terkenal. Apa Tatsmato itu paling jahat dari yang paling jahat lainnya.
“Apa yang kau lakukan?”
“Tidak ada” Zelo menampilkan senyum manisnya ke arah Himchan. Ia masih berpendapat. Himchan adalah salah satu orang yang harus ia hindari untuk beberapa hari.
“Kukira kau sedang mencari si pinky”
Zelo berusaha menutupi kebingungannya. Pinky?
=3=
“Hyung, kau berhati-hati dengan Tatsmato kumohon” kalimat itu masih terngiang di kepalanya. Sejak tadi ia masih dalam posisinya termenung, dan bersandar di bawah pohon. Sejak Zelo meninggalkannya di atap tadi, ia memutuskan untuk tidak diganggu. Karena itu ia berada di belakang sekolah.
“Kau tidak mau membantuku? Jika ada orang di sini aku tak segan-segan untuk meminta bantuan”
Daehyun memang paling tidak suka diperintah. Namun, kali ini ada orang yang meminta bantuannya. Mau bagaimana lagi. lagipula, orang yang meminta bantuannya ini teman curhatnya.
“Bantu apa?”
“Sirami bunga yang ada di sana nak....”
“Daehyun”
“Ah, nak Daehyun. Maaf, aku Jinki”
“Aku tahu sonsaengnim” Daehyun tersenyum kecil mencoba bersikap sopan.
Pemuda bernama Jinki itu terkekeh pelan. “Tak perlu memanggilku sonsaengnim saat sedang berdua” Jinki mengacak rambut Daehyun lembut. “Bagaimana hubunganmu dengan Junhong?”
“Ck. Tadi dia menangis” Jinki mengerutkan keningnya bingung. “Dia memintaku untuk berhati-hati dengan partner-ku”
“Mungkin ia cemburu. Kau tahu kan ia itu mudah cemburu”
“Tidak hyung. Kali ini, ia tidak cemburu. Matanya tidak mengatakan jika ia cemburu. Tapi, matanya seolah merasa kehilangan”
“Memang siapa partner-mu”
“Tatsmato”
=3=
“Bang”
“Hime”
Yongguk mendekap erat Himchan saat manik matanya menangkap sosok yang sangat dicintainya itu.
“Bang”
Yongguk masih memeluk Himchan. Ia hanya menjawab dengan gumaman kecil saja.
“Kau sudah tahu harus apa bukan?”
“Ng? Apa? Aku tak ingat kau menelponku”
=3=
Matahari tidak menerangi pagi Zelo. Sama seperti dirinya yang suram. Sejak semalam ia masih mencari tahu tentang Tatsmato. Namun, website tentang itu terus saja mempersulit dirinya. Mungkin, karena ia baru pertama kali membuka website tentang Tatsmato. Namun, demi apa. Sangat sulit lebih sulit dari website miliknya.
Zelo sudah memastikan jika lawannya kali ini. Selain berbahaya, ia juga cerdas. Dan, melebihi dirinya. dan, ia juga ada di sekolah yang sama dengan dirinya. Namun, ciri-ciri seperti itu banyak.
“Zelo”
Termasuk Himchan.
“Ne hyung. Wae?”
“Ani. Seharusnya aku yang bertanya. Wae?” Himchan dan Zelo saling terdiam. “Waeyo? Kenapa menjauh? Aku melakukan kesalahan”
Zelo terdiam bingung. Memang sudah satu minggu berlalu dirinya menghindar dari Himchan. Namun, ia tidak sadar jika Himchan terlalu peka terhadap prilakunya saat ini.
“Siapa yang menghindar?”
Himchan mengendikkan bahunya bosan. “Tentu saja kau. Kenapa kau menghindariku?”
Zelo tertawa kecil. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya. Ia melirik sekilas ke arah Himchan yang mengerutkan keningnya bingung. Semoga kali ini Zelo berhasil mengelabui Himchan lagi.
“Tentu saja tidak mungkin” Zelo terdiam. Manik matanya menatap Himchan heran. “Aku tahu. Kau pasti ingin memberiku jeda waktu bukan? Karena sedikit lagi anak kelas tiga ujian”
Bahkan, Zelo tidak berfikir tentang alasan itu. Tapi, Himchan memberikan otaknya secercah cahaya lima watt. Cukup. Ia dapat ide.
“Tentu saja hyung. Aku kan masih menyayangimu” Zelo memeluk Himchan. Tangannya meraba saku Himchan pelan. Kosong. Benda yang dicarinya tidak ada.
“Sudahlah” Himchan mengacak surai kebiruan Zelo lembut. “Aku mengerti. Aku kembali ke kelas ne~”
Zelo masih terdiam di tempat. Tangannya mulai meraba bawah mejanya. Gotcha. Benda yang ia cari tadi ternyata sudah ditempel di mejanya. Cerdas sekali. Tapi, sayang sekali. Zelo juga cerdas.
“Junhong”
“Youngjae hyung? Waeyo”
“Begini” Youngjae mengatur napasnya yang masih tersenggal. Dengan pose berfikir ala Youngjae ia hampir membuka mulut. “Ng? Aku lupa”
“Aku tidak yakin jika kau selalu juara prof”
“Ah iya. Itu, di belakang bajumu. Ada serangga” Youngjae meninggalkan Zelo yang masih diam. “Tapi, sepertinya bukan itu yang ingin aku katakan tadi. Jika aku ingat, aku akan kembali”
Damn. Zelo ingat, Himchan sempat memeluknya. Bahkan dia mengelus punggung Zelo. Kenapa Zelo baru sadar. Beruntung Youngjae mengingatkannya. Dan, tidak ada pembicaraan yang terkesan privasi saat bersama Youngjae tadi.
Zelo menginjak dua benda yang memang benar mirip dengan serangga itu. Itu adalah alat penyadap. Tapi, Zelo tak menyadari jika ada benda yang tak kalah kecil menempel di tali jam tangannya.
=3=
Seringai kecil tercetak jelas di wajah pemuda cantik itu. Ia mengaduk bubble tea sambil tetap mempertahankan seringainya.
“Kau memang cerdas. Tapi, tidak bagiku”
=3=
“Jongup-ssi Jongup-ssi. Irreona”
“Hyung jangan berisik”
“Mwo? Hyung? Aku sonsaengnim-mu pabo”
“Huwooo” Jongup seketika membelalakkan matanya. “Sonsaengnim? huwoo Cheonsonghamnida” Jongup membungkukkan badannya berkali-kali.
“Kau lebih pabo ketimbang Daehyun eoh?” Yongguk tertawa geli melihat aksi bingung temannya. Sonsaengnim? Ayolah. Ini belum bel masuk.
“Jangan bawa namaku bodoh”
“Hahaha. Maaf maaf”
“Apa tukang cat masuk?”
“Kenapa kau menanyakan dirinya?”
“Dimana Zelo?”
“Tuh. Membuat musik dengan kaki panjangnya”
“Himchan?”
“Jangan kau tanyakan. Dia punyaku”
“Dae. Kau kenapa sih? Kenapa kau diam saja dari tadi?”
“Ah. Sepertinya sudah bel aku ke kelas”
“Bel? Bel apa? Kau juga mendengar bel hyung? Dia itu kenapa sih?”
“Aku juga ke kelas ya? Bye Jongup-ssi. Sonsaengnim-mu ini pergi sebentar. Kerjakan tugasmu ne~ haha”
“Brengsek kau Yongguk”
“Jongup-ssi bisa bicara denganmu sebentar?”
Jongup mematung di tempat. Suara Zelo yang datar memang aneh di dengar telinganya. Tunggu, Zelo.
“Eh? Junhong-ssi? Silahkan”
Srakk. Zelo menyobek kertas dari buku tulis Jongup dengan seenaknya. Jongup hanya mendengus sebal ke arah Zelo.
=3=
Pemuda cantik itu menghempaskan earphone di telinganya. Raut wajahnya kesal bukan main. Alatnya tidak berfungsi dengan baik. Sialan. Tidak mungkin lawannya sebanding dengannya. Lawannya itu masih bocah. Mengesalkan.
“Kau tau Totomato? Seperti apapun dirimu. Kau bukan tandinganku”
=3=
Esoknya, Daehyun masih malas untuk bangkit dari kasurnya. Matanya sudah ia segarkan kembali dengan menggunakan irisan timun. Setidaknya, itu dapat memberikan kesan tak tidur semalam hilang.
Ia masih memikirkan kenapa ia harus menjauhi Tatsmato. Kenapa Zelo selalu meminta dan memohon kepadanya hingga menangis setiap waktu. Dan, kenapa Zelo setiap datang ke rumahnya selalu memeriksa setiap sudut kamarnya.
“Ughh”
Dan, yang paling aneh. Zelo tidak mau berbicara, ia membawa note kemanapun ia pergi. Dan itu terjadi dari dua hari yang lalu. Tapi, anehnya dia mau mengeluarkan suaranya saat ia berbicara dengan Himchan.
“Aku bolos hari ini”
=3=
“Di mana Dae hyung” suara Zelo yang dibuat seolah-olah bernada rendah itu membuat suasana di kelas Daehyun tegang.
“Di mana Dae hyung”
“Dia tidak masuk. Suaramu sudah kembali?”
“Kemana dia?”
“Jawab pertanyaanku. Maka aku jawab pertanyaanmu”
“Merepotkan”
“Manis-manis galak”
“Ehm”
“Kimchan”
Himchan tersenyum ke arah Zelo yang melambaikan tangan ke arahnya. Sesaat setelah kepergian Zelo. Himchan menyeringai kecil di balik tubuh Yongguk.
=3=
Brakk.
“Jung Daehyun”
“Zelo. Kau ̶”
“Stop. Kau sedang apa? Kenapa dengan matamu? Mau menyaingi panda eoh? Kenapa kamarmu berantakan? Sebenarnya kau habis apa?”
“Membereskan kamar, aku baik, tidak, angin topan, tidur”
“Aku yang bereskan”
=3=
Jongup mendudukkan dirinya di sebelah Youngjae. Kedua tangannya dilipat ke depan. “Youngjae-ah”
“Jawab aku. Kau tahu Tatsmato?”
“Tatsmato? Aku baru pertama kali mendengarnya. Di mana kau mendengarnya? Bagaimana ciri-cirinya?” Youngjae menopang dagunya. Ia masih berfikir. Darimana Jongup tahu tentang Tatsmato. Dan, apa hubungannya dengan Tatsmato.
“Jangan berbohong”
“Aku bukan Tatsmato aku tidak kenal Tatsmato, aku itu anak tukang cat. Dan, aku akan mencari tahu tentang Tatsmato” Youngjae menyeringai kecil. “Terima kasih”
=3=
Zelo menghela napas kesal. Melihat layar ponsel Daehyun benar-benar membuatnya kesal. Sudah berulang kali ia bilang jangan berhubungan dengan Tatsmato.
“Hyung!”
“Nde. Waeyo?”
Zelo menunjukkan layar ponsel Daehyun tepat di depan wajah sang pemiliknya itu. Zelo menatap Daehyun meminta penjelasan.
“Kenapa?”
“Jangan berhubungan dengan partner nistamu itu” Zelo mendekat ke arah Daehyun seraya memperkecil suaranya.
Daehyun mengernyit bingung. Apa Zelo sedang cemburu dengannya. Oh, ayolah. Hanya partner.
“Dia berbahaya”
“Siapa yang kau maksud?”
“Tatsmato”
Daehyun mengerjapkan kedua matanya berulang kali. Bagaimana bisa Zelo mengetahui jika tadi malam ia masih sempat berhubungan dengan Tatsmato.
Seolah tahu isi pikiran Daehyun, Zelo langsung mengetik beberapa kali layar ponsel touch screen Daehyun. Lalu, menunjukkannya ke Daehyun.
“Lihat angka berurutan tujuh, empat, tujuh, lima. Kau bisa membayangkannya hyung? Itu Sebuah kode” Daehyun mengernyit bingung. “Tujuh adalah T?”
Zelo menutup mulut Daehyun dengan cepat. Manik matanya memusatkan ke suatu cahaya kecil dari meja belajar Daehyun. Manik matanya menyipit aneh. Bibirnya menyeringai kecil. Gotcha. CCTV.
“Kau mendapatkan ini dari mana hyung?” Zelo membesarkan suaranya. Membuat CCTV itu bergerak kecil mengikuti pergerakan cepat yang dilakukan Zelo.
“Aku menemukannya di depan asramaku”
“Manisnya”
Crack. Dengan cepat kaki jenjang Zelo menghancurkan lampu belajar Daehyun. Masih bisakah itu disebut lampu belajar? Sedangkan itu hanya sebuah kamuflase dari kata CCTV?
“Dia cerdik hyung” Zelo mendekatkan bibirnya ke telinga Daehyun. “Selalu berhati-hati, bisa saja serangga yang kau lihat adalah penyamaran. Lakukan gerakan yang cepat”
Daehyun mengecup bibir Zelo kilat.
“Terima kasih”
=3=
Youngjae menelusuri segala kode yang ia dapat dari semua perkataan Jongup di atap tadi. Satupun tidak ia temukan.
“Apa kau orang baru? Siapa ketuamu?”
Youngjae menghela napas kecil. Manik matanya menelusuri setiap kata-kata yang tertera di layar laptopnya.
“Tats”
Manik mata Youngjae menyipit tajam. Gotcha, kenapa tidak dari tadi ia menggunakan kode ini.
=3=
“Yongguk-ssi”
“Wae?”
“Ini”
Manik mata Yongguk berbinar seketika. Tangannya mulai mendekati tumpukan uang yang tersedia di depan matanya.
Brakk. Koper hitam itu menutup seketika. Manik mata sang pemiliknya berkilat tajam. Yongguk hanya menatap sang pemilik itu dengan tatapan datar.
“Kau tahu Bang? Jika kau berani mengambil koper ini. Berarti kau menerima perjanjian bukan?”
“Tentu”
“Aku pergi”
Selang beberapa menit setelah kepergian pemuda cantik itu. Bughh. Tendangan tiba-tiba yang diterima Yongguk dari belakang membuat tubuhnya terjatuh lunglai.
“Maaf sobat, aku harus melakukan ini”
=3=
7475 angka itu selalu berputar di kepala Zelo. Siapa ketua Tatsmato? Dan yang lebih penting. Apa yang Tatsmato inginkan dari Daehyun.
“Akhirnya, aku bisa membuka ini”
Menunggu. Zelo menunggu hasil yang baru ia kirimkan ke laptopnya. Terbuka. Website itu terbuka. Hampir Zelo ingin berteriak kegirangan karena itu.
“KC?”
Demi apa. Ini membuatnya benar-benar pusing. Tunggu, sekarang Zelo mulai menyeringai. Ia tahu itu sebuah kode. KimChan. Kim HimChan.
“Jadi dugaanku benar, kau adalah Tatsmato. Jadi, Jokomato adalah Youngjae” gumam Zelo sangat pelan. Dengan cepat Zelo mengambil dan memainkan jam tangannya. “Kau tahu? aku sudah mengenalmu Tatsmato”
=3=
Youngjae masih memainkan tangannya pada mouse komputernya. Namun, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Bisa saja lawannya kali ini memakaikan penyadap pada komputer. Ia harus memakai laptopnya.
“Sudah lama aku tidak memakai laptopku ini.”
Jemari Youngjae bergerak lincah di atas papan keyboard itu. Matanya mulai menyipit ketika kode  yang ia gunakan tidak berhasil. Dan, ia malah kembali ke halaman awal. Sial.
Tring. Bunyi pesan masuk dari ponsel Youngjae membuat sang pemilik menatap heran ponselnya. Siapa yang mengirimi pesan tengah malam seperti ini?.
“Apa? Brengsek kau Totomato”
=3=
Getaran ponsel membangunkan Daehyun dari tidur indahnya. Tatsmato. Dengan cepat Daehyun menempelkan selimut pada bibirnya.
“Waeyo?” suara ngebass yang berhasil Daehyun keluarkan dari bibirnya dengan sempurna.
“Yongguk?”
Daehyun terdiam. Berusaha mencerna perkataan dari lawan bicaranya. Ia masih tidak menyangka dengan apa yang baru ia dengar. Apa ini sebuah mimpi buruknya?
=3=
Zelo terbangun. Sinar matahari menyeruak di dalam kamarnya. Sebelah tangannya memegang dadanya. Sakit. Apa yang akan terjadi?
Cklek. Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok yang sangat ia kenal. Kekasihnya.
“Hyung?”
“Sebenarnya ada apa denganmu?”
“Maksudmu ap ̶”
“Kemarin aku percaya kau tidak membunuh Jonghyun. Tapi, aku ingin bertanya padamu. Apa kau pernah bermain di belakangku? Dan, dengan temanku sendiri kemarin malam”
“Kumohon, jangan bertele-tele”
“Apakah kau pernah bermain dengan Yongguk di belakangku?”
“Tidak. Kau dapat berita absurd darimana hyung?”
“Tidak penting darimana aku mendapatkan berita itu”
=3=
Youngjae berjalan terburu-buru. Ia masih kesal dengan apa yang ia terima tadi malam. Sebenarnya, ada apa dengan Totomato sang ketua, sehingga mereka berani merencanakan pernyerangan kepada anak buahnya.
“Akan kucari kau Totomato”
=3=
“Jadi yang mengambil ponselku Totomato? Berani sekali dia melakukan ini. Apa dia tidak punya ponsel”
Yongguk meremas kuat kertas yang baru ia baca isinya. Matanya mendelik tajam. Dengan cepat Yongguk meraih ranselnya. Dan menuju ke tempat di mana ia menuntut ilmu. Dengan menghentak-hentakkan kakinya.
“Aku akan membalasnya Totomato”
=3=
“Sekarang kau mau apa? Membunuh Totomato huh? Kau gila. Bahkan kau belum tahu itu benar yang melakukan Totomato atau hanya sebuah jebakan”
Youngjae mendelik tajam ke arah Jongup yang notabene adalah teman dekatnya dari kecil. Oke, kembali kepada topik.
“Aku kesini karena meminta bantuanmu”
Jongup bangkit dari posisi tidurnya. Manik matanya menatap heran ke arah Youngjae. Apa yang barusan ia dengar? Sang tukang cat meminta bantuannya. Mustahil.
“Bukankah kau lebih suka mengerjakan sendiri?”
 “Itu kesalah pahaman. Percaya padaku”
“Dan, setelah itu kau bergabung ke OSIS untuk membuktikan itu kesalah pahaman? Tapi, sampai sekarang” Jongup menyeringai kecil. “Kami belum mendapatkannya”
=3=
“Aku tidak percaya”
Daehyun memainkan ponsel Yongguk yang semalam ia ambil paksa. Ia masih sangat ingat dengan apa yang ia dengar tadi malam.
“Dae”
“Hyun”
Dengan gesit Daehyun menyembunyikan ponsel Yongguk. Ia sudah sangat mengenal suara ini. Yongguk.
“Bisakah kau tidak memutus namaku seperti itu? padahal kau hanya sendirian saat ini”
Daehyun mendengus kesal saat nyatanya Yongguk hanya sendirian tanpa ada Jongup di sampingnya. Padahal banyak yang ingin ia tanya jika Jongup ke kelasnya.
“Huwooo. Uri Daehyunnie. Ada apa denganmu?”
Ck. Tak tahukah mereka Daehyun sedang sangat kesal dengan apa yang ia ketahui tadi malam. Dan, orang itu adalah Yongguk. Dari apa yang di dengarnya semalam Yongguk bermain dengan kekasihnya. Menjijikkan.
“Daehyun?”
=3=
Zelo masih terisak dalam diam. Ia masih tidak tahu kenapa Daehyun menuduhnya seperti itu.  Siapa yang dengan enak menyebar gosip yang sama sekali tidak ia lakukan.
“Zelo? Kau sedang apa di sini?”
Zelo dengan cepat menghapus air matanya, mengganti dengan senyuman. Ia tidak suka jika ada orang yang melihatnya menangis seperti bayi. Menurutnya itu sangat memalukan.
“Kau menangis?”
“Kau tahu akukan hyung. Kau sudah mengenalku lama” Zelo tersenyum kecil. Manik matanya sama sekali tak mau melihat wajah Himchan. Karena, ia sangat tahu jelas siapa yang menyebar dan membuat gosip tentangnya. Himchan.
“Apa kau merindukan sikap Youngjae padamu? Hei, dia pembunuh ayah baptismu yang juga ayah Jongup waktu itu. dia membunuhnya dengan tangannya sendiri”
Ck. Demi apa. Zelo sudah melupakan semuanya. Bahkan, ia sudah memulai hidup baru. Tapi, kenapa Himchan dengan sengaja membuatnya mengingat. Padahal, ia dan Youngjae masih saling bersikap baik.
“Ck. Itu, tidak mungkin”
=3=
“Aku akan membuktikan semua itu. Cepat atau lambat, kalian harus menerima kebenarannya. Sebelum kelulusan nanti”
Jongup terdiam. Apa ini sudah menjadi ending. Tapi, yang terpenting, ia harus cari tahu siapa itu Tatsmato. Karena, sepertinya ia dalang dari semua perpecahan ini. entahlah, ia dapat feeling dari mana tentang Tatsmato adalah Himchan.
“Kami akan menunggu semua itu”
“Kau. Harus percaya semua itu” Youngjae menangkup wajah Jongup untuk menatapnya. “Karena aku tidak akan berkhianat pada siapapun dari kalian. Termasuk kau Moon Jongup. Apalagi jika itu hanya untuk sebuah perusahaan apapun”
“Aku percaya kau tidak akan membunuhnya”
=3=
Yongguk menunjukkan kertas di depan wajah Daehyun. Dengan cepat Daehyun membaca setiap kata yang tertulis. Daehyun mengernyit bingung menatap tulisan itu. Kapan ia membuat tulisan seperti itu?
“Totomato mencuri ponselku. Menyebalkan sekali dia” Yongguk menendang kursi yang ada di hadapannya. “Beberapa hari yang lalu ia membunuh Jonghyun. Dan, sekarang ia mengambil ponselku serta uangku. Brengsek.”
Tidak. Yang mencuri ponsel Yongguk itu dirinya. Kekemato. Bukan Totomato. Siapapun orangnya pasti ia sangat membenci Totomato.
Dan, tentang cerita yang ia dengar tadi malam. Memang sudah direncanakan untuk membuatnya marah kepada Zelo.
“Pantas saja aku menghubungi nomormu tidak bisa”
“Kau menghubungiku? Untuk apa?”
“Aku hanya ingin berkata” Daehyun sedikit memberi jeda. “Jika. .”
=3=
“Zelo. Apa kau pernah mengingat” Himchan sedikit menarik napas. “Jika kita pernah melakukan hal konyol saat kita masih berumur dua belas tahun”
“Aku ingat saat mos pertama kali” Zelo berusaha terkekeh kecil. Sungguh, ia tidak ingat apa-apa.
“Memangnya apa yang kau ingat?”
Kepingan memori tiba-tiba melesak masuk ke dalam otak Zelo. Pening. Itu yang dirasakan Zelo. Kepalanya penuh. Ia ingat apa yang Himchan maksud saat ini.
“Zelo? Kau tak apa?”
Zelo bersumpah. Sebelum pandangannya mengabur ia sempat melihat Himchan menyeringai ke arahnya. Dan, sebelum pandangannya menggelap. Ia mendengar Himchan mengatakan ia adalah pembunuh. Ia membunuh siapa?
=3=
“Jika.. aku yang mengambil ponselmu”
Daehyun mengeluarkan ponsel Yongguk dari saku celananya. Menatap datar Yongguk tanpa mengeluarkan suara sepatah katapun. Menanti reaksi yang akan diberikan Yongguk padanya.
“Aku tidak mengambil uangmu. Aku juga tidak menulis note aneh tadi. Aku hanya meminjam ponselmu tanpa permisi. Dan kuharap, kau tidak berkhianat padaku”
Yongguk terdiam. Ia bingung, haruskah ia mempercayai temannya yang satu ini atau mempercayai note yang sempat ia baca. Jika ia salah mengambil keputusan. Mungkin, kehancuran persahabatannya akan terulang kembali. Ya. Terulang kembali.
Bugh. Sebuah pukulan telak diterima Daehyun. Ia tahu jika ia memang pantas mendapatkannya. Bahkan mungkin lebih dari satu pukulan. Ia jahat. Pada kekasihnya juga pada temannya sendiri. dan ia sadar itu.
“Bodoh!”
Daehyun berusaha menulikan telinganya saat mendengar Yongguk yang menghujatnya habis-habisan seraya memukuli wajahnya.
“Sekarang. Karena kebodohanmu Zelo dalam bahaya”
=3=
“Kita lihat nanti Moon Jongup”
=3=
“Kau kenal nomor 7475? Aku tidak sengaja menemukan nomor itu di ponselmu”
“Ck. Himchan. Ada apa?”
Daehyun bangkit dari duduknya. Berlari tak tentu arah. Walaupun punggung dan kakinya terasa sangat sakit di tambah lebam di wajahnya membuatnya sedikit meringis kesakitan. Ia terus mencari keberadaan kekasihnya melalui GPS di ponselnya.  Sungguh, ia sangat khawatir dengan keadaan kekasihnya.
=3=
“Terima kasih Jinki sonsaengnim”
Benar dugaannya. Ia telah menemukan kekasihnya dalam keadaaan tidak sadarkan diri. Berutung ia langsung berlari dan manik matanya melihat Jinki sonsaengnim membopong Junhong seorang diri.
Daehyun menatap datar tubuh Zelo yang terbaring di hadapannya. Siapa yang berani melakukan ini kepada kekasihnya. Apakah benar yang sempat ia dengar dari Jongup kemarin. Jika Zelo, Yongguk, Youngjae, dan Jongup menjadi pion.
=3=
“Aku juga tidak mengerti, bodoh. Yang aku tahu kita menjadi pion partner brengsek mu itu. jika yang dikatakan Zelo benar”
Daehyun membanting ponselnya kesal. Ia merasa dipermainkan sekarang. dan ia tidak suka dalam posisi seperti ini. dan, apa yang barusan ia dengar. Sial. Ia hanya sebuah pion. Sebegitu bodohnya kah ia.
=3=
“Yongguk adalah ilusi yang tak pernah hidup. Sekalipun kau membuat cloning nya”
“Apa pedulimu, Jonghyun hyung”
“Aku tidak ingin orang di sekitar Yongguk merasa kehilangan untuk kedua kalinya. Saat mereka sudah mendapatkan memori”
Srakk. Pedang panjang yang sedari tadi tepat berada di samping Jonghyun seketika menusuk tepat di jantung Jonghyun. Arteri yang pecah membuat darah merah tercecer banyak di lantai yang mereka pijak.
“Yongguk sudah mati”
Jonghyun memegang bekas pedang yang baru saja ditarik paksa oleh tangannya sendiri. meringis sakit saat kehidupannya akan segera terenggut cepat.
“Kau terlalu berisik Jonghyun hyung”
=3=
Daehyun melirik ke arah nakas tempat tidur. Mencari suatu obat yang dapat mengurangi nyeri di kepalanya. Entah kenapa kepalanya berdenyut kencang untuk beberapa hari terakhir ini. Lebih tepatnya sudah sekitar tiga hari ia menemani kekasihnya tanpa berniat untuk meninggalkannya seorang diri.
Manik mata Daehyun sedikit tertarik dengan ponsel kekasihnya yang sudah lama tidak tersentuh. Tidak sopan memang namun, ia hanya ingin melihat-lihat ponsel kekasihnya saja. Tidak salahkan.
45 Messages. Banyak sekali. Sedikit iseng, Daehyun sengaja membaca isi pesan tersebut. Terkekeh kecil saat menyadari jika semua pesan itu ia yang mengirimi. Bahkan, ia membaca lebih dari seratus pesan. Banyak sekali Voice Message yang masih tersimpan. Mungkin, Zelo memang malas untuk membuka Voice Message.
Deg. Daehyun mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Tepat saat kematian Jonghyun. Si ketua OSIS itu mengirimi kekasihnya Voice Message. Apa sebuah kalimat terakhir. Daehyun tertawa kecil membayangkannya.
Daehyun mengetikkan beberapa kali pada ponsel touch screen kekasihnya. Mencoba untuk mendengar apa pesan yang belum sempat kekasihnya dengar atau lebih tepatnya malas untuk sekedar membuka voice message. Kebiasan kekasihnya.
“Yongguk adalah ilusi yang tak pernah hidup. Sekalipun kau membuat cloning nya”
“Apa pedulimu, Jonghyun hyung”
“Aku tidak ingin orang di sekitar Yongguk merasa kehilangan untuk kedua kalinya. Saat mereka sudah mendapatkan memori”
=3=
Jonghyun menelpon Zelo berulang kali. Hingga akhirnya ia benar-benar bosan untuk menghubungi Zelo. Dan berakhirlah ia membuat Voice Message yang ia pasti tahu tidak mungkin dibaca. Setidaknya, Zelo tahu jika ia menghubungi bocah itu puluhan kali.
“Aku berharap kau bisa berpartisi pasi saat ini, Jonghyun hyung”
“Aku masih tidak bisa berjanji”
Jonghyun menggunting beberapa helai rambut Yongguk. Sengaja dirobek sedikit agar darahnya mengalir. Lalu dengan cepat ia masukkan ke dalam dua tabung yang berbeda.
“Kau mendapatkan ide ini darimana?”
Pemuda cantik itu hanya menyeringai keji. Tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari Jonghyun. Jemari-jemari lentiknya mengusap wajah Yongguk  lembut.
“Aku berharap bisa membuatnya hidup kembali. Karena aku jatuh cinta padanya”
=3=
Daehyun memegangi kepalanya yang makin berdenyut. Sekelebat memori mulai berterbangan di kepalanya.
=3=
“Memang benar begitu, Yongguk hyung. Jangan mengelak”
Pemuda jangkung itu menggoda kakak sepupunya untuk kesekian kalinya. Sedangkan, tiga pemuda lainnya hanya tertawa geli melihat ekspresi malu Yongguk.
Kemarin Yongguk dan Himchan telah resmi menjadi sepasang kekasih. Untuk itu Yongguk mengajak adik sepupu dan temannya untuk merayakannya. Karena itu, sepanjang perjalanan ia terus-terusan digoda oleh adik sepupunya, padahal Yongguk dan Zelo pisah mobil.
“Sudahlah, jangan menggodanya”
Himchan menengahi ke empat pemuda yang tengah menggoda kekasihnya. Ia jadi, merasa tua jika sudah seperti ini. Lagipula, sebenarnya karena hubungannya dengan Yongguk yang membuat mereka berdua di goda habis-habisan ini.
“Kau berisik Zelo-ah. Sana, urus Daehyunmu itu. haha”
“Hyung. Kalau menyebrang tuh pelan-pelan jangan terlalu cepat”
Jongup memberi peringatan karena memang hanya ia dan Youngjae yang membonceng Yongguk selain Himchan. Ia sudah berulang kali memperingati Yongguk agar ia dan Youngjae bisa sampai dan makan dengan selamat. Namun, Yongguk hanya menjawab ‘Jangan khawatir’. Padahal sudah kesekian kalinya mereka hampir tertabrak. Dasar Yongguk.
“Hei. Kalian mau makan di mana?”
“Di sampingmu Yongguk hyung!” Zelo berteriak panik saat dirasanya Daehyun sudah langsung mengerem dengan cepat bahkan, ia tidak sadar jika sekarang mobil yang ia kendarai sudah hilang kepalanya terbawa mobil Yongguk..
“Baby Zel”
Daehyun mengusap lembut kening Zelo sepertinya benturan saat ia mengerem tadi tidak cukup parah. Daehyun yang sempat sadar melihat keadaan mobil yang dikendarai Yongguk. Sangat parah. Kemungkinan besar dua orang di sisi depan tidak bisa berjalan.
Daehyun dengan sengaja membenturkan kepalanya di stir mobil berulang kali. Mencoba menghilangkan segala tentang kejadian ini.
“Semoga aku bisa melupakan kejadian ini”
=3=
“Aku terlalu mencintainya, Jonghyun hyung”
=3=
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?”
Jongup menggeleng kecil tanda tak tahu. Ia masih berfikir apa yang terjadi sebenarnya. Siapa yang telah membunuh Yongguk. Dan apa maksudnya Jonghyun membuat Voice Message aneh ini.
“Kita jadi punya dua pasien sekarang”
Youngjae hanya mendengus kesal mendengar guyonan yang tak lucu dari Jongup. Memang benar, mereka jadi punya dua pasien. Karena, saat mereka ke ruang rawat Zelo. Mereka menemukan Daehyun yang tengah tertidur. Atau lebih tepatnya pingsan.
“Aku masih tidak mengerti”
=3=
“Hanya satu yang tidak bisa kami selamatkan. Selebihnya, hanya amnesia. Dua diantaranya amnesia berat. Kemungkinan untuk mengingat kejadian kalian hanya kecil. Memorinya tentang kejadian ini telah hilang. Tapi, mereka masih bisa mengingat masa kecilnya”
Jonghyun melirik Himchan yang benar-benar sudah menangis sejak tadi. Luka lecet yang di alami Himchan tidak ia pedulikan hanya kekasihnya yang saat ini benar-benar ia pedulikan.
 “Jika kau butuh bantuanku hubungi saja aku. Aku akan ada untukmu menggantikan Yongguk”
=3=
“Jadi, sekarang kau percaya padaku?”
Jongup meniup rambut Daehyun bosan. Di kepalanya ia masih berfikir untuk pembuktian yang sering diucapkan oleh Youngjae.
=3=
“Skenario yang bagus Jonghyun hyung”
“Kau membuatku menjadi pion di hidupmu. Menyebalkan”
“Memang apa yang kau lakukan agar mereka terpecah begitu?”
“Membunuh seseorang yang berharga bagi Jongup. Dan, membuat Youngjae sebagai tersangka di depan mereka. Jalankan peranmu”
=3=
“Aku percaya padamu”
=3=
Setelah Zelo siuman Daehyun benar-benar tidak mau berbicara padanya. Hingga saat ini. ia hanya bisa mendiami Zelo. Ia bingung ingin berbicara apa.
“Daehyunnie. Yongguk hyung memanggilmu”
Daehyun menatap kosong layar komputernya. Memorinya sudah kembali. Dan, apakah Jongup tidak tahu atau memang tidak ingat jika. Yongguk sudah mati saat mereka masih kelas dua Junior High School.
Saat di mana hanya ia dan Yongguk yang sudah belajar mengendarai mobil secara diam-diam.
“Dae”
“Hyun”
Zelo yang sedari tadi duduk di sebelah Daehyun dan tidak dianggap oleh kekasihnya itu tercekat saat melihat Yongguk yang tengah tersenyum lebar ke arah mereka. Atau lebih tepatnya pada Daehyun.
=3=
“Aku lebih berharap ia mati. Mungkin memang karena aku memang tidak begitu menyukainya saat ia membuat adik kecilku, Himchan menangis. Dan, bantu aku membunuhnya. Tanpa di ketahui oleh Himchan”
=3=
Haruskah. Haruskah ia membunuh Yongguk mengikuti permintaan Jonghyun pada saat itu. Daehyun melirik Zelo sekilas. Entah ada apa, yang ia yakin Zelo juga diberi tugas yang sama saat ia bertemu dengan Jonghyun pertama kali.
“Ah, Yongguk hyung. Aku dan Dae hyung akan pergi. Kau mau ikut kan? Ayolah, sekalian kau ajak kekasihmu. Kita double date pulang sekolah ini. eotte?”
“Yeah. Aku mau ikut”
“Aku pulang saja deh. Aku hanya akan tidak dianggap jika aku ikut”
“Cepatlah menggaet seseorang Jongupie”
=3=
Youngjae terlalu pintar untuk sekedar mengetahui tentang ruang rahasia Himchan. Memecahkan alat aneh yang ada di ruangan ini. Terlalu mudah bagi seorang Yoo Youngjae.
Bahkan, ia sudah menyelesaikan tugasnya sedari tadi. Tapi, ia masih harus meneliti tempat ini hingga ia menemukan sebuah peti yang terlihat baru.
=3=
Sepulang sekolah benar saja mereka berempat pergi ke tempat makan yang sangat menarik perhatian dengan nuansa hijau daun dan kesederhanaan yang ada. Ya, sangat dekat dengan perempatan tragedi mereka.
“Bisakah kita menggabungkan merah, biru, putih menjadi satu?”
“Tentu saja, hyung. Itu akan lebih berwarna, apalagi jika ditambah warna pink dan daun yang hijau serta bunga matahari. Serasi kan?”
“Haha. Andai saja genk di sekolah kita bisa bersatu. Sepertinya keren”
Daehyun, Zelo serta Himchan hanya terbatuk mendengar pernyataan Yongguk. Mereka ingat masa-masa mereka di Junior High School saat itu. Di mana saat Yongguk mengetahui tentang lima genk ̶ tanpa Tatsmato terbesar yang saling memusuhi satu sama lain itu.
“Jika bisa. Aku ingin berbicara pada ketua mereka dan menyuruh mereka berdamai”
Apa ini benar-benar Yongguk?
=3=
“Yongguk hyung?”
=3=
Setelah acara membuat kue dan makan di salah satu restaurant. Akhirnya, mereka semua memutuskan untuk pergi ke rumah Zelo. Walaupun, Yongguk dan Himchan sedikit bertengkar di tengah perjalanan.
“Aku pulang. Eomma” Zelo berlari ke dapur mencari orang tuanya.
“Kalian masuk saja. Tidak perlu malu”
“Itu bagimu. Kau kan akan jadi menantu. Lah, kami?”
“Haha. Tidak juga, umma Zelo sangat welcome kok”
 “Yongguk chagi? Apa itu benar kau?”
Wanita paruh baya itu langsung memeluk Yongguk erat. Sedangkan, Daehyun dan Zelo memulai akting mereka. Walaupun mereka sadar ada seseorang yang sedang mengepalkan tangannya kesal.
“Eomma mengenalnya?”
“Tentu saja. Menginaplah di sini Gukkie”
=3=
“Kau menemukannya?”
“Kenapa kau bisa tahu aku di sini?”
“Karena aku yang akan membuktikan kau tidak bersalah dalam segala kasus”
Jongup mengambil flash disk kecil dari sakunya dan menunjukkannya pada Youngjae. Masih dengan tatapan datar yang baru pertama kali ia perlihatkan pada Youngjae. Jongup menghampiri Youngjae.
“Kita lihat isinya bersama di komputer itu”
=3=
“Akan kupastikan jika kau memang Yongguk”
=3=
“Hah? CCTV polisi eh?”
Jongup menepuk pelan bibir Youngjae kesal. Manik matanya masih fokus pada layar datar yang menampilkan berbagai potongan gambar mobil yang melaju di jalan.
Sebelum akhirnya Jongup dan Youngjae menahan napas. Ini gila. Tidak mungkin, kapan ini terjadi pada mereka. Bahkan, mereka hanya ingat di mana mereka jatuh di satu sepeda saat mereka masih kanak-kanak. Sosok di video itu mereka. Bagaimana bisa.
“Waeyo?”
“Tunggu. Ini belum habis. Kita lihat video lain”
“Aku tidak ingin kau melihat ini lebih. Kita harus menyelamatkan Yongguk yang asli dan membuang benda aneh ini”
=3=
Voice message. ‘aku sebagai ketua. Akan melanjutkan permusuhan yang sudah terjadi sejak lama. Laksanakan tugas, serang melati, langit, daun, matahari’
=3=
“Hebat ya. Banyak sekali yang dihukum. Katanya tadi malam perang sekolah ke empat”
“Iya, aku tahu. Banyak murid yang tak masuk akibatnya”
Youngjae mencuri dengar pembicaraan adik kelasnya. Walaupun tangannya masih fokus pada buku tapi, telinganya berjalan entah kemana.
“Youngjae, Zelo dan Daehyun diharapkan mengumpul”
=3=
Daehyun meminta seksi medis di genk nya untuk melayani anak-anak yang terluka. Merepotkan, kenapa bisa perang berjalan tanpa ada komunikasi dengan ketua. Dan, sekarang malah ia disuruh kumpul.
“Kami di serang. Yang menyerang kami kemungkinan besar hanya genk Shishimato. Karena, ke empat genk lain di serang di waktu bersamaan”
=3=
Zelo hanya menatap layar ponselnya datar. Mendengarkan setiap senti yang keluar dari bibir salah satu anggota genk nya. Mendengar segala keluhan dan keberatan dengan prinsip yang dipegang oleh Totomato.
“Kita tidak harus membalasnya”
=3=
“Kita tidak perlu melakukan perang. Jika kalian diserang. Katakan padaku, saat itu juga aku akan menyelamatkan kalian”
Jongup mematikan ponselnya lalu memutar kursi yang ia duduki di ruang broadcast. Menatap dengan seringai ke arah Daehyun, Zelo, juga Youngjae.
=3=
 “Cinta membuat orang menjadi gila”
“Apa kau mengerti?”
Setelah lelah menonton semua video bersama Daehyun, Zelo dan Jongup. Youngjae hanya dapat menghela napas mengerti. Setelah memori yang di dapatkan Daehyun serta video yang sengaja direkam itu.
Di mana Himchan tidak masuk selama dua bulan hanya karena Himchan depresi karena Yongguk tak kunjung sadar dan bunuh diri di hari ketiga setelah kematian Yongguk di ketahui oleh Himchan.
Saat di mana Jonghyun memutuskan untuk membuat kloning adiknya.
Dan, saat Himchan melihat jasad Yongguk. Dan memohon pada Jonghyun untuk menghidupkannya kembali.
Dan, saat di mana adiknya tahu tragedi yang membuat Yongguk mati.
Hingga akhirnya Himchan menganggap kejadian itu suatu kesalahan Zelo dan berniat membunuh Daehyun. Agar Zelo merasa kehilangan seperti dirinya.
Bahkan, saat Jonghyun membunuh semua keluarga Jongup karena permintaan konyol adiknya. Setelah semua rekaman dari satu CCTV di ruang lab rahasia Jonghyun mereka tonton.
Akhirnya, mereka mendapatkan suatu kesimpulan.
Jika, Himchan dan Yongguk hanyalah sebuah kloning. Seseorang yang membunuh anjing kesayangan serta orang tua Jongup adalah Jonghyun yang juga, dalang yang mengikuti jalannya skenario yang ia buat.
Dan, tentang genk. Mereka akhirnya memutuskan untuk keluar dari setiap genk yang ada termasuk anak tukang cat. Mereka menjadi ketua dari genk tersebut hanya karena, mereka ingin impian Yongguk terkabul.
Menyatukan setiap ketua genk.
=3=
“Apakah kau yakin jika Yongguk mencintaimu. Dan ingin kau menyusulnya. Huh?”
=3=
“Jonghyun adalah dokter dan kakak sepupu Himchan” tutur Zelo malas.
=3=
“Kenapa harus Yongguk? Masih banyak pria dan wanita lain di luar sana”
=3=
“Kita harus membunuh keduanya” Daehyun berpendapat.
=3=
“Aku menyayangimu Himchanie”
=3=
“Aku tahu di mana jasad Himchan” Youngjae dan Jongup saling bertatap.
=3=
“Maafkan aku. Aku hanya ingin kau ada di sini bersamaku. Selamat datang Himchanie”

FIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment