“Aku
mencintaimu Bang Yongguk”
Pemuda
cantik itu tersenyum kecil saat ia sadar jika hanya ia yang masih dapat membuka
kedua matanya saat kejadian naas itu terjadi. Sebelum akhirnya ia menutup kedua
matanya dan mengingat apa yang terekam jelas di kepalanya.
Cause
I Love You
Cast : all members of B.A.P
Matoki’s B.A.P (All Nickname)
Main
pair: Daelo, BangHim
Age
: Jongup dan Zelo dua tahun lebih muda
dari yang lain.
Genre : Friendship, up and down, and then
Asrama
khusus lelaki. Sudah biasa bukan. Bagaimana jika sekolah ini memiliki para
siswa yang di atas rata-rata semua. Ya. Semua. Di atas rata-rata. Dan,
bagaimana jika semua siswa di asrama ini sesama kawan-lawan. Dalam artian
sebenarnya.
“Yoi.
Apa tulisan ini?
Himchan
hanya berdecak kecil melihat Zelo yang tengah memandangi pintu toilet
sekolahnya. Hei. ini sekolah khusus pria. Bukankah hal yang sangat wajar jika
toilet memiliki ribuan kata-kata. Bahkan, asap rokok pun tak luput di dalamnya.
“Teme
yarou” Zelo berteriak dengan bahasa Jepang yang baru ia pelajari.
“Psst.
Kata-katamu”
=3=
Senandung
kecil meluncur dari bibir Daehyun. Tangannya masih mencoba menggapai awan bebas
di langit-langit. Rooftop, tempat Daehyun menghabiskan jam-jam membosankan
dengan teman-temannya. Seperti saat ini. Ia hanya menatapi langit-langit.
“Kau
mulai tertular eoh?” ucap Yongguk mulai menghampiri Daehyun.
“Berisik”
“Jung.
Kau bosan tidak?”
“Tentu
saja” Yongguk menjawab malas.
Jongup mendaratkan kepalan tangannya tepat di kepala
Yongguk, membuat sang empunya sedikit meringis sakit.
“Bukan
kau bodoh”
“Memangnya
ada orang yang betah memandang awan selama berjam-jam?” Daehyun sedikit melirik
ke arah Yongguk yang sekarang berpindah tengah berbaring di sebelahnya.
“Stand
up” Jongup sedikit memainkan tangannya di depan Daehyun.
Daehyun
menuruti perintah Jongup. Tubuhnya yang berbeda beberapa centi dengan tubuh
Jongup membuatnya menyeringai kecil. Buggh
.
Daehyun
menendang kaki Jongup lalu beralih menendang wajah Jongup tanpa ada rasa segan
sedikitpun. Yongguk hanya dapat berjalan mundur menjauh Daehyun. Yongguk ingat
akan perkataan Daehyun saat ia menjadi ketua saat itu. ‘Bahkan, waktupun tak
dapat memperintahku’.
Jongup
mengeluarkan darah dari mulutnya. Rasa karat besi di mulutnya. Membuatnya ingin
sekali melepas indra perasanya itu. Seragam hitamnya di penuhi bercak-bercak
merah.
“Kau
tahu? tidak ada yang dapat memperintahku. Bahkan, waktupun tidak bisa”
Yongguk
tercekat. Baru pertama ini mereka melihat ketua memukuli anak buahnya. Dalam
sejarah di sekolahnya. Ini baru pertama kali terjadi.
“Bangunlah”
Uluran
tangan dari Daehyun membuat Yongguk tercengang. Bahkan, Jongup pun hanya
menatap uluran tangan itu saja tanpa ada kata-kata.
“Mianhae”
Dibalik
sisi kasar selalu ada sisi baik. Begitu yang didapati Yongguk.
“Jangan
hanya melihat. Bantu aku”
=3=
Zelo
tengah mengumpat kesal. Kali ini ia benar-benar marah. Ada yang menghina
dirinya dan anak buahnya. Ini tidak bisa di biarkan. Bagaimanapun, citranya
sebagai ketua itu masih ada. Dan, tidak ada yang boleh menghina genk-nya.
“Jangan
membicarakan hal yang berbau seperti itu Zelo. Kata-katamu tadi sangat kasar.
Kau tidak inginkan berurusan dengan anak tukang cat”
Anak
tukang cat. Bukankah, di sekolahpun kita mempunyai panggilan untuk orang
sekitar. Begitu pula dengan Himchan dan Zelo. Mereka menyebut para anggota
organisasi sekolah yang katanya cinta kebersihan, kedamaian dengan sebutan
tukang cat.
“Kau
benar pucat”
“Jangan
panggil aku pucat. Karena, yang pucat itu kau”
Zelo
memutar manik matanya bosan. Manik matanya menangkap tiga pemuda yang tengah
berjalan santai berlawanan arah dengannya dan Himchan.
“Hyungie.
Aku baru ingat, kau tahu ‘Kekemato’?”
Himchan
hanya menatap Zelo dengan tatapan tak percaya. Apa yang tadi ditanyakan Zelo
benar-benar hal yang tabu untuk dibicarakan. Kekemato, nama itu benar-benar
jarang disebut oleh siswa-siswa lain di sekolahnya.
“Ah,
ketua gangster kelinci putih? Aku juga
penasaran dengan wajahnya”
Daehyun
melirik sekilas kearah Himchan dan Zelo yang tengah membicarakan ‘Kekemato’
yang notabene adalah dirinya. Di kepalanya ia berfikir, Zelo mengetahui jika ia
adalah Sang ‘Kekemato’.
“Himchan
ne chagiya” Yongguk memeluk tubuh ramping Himchan tanpa peduli tatapan bosan
bercampur kesal dari Daehyun maupun Jongup.
“Hyungie.
Disini ada Zelo yang masih di bawah umur” Zelo berdecak kesal karena tak dianggap.
Bibir pink itu mengerucut manis.
Daehyun
melirik kearah Zelo. Cute. Hanya itu yang ada di kepalanya saat ini.
“A-ah.
Aku ke kelas” ucap Daehyun sedikit gugup. Demi apa citranya sebagai keluarga
Jung menghilang entah kemana.
“Kami
juga. Kajja” Jongup menarik lengan Yongguk kasar membawanya mengikuti langkah
Daehyun. Yongguk yang ditarik hanya melambaikan tangannya ke arah Zelo dan
Himchan.
“Aku
suka ‘kekemato’ hyungie” Zelo merajuk. “Kurasa ia adalah sosok yang tampan dan
gagah dan” Zelo menyembunyikan wajahnya di balik tubuh Himchan.
=3=
Helaan
napas keluar untuk kesekian kalinya dari bibir Daehyun. Entah mengapa saat
melihat wajah Zelo yang sedang ngambek itu ingin rasanya Daehyun tertawa.
Sungguh, kemarin itu adalah hari yang menyenangkan. Tunggu. Menyenangkan?
“Dae?”
“Hyun?”
Yongguk
dan Jongup saling bertatapan. Kenapa mereka memutuskan nama Daehyun.
“Kau
kenapa?”
Daehyun
tersenyum simpul. Ia masih tak mempedulikan pertanyaan Yongguk. Ia hanya
menatap tanah di bawahnya.
“Oh
ayolah, aku mengerti. Uri Daehyun telah jatuh cinta” Yongguk berteriak tepat di
telinga Daehyun. “Chukkae” Yongguk memamerkan senyum lebarnya.
“Siapa
yang telah melelehkan hati beku uri Daehyunie. Apa dia cantik?” Jongup
merangkul Daehyun berusaha mencari perhatian Daehyun.
“Pasti
manis” Jongup menusuk-nusuk pipi Daehyun.
“Tidak
lebih dari Himchan” Yongguk beropini.
“Cantik”
“Tidak
lebih dari Himchan” sahut Yongguk.
“Kekanakan”
Yongguk
menatap Daehyun dan Jongup secara bergantian. “Seperti Himchan” Yongguk
menopang dagunya berfikir akan penuturan Jongup. Jongup dan Yongguk saling
bertatapan menyeringai.
“Teman
Himchan yang kemarin ya?” tebak Yongguk dan Jongup berbarengan. Sontak, Daehyun
yang berada di tengah-tengah mereka hanya bisa menutup telinganya.
“Berisik”
Daehyun berteriak tak kalah kencang dari teriakan Yongguk dan Jongup.
Tap.
Tap. Bunyi langkah kaki yang mulai mendekat ke arah mereka, membuat suasana
sedikit mencekam.
“Kekemato”
Glup.
Daehyun bersusah payah menetralkan degup jantungnya. Suara ini. Youngjae. Sang
tukang cat di sekolahnya. Murid paling disiplin dan pemberantas orang-orang
yang tidak disiplin.
Daehyun,
Jongup dan Yongguk membalikkan tubuh mereka menatap Youngjae datar dan santai.
Lebih tepatnya berusaha santai.
“Siapa
yang kau sebut ‘Kekemato’?” Daehyun dan Jongup berucap berbarengan.
“Dadamato”
Jongup
berusaha menetralkan degup jantungnya yang sudah benar-benar ingin lepas dari
tubuhnya. Selama ini, ia berusaha menyembunyikan jati dirinya, bahkan Daehyun
dan Yongguk tak mengetahui tentang dirinya yang menjadi salah satu anggota
ralat ketua genk besar di sekolahnya.
“Shishimato”
Yongguk
yang mendengar nickname-nya dipanggil hanya menatap Youngjae datar. Sangat
santai, tidak ada kegugupan sedikitpun.
Brakk.
“Hyungie.
Eh?” Zelo datang dengan terengah-engah sekaligus bingung melihat tiga pemuda
yang seolah sedang dihakimi oleh hyung-nya.
“Aishh.
Kau mengganggu Junhong”
Zelo
tersenyum lebar ke arah Youngjae. Ia menangkup tangannya berpuppy-eyes di depan
Youngjae. “Hyungie. Aku minta bantuanmu”
Daehyun
mengalihkan pandangannya dari Zelo. Ughh, bagaimana bisa ada mahluk semanis
Zelo. Bahkan, Daehyun hampir mimisan saat ini. Otaknya sudah penuh dengan
mahluk bernama Zelo ini.
“Katakan”
“Bertepuklah”
Youngjae
menatap Zelo dengan kening yang berkerut. Bertepuk? Apa yang ada di kepala
Zelo. Membuat dirinya yang berwibawa menjadi bocah di hadapan tiga pemuda ketua
gangster di sekolah.
Clap.
Youngjae bertepuk menuruti perkataan Zelo.
“Bertepuklah
sebanyak delapan kali di sana”
Youngjae,
Daehyun, Yongguk dan Jongup hanya menatap horor ke arah Zelo. Mereka berada di
rooftop. Dan, ini di lantai lima. Apa Zelo ingin membunuh Youngjae secara tidak
langsung.
“Kau
gila”
“Itu
permintaanku. Kumohon”
Wajah
Youngjae memucat. Jika ia bertahan hingga tepukan ke delapan. Jati dirinya akan
diketahui. Jika ia tidak bertahan, maka nyawanya menjadi tahuran. Tunggu,
bukankah setiap orang yang menjabat menjadi ketua memang harus bertepuk.
“Choi
Junhong. Kau serius untuk ini?” Youngjae bertanya gugup. Tubuhnya tidak gemetar
sama sekali. Namun, ia harus berpura-pura untuk hal ini.
“Shishimato
bertahan hingga tiga belas tepukan. Dadamato sebelas. Dan kekemato dua belas.
Jokomato delapan. Totomato sembilan. Jika kau bisa lebih kuat dan bertahan aku
akan melakukan apapun”
Daehyun,
Yongguk dan Jongup menatap Zelo tak percaya. Darimana, ia tahu tentang semua
itu. bahkan, teman dekat mereka tidak ada yang mengetahui semua itu. Dan,
kenapa test-nya sama. Bertepuk dan berpegang ada pagar balkon lantai lima.
“Aku
tahu kau anak yang disiplin. Tidak mungkin kau menjadi salah satu dari matoki
yang kusebut tadi” Zelo menyeringai kecil. “Ah, kau memikirkannya hyung?
Lupakan, Aku kesini untuk meminta bantuanmu mengerjakan tugasku ini. Deadline
sehabis istirahat” Zelo menggoyang-goyangkan buku tugas tepat di depan mata
Youngjae.
=3=
Zelo
masih kalut dalam pikirannya. Ia masih berfikir jika Youngjae adalah
‘Jokomato’. Namun, jika memang Youngjae adalah Jokomato. Untuk apa ia berpura
menjadi ‘tukang cat’.
“Baiklah”
Zelo menuliskan beberapa rangkaian kata pada selembar kertas yang baru saja
dirobeknya.
Zelo
menarik napasnya dalam. Tangannya ia coba untuk mengetik rangkaian kata pada
ponsel touch screen-nya.
“Aishh.
Mengapa aku tidak dapat melakukannya lagi”
Zelo
memang hacker. Dan, dia menggunakan nama ‘Totomato’ untuk penyamarannya, yang
juga nickname-nya sebagai ketua kelinci biru. Dan, tidak ada seorangpun yang
dapat mengakses website tentang dirinya, bahkan untuk sekedar tahu sejarah genk
yang ia ketuai.
“Sial.
Website mereka tidak dapat kubuka. Aishh. Aku membutuhkan perkembangan tentang
mereka”
Zelo
mengacak rambutnya frustasi. “Aku membutuhkanmu, hyung” Zelo mengecup pelan
layar ponselnya.
“Kau
tampan Dae hyung”
=3=
Dering
ponsel membuat Daehyun mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku di depannya.
Mengernyit bingung saat sebuah pesan masuk dengan tidak ada nama pengirim.
“Mwo?”
Sebuah
pesan membuat hati Daehyun kesal bukan main. Apa yang baru ia baca. Jonghyun.
Anak buahnya mati di tangan anak buah Totomato. Brengsek.
“Apa-apaan
ini. Kita hanya sampai rumah sakit. Kenapa kita harus sampai pemakaman”
Daehyun
memiliki satu anak buah yang ia percaya. Namun, anak buahnya itu tidak memberi
tahukan nama aslinya. Melainkan, panggilannya. Tatsmato.
“Haruskah
aku membalas”
=3=
Jongup
melenggakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang di dengarnya melalui pengeras
suara. Jongup memang memiliki ruangan pribadi untuknya berlatih dance. Walaupun
tidak seluas di rumahnya. Namun, sedikit dapat menghilangkan rasa bosannya di
asrama ini.
Tap.
Ia meletakkan tangannya di depan cermin. Ia masih memperhatikan bayangannya di
dalam cermin.
“Aishh.
Moon Jongup, kau tampan sekali”
Crack.
Jongup terdiam sesaat. Manik matanya menatap gelas beling yang sudah tak
berbentuk karena benturan keras dengan lantai marmer.
“Apa
yang terjadi?”
Jongup
menutup mulutnya kaget. Pasti ada suatu hal yang aneh. Entah terjadi pada anak
buahnya ataupun pada dirinya esok.
=3=
“Bang
Yongguk”
Yongguk
menutup kedua telinganya tak peduli. Oh, ayolah. Ia sudah semester akhir. Tidak
mungkin ia harus melakukan hal yang bukan tugasnya. Lagipula, apa hubungannya
dengan pemuda cantik berambut pink ini.
“Jangan
memberitahu siapapun jika aku keluar dari asrama ini. Kumohon”
Yongguk
terdiam sesaat. Bibirnya menyeringai kecil. “Aku butuh uang”
“Apa?”
Tring.
Dering ponsel menandakan panggilan masuk berbunyi. Kedua pasang mata menatap
nakas di sebelah tempat tidur Yongguk.
Dengan
gesit Yongguk mengambil ponselnya. One missed call. Manik mata Yongguk
mengernyit heran. Sejak kapan ada yang mengetahui nomor ponselnya selain nama
orang yang ada di kontaknya. Kecuali satu nomor yang memang sudah ia hapal.
=3=
“Sial.
Jangan sampai Junhong tahu tentang diriku”
Youngjae
menangkup kedua tangannya. Hatinya berharap semoga tidak ada yang mengetahui
jati dirinya.
Tanpa
disadari pisau yang tadi berada di tangannya terjatuh mengenai kakinya.
Tangannya yang masih saling menangkup terlepas. Manik matanya menatap datar
kakinya. Sampai, kakinya terasa nyeri.
“Kyaaaa”
=3=
Suasana
riuh terjadi di sekolah Zelo. Dari saat ia memasuki kawasan sekolahnya. Ia
masih tidak mengerti ada apa.
“Baru
kali ini hingga ada siswa yang mati”
Zelo
bergidik ngeri saat mencuri dengar siswa-siswa yang ia lewati. Semua
kata-katanya sama. Hanya orang yang mengatakannya yang berbeda. Sebenarnya ada
apa ini.
“Jonghyun.
Ketua osis itu”
“Benarkah
‘Totomato’ yang membunuhnya. Sebenarnya ada perselisihan pribadi apa”
Deg.
Zelo membelalakkan kedua matanya. Apa
yang mereka katakan. Jangan bilang. Anak buahnya yang membuat masalah. Dan
mengotori nama baik ‘Totomato’nya.
Zelo
berusaha setenang mungkin. Jika sudah sampai ke pemakaman itu berarti lukanya
sangat parah. Terlebih, nama baik Totomato sudah tercemar. Dalam kasus,
Totomato tidak pernah memasukkan seseorang hingga ke liang lahat. Sungguh, ini
benar-benar membuatnya gila.
“Junhong”
Zelo
melambaikan tangannya ke arah Himchan sambil tersenyum lebar. Mau bagaimana
lagi ia tidak mau Himchan tahu mengenai masalahnya dengan menampilkan senyum
terpaksanya. Setidaknya ia harus beracting menjadi sosok Zelo yang tidak tahu
apa-apa.
“Kau
ikut ke pemakaman Jonghyun?”
Zelo
menaikkan sebelah alisnya bingung. “Memangnya Jonghyun hyung kenapa?”
“Kau
tidak tahu? dia dibunuh oleh Totomato. Sungguh, kupikir Totomato itu baik.
Dalam sejarah, Totomato tidak pernah menyerang, mereka berkilah, tangkis, tidak
lari dan tidak pernah membalas pukulan yang dilontarkan padanya”
Zelo
terhenyak mendengar penuturan Himchan. Darimana Himchan mengetahui semua itu.
Website tentang sejarah genk-nya dan segala tentang dirinya beserta anak
buahnya sudah ia segel kuat. Ia yakin Himchan bukan orang sembarangan.
“Aku
baru mendengarnya darimu hyung. Selama ini tidak ada seorangpun yang mengetahui
detail dari sang Totomato itu”
“Oh
ayolah, mana mungkin itu”
Zelo
menyeringai di balik syal yang sedikit menutupi bibirnya. Sekarang ia tambah
yakin jika Himchan bukanlah orang-orang seperti yang lainnya.
=3=
Daehyun
menelungkup di bangkunya. Membiarkan semilir angin masuk melalui jendela
kelasnya. Hari ini ia benar-benar seperti mayat hidup. Ia sudah gagal menjadi
ketua. Ia sudah menghilangkan satu nyawa. Dan ia harus membalasnya.
“Dae”
“Hyun”
Lagi-lagi
Yongguk dan Jongup memutuskan namanya lagi. Apa mereka tidak bosan. Tunggu, ini
terjadi baru dua kali bukan. Lupakan.
“Ada
apa?” Daehyun mengangkat wajahnya malas.
“Di
mana Daehyun?” sebuah suara mengintrupsi Daehyun untuk menoleh ke sumber suara.
Zelo.
Semua
jari telunjuk mengarah ke arah di mana Daehyun, Yongguk dan Jongup berada. Zelo
yang melihatnya hanya mengerjab bingung saat melihat dua orang di sisi Daehyun.
Dua pemuda yang kemarin.
“Dae
hyung. Ikut aku sekarang”
Yongguk
dan Jongup terdiam. Mereka masih ingat incident di rooftop sekolahnya. Sungguh,
Zelo mencari maut dengan tingkahnya yang sok bossy.
“Dae
hyung. Kau mendengarku? Ayolah, apa salahnya jika mengikutiku. Kumohon hyung”
datar. sangat datar Zelo mengatakan semua itu tanpa ekspresi sedikitpun.
Tap.
Daehyun melangkahkan kakinya sedikit menyeret. Karena hari ini ia tidak mau di
ganggu oleh siapapun itu. Namun, mau bagaimana lagi. Bocah berambut kebiruan
ini seolah memaksanya. Tapi, memang memaksa.
Chuu~
Kecupan
singkat mendarat di bibir Daehyun. Yongguk dan Jongup yang menyaksikan dari
kejauhan hanya tercengang. Secepat itukah Daehyun mendapatkan yang di incarnya.
Begitu isi pikiran Yongguk dan Jongup.
“Kau?”
Zelo
menarik kasar tangan Daehyun. Sekarang ia dan Daehyun menuju ke rooftop tanpa
peduli dengan pandangan aneh sejak saat ia berada di kelas Daehyun.
“Kita
sudah sampai. Mau apa?”
“Hyung”
Zelo menundukkan wajahnya. Kali ini ia benar-benar takut. “Maaf. Jika anggota
yang ada di bawah tangan Totomato hiks” Zelo mulai terisak kecil.
“Tidak
apa. Aku tahu jika bukan kau yang menyuruh mereka melakukan itu” datar. nada
bicara Daehyun yang datar membuat Zelo makin terisak.
“Tapi,
hiks tetap saja aku sebagai ketua harus meminta maaf. Dan hiks aku salah hyung
aku salah”
Daehyun
hanya menatap datar Zelo. Tak ada niat untuk menenangkan ataupun membalas
ucapan Zelo. Ia tahu benar sifat Zelo. Ia juga yakin jika Zelo tak mungkin
melakukan hal seperti itu. Namun, ia hanya terdiam menyaksikan.
Bahkan,
hingga Zelo terdudukpun ia sama sekali tidak peduli. Ada apa dengannya saat
ini. Biasanya ia akan memeluk Zelo berusaha menenangkan dengan buaian
lembutnya. Namun, ia membeku.
“Baby
Zel”
Daehyun
memposisikan dirinya di depan Zelo. Tangannya terulur menurunkan syal yang
dipakai Zelo. Manik matanya menatap bingung. Kenapa ada goresan silet panjang
di lehernya.
“Ini
kenapa?”
“Aku
juga bingung hyung. Ini sudah ada sejak aku bangun pagi ini” Zelo memainkan
jarinya takut.
“Kau
berkelahi semalam?” Zelo menggeleng kecil. “Tapi, ini terlihat seperti baru”
“Akhh.
Sakit hyung” Zelo menjerit saat kuku-kuku Daehyun mulai menyentuh lukanya.
“Maaf”
Daehyun tersenyum tulus. Senyum yang hanya diberikan untuk kekasihnya tercinta.
Memang
Daehyun dan Zelo mempunyai hubungan khusus. Namun, tidak ada yang mengetahui
perihal itu semua. Mereka backstreet. Orang-orang di luar sana hanya menganggap
cinta Daehyun bertepuk sebelah tangan.
Kenapa
Zelo memberitahukan jika ia ketua Totomato kepada Daehyun? Karena, mereka
berdua saling percaya dan terbuka satu sama lain.
Crack.
Ponsel Daehyun jatuh dan dengan indah langsung berdering. Sontak Daehyun dan
Zelo menoleh kebawah.
“Tatsmato?
Ada apa lagi?” jari Daehyun yang hampir meraih ponselnya tiba-tiba tertahan oleh
tangan Zelo.
“Hyung,
kau berhati-hati dengan Tatsmato kumohon” bisik Zelo pelan. Zelo sudah punya
feeling tidak enak dengan seseorang yang bernama Tatsmato.
=3=
Jari-jari
Zelo masih bergerak liar di layar ponselnya. Ia harus mencari tahu tentang
Himchan di salah satu list-nya. ‘Matoki’. Siapa tahu jika ia adalah Tatsmato,
partner Daehyun.
Ia
masih berfikir siapa Tatsmato. Kenapa tidak ada yang menggosipkan tentang
Tatsmato di sekolahnya. Apa Tatsmato itu tidak terkenal. Apa Tatsmato itu
paling jahat dari yang paling jahat lainnya.
“Apa
yang kau lakukan?”
“Tidak
ada” Zelo menampilkan senyum manisnya ke arah Himchan. Ia masih berpendapat.
Himchan adalah salah satu orang yang harus ia hindari untuk beberapa hari.
“Kukira
kau sedang mencari si pinky”
Zelo
berusaha menutupi kebingungannya. Pinky?
=3=
“Hyung,
kau berhati-hati dengan Tatsmato kumohon” kalimat itu masih terngiang di
kepalanya. Sejak tadi ia masih dalam posisinya termenung, dan bersandar di
bawah pohon. Sejak Zelo meninggalkannya di atap tadi, ia memutuskan untuk tidak
diganggu. Karena itu ia berada di belakang sekolah.
“Kau
tidak mau membantuku? Jika ada orang di sini aku tak segan-segan untuk meminta
bantuan”
Daehyun
memang paling tidak suka diperintah. Namun, kali ini ada orang yang meminta
bantuannya. Mau bagaimana lagi. lagipula, orang yang meminta bantuannya ini
teman curhatnya.
“Bantu
apa?”
“Sirami
bunga yang ada di sana nak....”
“Daehyun”
“Ah,
nak Daehyun. Maaf, aku Jinki”
“Aku
tahu sonsaengnim” Daehyun tersenyum kecil mencoba bersikap sopan.
Pemuda
bernama Jinki itu terkekeh pelan. “Tak perlu memanggilku sonsaengnim saat
sedang berdua” Jinki mengacak rambut Daehyun lembut. “Bagaimana hubunganmu
dengan Junhong?”
“Ck.
Tadi dia menangis” Jinki mengerutkan keningnya bingung. “Dia memintaku untuk berhati-hati
dengan partner-ku”
“Mungkin
ia cemburu. Kau tahu kan ia itu mudah cemburu”
“Tidak
hyung. Kali ini, ia tidak cemburu. Matanya tidak mengatakan jika ia cemburu.
Tapi, matanya seolah merasa kehilangan”
“Memang
siapa partner-mu”
“Tatsmato”
=3=
“Bang”
“Hime”
Yongguk
mendekap erat Himchan saat manik matanya menangkap sosok yang sangat
dicintainya itu.
“Bang”
Yongguk
masih memeluk Himchan. Ia hanya menjawab dengan gumaman kecil saja.
“Kau
sudah tahu harus apa bukan?”
“Ng?
Apa? Aku tak ingat kau menelponku”
=3=
Matahari
tidak menerangi pagi Zelo. Sama seperti dirinya yang suram. Sejak semalam ia
masih mencari tahu tentang Tatsmato. Namun, website tentang itu terus saja
mempersulit dirinya. Mungkin, karena ia baru pertama kali membuka website
tentang Tatsmato. Namun, demi apa. Sangat sulit lebih sulit dari website
miliknya.
Zelo
sudah memastikan jika lawannya kali ini. Selain berbahaya, ia juga cerdas. Dan,
melebihi dirinya. dan, ia juga ada di sekolah yang sama dengan dirinya. Namun,
ciri-ciri seperti itu banyak.
“Zelo”
Termasuk
Himchan.
“Ne
hyung. Wae?”
“Ani.
Seharusnya aku yang bertanya. Wae?” Himchan dan Zelo saling terdiam. “Waeyo?
Kenapa menjauh? Aku melakukan kesalahan”
Zelo
terdiam bingung. Memang sudah satu minggu berlalu dirinya menghindar dari Himchan.
Namun, ia tidak sadar jika Himchan terlalu peka terhadap prilakunya saat ini.
“Siapa
yang menghindar?”
Himchan
mengendikkan bahunya bosan. “Tentu saja kau. Kenapa kau menghindariku?”
Zelo
tertawa kecil. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya. Ia melirik
sekilas ke arah Himchan yang mengerutkan keningnya bingung. Semoga kali ini
Zelo berhasil mengelabui Himchan lagi.
“Tentu
saja tidak mungkin” Zelo terdiam. Manik matanya menatap Himchan heran. “Aku
tahu. Kau pasti ingin memberiku jeda waktu bukan? Karena sedikit lagi anak
kelas tiga ujian”
Bahkan,
Zelo tidak berfikir tentang alasan itu. Tapi, Himchan memberikan otaknya
secercah cahaya lima watt. Cukup. Ia dapat ide.
“Tentu
saja hyung. Aku kan masih menyayangimu” Zelo memeluk Himchan. Tangannya meraba
saku Himchan pelan. Kosong. Benda yang dicarinya tidak ada.
“Sudahlah”
Himchan mengacak surai kebiruan Zelo lembut. “Aku mengerti. Aku kembali ke
kelas ne~”
Zelo
masih terdiam di tempat. Tangannya mulai meraba bawah mejanya. Gotcha. Benda yang
ia cari tadi ternyata sudah ditempel di mejanya. Cerdas sekali. Tapi, sayang
sekali. Zelo juga cerdas.
“Junhong”
“Youngjae
hyung? Waeyo”
“Begini”
Youngjae mengatur napasnya yang masih tersenggal. Dengan pose berfikir ala
Youngjae ia hampir membuka mulut. “Ng? Aku lupa”
“Aku
tidak yakin jika kau selalu juara prof”
“Ah
iya. Itu, di belakang bajumu. Ada serangga” Youngjae meninggalkan Zelo yang
masih diam. “Tapi, sepertinya bukan itu yang ingin aku katakan tadi. Jika aku
ingat, aku akan kembali”
Damn.
Zelo ingat, Himchan sempat memeluknya. Bahkan dia mengelus punggung Zelo.
Kenapa Zelo baru sadar. Beruntung Youngjae mengingatkannya. Dan, tidak ada
pembicaraan yang terkesan privasi saat bersama Youngjae tadi.
Zelo
menginjak dua benda yang memang benar mirip dengan serangga itu. Itu adalah
alat penyadap. Tapi, Zelo tak menyadari jika ada benda yang tak kalah kecil
menempel di tali jam tangannya.
=3=
Seringai
kecil tercetak jelas di wajah pemuda cantik itu. Ia mengaduk bubble tea sambil
tetap mempertahankan seringainya.
“Kau
memang cerdas. Tapi, tidak bagiku”
=3=
“Jongup-ssi
Jongup-ssi. Irreona”
“Hyung
jangan berisik”
“Mwo?
Hyung? Aku sonsaengnim-mu pabo”
“Huwooo”
Jongup seketika membelalakkan matanya. “Sonsaengnim? huwoo Cheonsonghamnida”
Jongup membungkukkan badannya berkali-kali.
“Kau
lebih pabo ketimbang Daehyun eoh?” Yongguk tertawa geli melihat aksi bingung
temannya. Sonsaengnim? Ayolah. Ini belum bel masuk.
“Jangan
bawa namaku bodoh”
“Hahaha.
Maaf maaf”
“Apa
tukang cat masuk?”
“Kenapa
kau menanyakan dirinya?”
“Dimana
Zelo?”
“Tuh.
Membuat musik dengan kaki panjangnya”
“Himchan?”
“Jangan
kau tanyakan. Dia punyaku”
“Dae.
Kau kenapa sih? Kenapa kau diam saja dari tadi?”
“Ah.
Sepertinya sudah bel aku ke kelas”
“Bel?
Bel apa? Kau juga mendengar bel hyung? Dia itu kenapa sih?”
“Aku
juga ke kelas ya? Bye Jongup-ssi. Sonsaengnim-mu ini pergi sebentar. Kerjakan
tugasmu ne~ haha”
“Brengsek
kau Yongguk”
“Jongup-ssi
bisa bicara denganmu sebentar?”
Jongup
mematung di tempat. Suara Zelo yang datar memang aneh di dengar telinganya.
Tunggu, Zelo.
“Eh?
Junhong-ssi? Silahkan”
Srakk.
Zelo menyobek kertas dari buku tulis Jongup dengan seenaknya. Jongup hanya
mendengus sebal ke arah Zelo.
=3=
Pemuda
cantik itu menghempaskan earphone di telinganya. Raut wajahnya kesal bukan
main. Alatnya tidak berfungsi dengan baik. Sialan. Tidak mungkin lawannya
sebanding dengannya. Lawannya itu masih bocah. Mengesalkan.
“Kau
tau Totomato? Seperti apapun dirimu. Kau bukan tandinganku”
=3=
Esoknya,
Daehyun masih malas untuk bangkit dari kasurnya. Matanya sudah ia segarkan
kembali dengan menggunakan irisan timun. Setidaknya, itu dapat memberikan kesan
tak tidur semalam hilang.
Ia
masih memikirkan kenapa ia harus menjauhi Tatsmato. Kenapa Zelo selalu meminta
dan memohon kepadanya hingga menangis setiap waktu. Dan, kenapa Zelo setiap
datang ke rumahnya selalu memeriksa setiap sudut kamarnya.
“Ughh”
Dan,
yang paling aneh. Zelo tidak mau berbicara, ia membawa note kemanapun ia pergi.
Dan itu terjadi dari dua hari yang lalu. Tapi, anehnya dia mau mengeluarkan
suaranya saat ia berbicara dengan Himchan.
“Aku
bolos hari ini”
=3=
“Di
mana Dae hyung” suara Zelo yang dibuat seolah-olah bernada rendah itu membuat
suasana di kelas Daehyun tegang.
“Di
mana Dae hyung”
“Dia
tidak masuk. Suaramu sudah kembali?”
“Kemana
dia?”
“Jawab
pertanyaanku. Maka aku jawab pertanyaanmu”
“Merepotkan”
“Manis-manis
galak”
“Ehm”
“Kimchan”
Himchan
tersenyum ke arah Zelo yang melambaikan tangan ke arahnya. Sesaat setelah
kepergian Zelo. Himchan menyeringai kecil di balik tubuh Yongguk.
=3=
Brakk.
“Jung
Daehyun”
“Zelo.
Kau ̶”
“Stop.
Kau sedang apa? Kenapa dengan matamu? Mau menyaingi panda eoh? Kenapa kamarmu
berantakan? Sebenarnya kau habis apa?”
“Membereskan
kamar, aku baik, tidak, angin topan, tidur”
“Aku
yang bereskan”
=3=
Jongup
mendudukkan dirinya di sebelah Youngjae. Kedua tangannya dilipat ke depan. “Youngjae-ah”
“Jawab
aku. Kau tahu Tatsmato?”
“Tatsmato?
Aku baru pertama kali mendengarnya. Di mana kau mendengarnya? Bagaimana
ciri-cirinya?” Youngjae menopang dagunya. Ia masih berfikir. Darimana Jongup
tahu tentang Tatsmato. Dan, apa hubungannya dengan Tatsmato.
“Jangan
berbohong”
“Aku
bukan Tatsmato aku tidak kenal Tatsmato, aku itu anak tukang cat. Dan, aku akan
mencari tahu tentang Tatsmato” Youngjae menyeringai kecil. “Terima kasih”
=3=
Zelo
menghela napas kesal. Melihat layar ponsel Daehyun benar-benar membuatnya
kesal. Sudah berulang kali ia bilang jangan berhubungan dengan Tatsmato.
“Hyung!”
“Nde.
Waeyo?”
Zelo
menunjukkan layar ponsel Daehyun tepat di depan wajah sang pemiliknya itu. Zelo
menatap Daehyun meminta penjelasan.
“Kenapa?”
“Jangan
berhubungan dengan partner nistamu itu” Zelo mendekat ke arah Daehyun seraya
memperkecil suaranya.
Daehyun
mengernyit bingung. Apa Zelo sedang cemburu dengannya. Oh, ayolah. Hanya
partner.
“Dia
berbahaya”
“Siapa
yang kau maksud?”
“Tatsmato”
Daehyun
mengerjapkan kedua matanya berulang kali. Bagaimana bisa Zelo mengetahui jika
tadi malam ia masih sempat berhubungan dengan Tatsmato.
Seolah
tahu isi pikiran Daehyun, Zelo langsung mengetik beberapa kali layar ponsel
touch screen Daehyun. Lalu, menunjukkannya ke Daehyun.
“Lihat
angka berurutan tujuh, empat, tujuh, lima. Kau bisa membayangkannya hyung? Itu
Sebuah kode” Daehyun mengernyit bingung. “Tujuh adalah T?”
Zelo
menutup mulut Daehyun dengan cepat. Manik matanya memusatkan ke suatu cahaya
kecil dari meja belajar Daehyun. Manik matanya menyipit aneh. Bibirnya
menyeringai kecil. Gotcha. CCTV.
“Kau
mendapatkan ini dari mana hyung?” Zelo membesarkan suaranya. Membuat CCTV itu
bergerak kecil mengikuti pergerakan cepat yang dilakukan Zelo.
“Aku
menemukannya di depan asramaku”
“Manisnya”
Crack.
Dengan cepat kaki jenjang Zelo menghancurkan lampu belajar Daehyun. Masih
bisakah itu disebut lampu belajar? Sedangkan itu hanya sebuah kamuflase dari
kata CCTV?
“Dia
cerdik hyung” Zelo mendekatkan bibirnya ke telinga Daehyun. “Selalu
berhati-hati, bisa saja serangga yang kau lihat adalah penyamaran. Lakukan
gerakan yang cepat”
Daehyun
mengecup bibir Zelo kilat.
“Terima
kasih”
=3=
Youngjae
menelusuri segala kode yang ia dapat dari semua perkataan Jongup di atap tadi.
Satupun tidak ia temukan.
“Apa
kau orang baru? Siapa ketuamu?”
Youngjae
menghela napas kecil. Manik matanya menelusuri setiap kata-kata yang tertera di
layar laptopnya.
“Tats”
Manik
mata Youngjae menyipit tajam. Gotcha, kenapa tidak dari tadi ia menggunakan
kode ini.
=3=
“Yongguk-ssi”
“Wae?”
“Ini”
Manik
mata Yongguk berbinar seketika. Tangannya mulai mendekati tumpukan uang yang
tersedia di depan matanya.
Brakk.
Koper hitam itu menutup seketika. Manik mata sang pemiliknya berkilat tajam.
Yongguk hanya menatap sang pemilik itu dengan tatapan datar.
“Kau
tahu Bang? Jika kau berani mengambil koper ini. Berarti kau menerima perjanjian
bukan?”
“Tentu”
“Aku
pergi”
Selang
beberapa menit setelah kepergian pemuda cantik itu. Bughh. Tendangan tiba-tiba
yang diterima Yongguk dari belakang membuat tubuhnya terjatuh lunglai.
“Maaf
sobat, aku harus melakukan ini”
=3=
7475
angka itu selalu berputar di kepala Zelo. Siapa ketua Tatsmato? Dan yang lebih
penting. Apa yang Tatsmato inginkan dari Daehyun.
“Akhirnya,
aku bisa membuka ini”
Menunggu.
Zelo menunggu hasil yang baru ia kirimkan ke laptopnya. Terbuka. Website itu
terbuka. Hampir Zelo ingin berteriak kegirangan karena itu.
“KC?”
Demi
apa. Ini membuatnya benar-benar pusing. Tunggu, sekarang Zelo mulai
menyeringai. Ia tahu itu sebuah kode. KimChan. Kim HimChan.
“Jadi
dugaanku benar, kau adalah Tatsmato. Jadi, Jokomato adalah Youngjae” gumam Zelo
sangat pelan. Dengan cepat Zelo mengambil dan memainkan jam tangannya. “Kau
tahu? aku sudah mengenalmu Tatsmato”
=3=
Youngjae
masih memainkan tangannya pada mouse komputernya. Namun, tiba-tiba ia teringat
sesuatu. Bisa saja lawannya kali ini memakaikan penyadap pada komputer. Ia harus
memakai laptopnya.
“Sudah
lama aku tidak memakai laptopku ini.”
Jemari
Youngjae bergerak lincah di atas papan keyboard itu. Matanya mulai menyipit
ketika kode yang ia gunakan tidak
berhasil. Dan, ia malah kembali ke halaman awal. Sial.
Tring.
Bunyi pesan masuk dari ponsel Youngjae membuat sang pemilik menatap heran
ponselnya. Siapa yang mengirimi pesan tengah malam seperti ini?.
“Apa?
Brengsek kau Totomato”
=3=
Getaran
ponsel membangunkan Daehyun dari tidur indahnya. Tatsmato. Dengan cepat Daehyun
menempelkan selimut pada bibirnya.
“Waeyo?”
suara ngebass yang berhasil Daehyun keluarkan dari bibirnya dengan sempurna.
“Yongguk?”
Daehyun
terdiam. Berusaha mencerna perkataan dari lawan bicaranya. Ia masih tidak
menyangka dengan apa yang baru ia dengar. Apa ini sebuah mimpi buruknya?
=3=
Zelo
terbangun. Sinar matahari menyeruak di dalam kamarnya. Sebelah tangannya
memegang dadanya. Sakit. Apa yang akan terjadi?
Cklek.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok yang sangat ia kenal. Kekasihnya.
“Hyung?”
“Sebenarnya
ada apa denganmu?”
“Maksudmu
ap ̶”
“Kemarin
aku percaya kau tidak membunuh Jonghyun. Tapi, aku ingin bertanya padamu. Apa
kau pernah bermain di belakangku? Dan, dengan temanku sendiri kemarin malam”
“Kumohon,
jangan bertele-tele”
“Apakah
kau pernah bermain dengan Yongguk di belakangku?”
“Tidak.
Kau dapat berita absurd darimana hyung?”
“Tidak
penting darimana aku mendapatkan berita itu”
=3=
Youngjae
berjalan terburu-buru. Ia masih kesal dengan apa yang ia terima tadi malam.
Sebenarnya, ada apa dengan Totomato sang ketua, sehingga mereka berani
merencanakan pernyerangan kepada anak buahnya.
“Akan
kucari kau Totomato”
=3=
“Jadi
yang mengambil ponselku Totomato? Berani sekali dia melakukan ini. Apa dia
tidak punya ponsel”
Yongguk
meremas kuat kertas yang baru ia baca isinya. Matanya mendelik tajam. Dengan
cepat Yongguk meraih ranselnya. Dan menuju ke tempat di mana ia menuntut ilmu.
Dengan menghentak-hentakkan kakinya.
“Aku
akan membalasnya Totomato”
=3=
“Sekarang
kau mau apa? Membunuh Totomato huh? Kau gila. Bahkan kau belum tahu itu benar
yang melakukan Totomato atau hanya sebuah jebakan”
Youngjae
mendelik tajam ke arah Jongup yang notabene adalah teman dekatnya dari kecil. Oke,
kembali kepada topik.
“Aku
kesini karena meminta bantuanmu”
Jongup
bangkit dari posisi tidurnya. Manik matanya menatap heran ke arah Youngjae. Apa
yang barusan ia dengar? Sang tukang cat meminta bantuannya. Mustahil.
“Bukankah
kau lebih suka mengerjakan sendiri?”
“Itu kesalah pahaman. Percaya padaku”
“Dan,
setelah itu kau bergabung ke OSIS untuk membuktikan itu kesalah pahaman? Tapi,
sampai sekarang” Jongup menyeringai kecil. “Kami belum mendapatkannya”
=3=
“Aku
tidak percaya”
Daehyun
memainkan ponsel Yongguk yang semalam ia ambil paksa. Ia masih sangat ingat
dengan apa yang ia dengar tadi malam.
“Dae”
“Hyun”
Dengan
gesit Daehyun menyembunyikan ponsel Yongguk. Ia sudah sangat mengenal suara
ini. Yongguk.
“Bisakah
kau tidak memutus namaku seperti itu? padahal kau hanya sendirian saat ini”
Daehyun
mendengus kesal saat nyatanya Yongguk hanya sendirian tanpa ada Jongup di
sampingnya. Padahal banyak yang ingin ia tanya jika Jongup ke kelasnya.
“Huwooo.
Uri Daehyunnie. Ada apa denganmu?”
Ck.
Tak tahukah mereka Daehyun sedang sangat kesal dengan apa yang ia ketahui tadi
malam. Dan, orang itu adalah Yongguk. Dari apa yang di dengarnya semalam
Yongguk bermain dengan kekasihnya. Menjijikkan.
“Daehyun?”
=3=
Zelo
masih terisak dalam diam. Ia masih tidak tahu kenapa Daehyun menuduhnya seperti
itu. Siapa yang dengan enak menyebar
gosip yang sama sekali tidak ia lakukan.
“Zelo?
Kau sedang apa di sini?”
Zelo
dengan cepat menghapus air matanya, mengganti dengan senyuman. Ia tidak suka
jika ada orang yang melihatnya menangis seperti bayi. Menurutnya itu sangat
memalukan.
“Kau
menangis?”
“Kau
tahu akukan hyung. Kau sudah mengenalku lama” Zelo tersenyum kecil. Manik
matanya sama sekali tak mau melihat wajah Himchan. Karena, ia sangat tahu jelas
siapa yang menyebar dan membuat gosip tentangnya. Himchan.
“Apa
kau merindukan sikap Youngjae padamu? Hei, dia pembunuh ayah baptismu yang juga
ayah Jongup waktu itu. dia membunuhnya dengan tangannya sendiri”
Ck.
Demi apa. Zelo sudah melupakan semuanya. Bahkan, ia sudah memulai hidup baru.
Tapi, kenapa Himchan dengan sengaja membuatnya mengingat. Padahal, ia dan Youngjae
masih saling bersikap baik.
“Ck.
Itu, tidak mungkin”
=3=
“Aku
akan membuktikan semua itu. Cepat atau lambat, kalian harus menerima
kebenarannya. Sebelum kelulusan nanti”
Jongup
terdiam. Apa ini sudah menjadi ending. Tapi, yang terpenting, ia harus cari
tahu siapa itu Tatsmato. Karena, sepertinya ia dalang dari semua perpecahan
ini. entahlah, ia dapat feeling dari mana tentang Tatsmato adalah Himchan.
“Kami
akan menunggu semua itu”
“Kau.
Harus percaya semua itu” Youngjae menangkup wajah Jongup untuk menatapnya.
“Karena aku tidak akan berkhianat pada siapapun dari kalian. Termasuk kau Moon
Jongup. Apalagi jika itu hanya untuk sebuah perusahaan apapun”
“Aku
percaya kau tidak akan membunuhnya”
=3=
Yongguk
menunjukkan kertas di depan wajah Daehyun. Dengan cepat Daehyun membaca setiap
kata yang tertulis. Daehyun mengernyit bingung menatap tulisan itu. Kapan ia
membuat tulisan seperti itu?
“Totomato
mencuri ponselku. Menyebalkan sekali dia” Yongguk menendang kursi yang ada di
hadapannya. “Beberapa hari yang lalu ia membunuh Jonghyun. Dan, sekarang ia
mengambil ponselku serta uangku. Brengsek.”
Tidak.
Yang mencuri ponsel Yongguk itu dirinya. Kekemato. Bukan Totomato. Siapapun
orangnya pasti ia sangat membenci Totomato.
Dan,
tentang cerita yang ia dengar tadi malam. Memang sudah direncanakan untuk
membuatnya marah kepada Zelo.
“Pantas
saja aku menghubungi nomormu tidak bisa”
“Kau
menghubungiku? Untuk apa?”
“Aku
hanya ingin berkata” Daehyun sedikit memberi jeda. “Jika. .”
=3=
“Zelo.
Apa kau pernah mengingat” Himchan sedikit menarik napas. “Jika kita pernah
melakukan hal konyol saat kita masih berumur dua belas tahun”
“Aku
ingat saat mos pertama kali” Zelo berusaha terkekeh kecil. Sungguh, ia tidak
ingat apa-apa.
“Memangnya
apa yang kau ingat?”
Kepingan
memori tiba-tiba melesak masuk ke dalam otak Zelo. Pening. Itu yang dirasakan
Zelo. Kepalanya penuh. Ia ingat apa yang Himchan maksud saat ini.
“Zelo?
Kau tak apa?”
Zelo
bersumpah. Sebelum pandangannya mengabur ia sempat melihat Himchan menyeringai
ke arahnya. Dan, sebelum pandangannya menggelap. Ia mendengar Himchan
mengatakan ia adalah pembunuh. Ia membunuh siapa?
=3=
“Jika..
aku yang mengambil ponselmu”
Daehyun
mengeluarkan ponsel Yongguk dari saku celananya. Menatap datar Yongguk tanpa
mengeluarkan suara sepatah katapun. Menanti reaksi yang akan diberikan Yongguk
padanya.
“Aku
tidak mengambil uangmu. Aku juga tidak menulis note aneh tadi. Aku hanya
meminjam ponselmu tanpa permisi. Dan kuharap, kau tidak berkhianat padaku”
Yongguk
terdiam. Ia bingung, haruskah ia mempercayai temannya yang satu ini atau
mempercayai note yang sempat ia baca. Jika ia salah mengambil keputusan.
Mungkin, kehancuran persahabatannya akan terulang kembali. Ya. Terulang
kembali.
Bugh.
Sebuah pukulan telak diterima Daehyun. Ia tahu jika ia memang pantas
mendapatkannya. Bahkan mungkin lebih dari satu pukulan. Ia jahat. Pada
kekasihnya juga pada temannya sendiri. dan ia sadar itu.
“Bodoh!”
Daehyun
berusaha menulikan telinganya saat mendengar Yongguk yang menghujatnya
habis-habisan seraya memukuli wajahnya.
“Sekarang.
Karena kebodohanmu Zelo dalam bahaya”
=3=
“Kita
lihat nanti Moon Jongup”
=3=
“Kau
kenal nomor 7475? Aku tidak sengaja menemukan nomor itu di ponselmu”
“Ck.
Himchan. Ada apa?”
Daehyun
bangkit dari duduknya. Berlari tak tentu arah. Walaupun punggung dan kakinya
terasa sangat sakit di tambah lebam di wajahnya membuatnya sedikit meringis
kesakitan. Ia terus mencari keberadaan kekasihnya melalui GPS di
ponselnya. Sungguh, ia sangat khawatir
dengan keadaan kekasihnya.
=3=
“Terima
kasih Jinki sonsaengnim”
Benar
dugaannya. Ia telah menemukan kekasihnya dalam keadaaan tidak sadarkan diri.
Berutung ia langsung berlari dan manik matanya melihat Jinki sonsaengnim
membopong Junhong seorang diri.
Daehyun
menatap datar tubuh Zelo yang terbaring di hadapannya. Siapa yang berani
melakukan ini kepada kekasihnya. Apakah benar yang sempat ia dengar dari Jongup
kemarin. Jika Zelo, Yongguk, Youngjae, dan Jongup menjadi pion.
=3=
“Aku
juga tidak mengerti, bodoh. Yang aku tahu kita menjadi pion partner brengsek mu
itu. jika yang dikatakan Zelo benar”
Daehyun
membanting ponselnya kesal. Ia merasa dipermainkan sekarang. dan ia tidak suka
dalam posisi seperti ini. dan, apa yang barusan ia dengar. Sial. Ia hanya
sebuah pion. Sebegitu bodohnya kah ia.
=3=
“Yongguk
adalah ilusi yang tak pernah hidup. Sekalipun kau membuat cloning nya”
“Apa
pedulimu, Jonghyun hyung”
“Aku
tidak ingin orang di sekitar Yongguk merasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Saat mereka sudah mendapatkan memori”
Srakk.
Pedang panjang yang sedari tadi tepat berada di samping Jonghyun seketika
menusuk tepat di jantung Jonghyun. Arteri yang pecah membuat darah merah
tercecer banyak di lantai yang mereka pijak.
“Yongguk
sudah mati”
Jonghyun
memegang bekas pedang yang baru saja ditarik paksa oleh tangannya sendiri.
meringis sakit saat kehidupannya akan segera terenggut cepat.
“Kau
terlalu berisik Jonghyun hyung”
=3=
Daehyun
melirik ke arah nakas tempat tidur. Mencari suatu obat yang dapat mengurangi
nyeri di kepalanya. Entah kenapa kepalanya berdenyut kencang untuk beberapa
hari terakhir ini. Lebih tepatnya sudah sekitar tiga hari ia menemani
kekasihnya tanpa berniat untuk meninggalkannya seorang diri.
Manik
mata Daehyun sedikit tertarik dengan ponsel kekasihnya yang sudah lama tidak
tersentuh. Tidak sopan memang namun, ia hanya ingin melihat-lihat ponsel
kekasihnya saja. Tidak salahkan.
45
Messages. Banyak sekali. Sedikit iseng, Daehyun sengaja membaca isi pesan
tersebut. Terkekeh kecil saat menyadari jika semua pesan itu ia yang mengirimi.
Bahkan, ia membaca lebih dari seratus pesan. Banyak sekali Voice Message yang
masih tersimpan. Mungkin, Zelo memang malas untuk membuka Voice Message.
Deg.
Daehyun mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Tepat saat kematian Jonghyun. Si
ketua OSIS itu mengirimi kekasihnya Voice Message. Apa sebuah kalimat terakhir.
Daehyun tertawa kecil membayangkannya.
Daehyun
mengetikkan beberapa kali pada ponsel touch screen kekasihnya. Mencoba untuk
mendengar apa pesan yang belum sempat kekasihnya dengar atau lebih tepatnya
malas untuk sekedar membuka voice message. Kebiasan kekasihnya.
“Yongguk
adalah ilusi yang tak pernah hidup. Sekalipun kau membuat cloning nya”
“Apa
pedulimu, Jonghyun hyung”
“Aku
tidak ingin orang di sekitar Yongguk merasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Saat mereka sudah mendapatkan memori”
=3=
Jonghyun
menelpon Zelo berulang kali. Hingga akhirnya ia benar-benar bosan untuk
menghubungi Zelo. Dan berakhirlah ia membuat Voice Message yang ia pasti tahu
tidak mungkin dibaca. Setidaknya, Zelo tahu jika ia menghubungi bocah itu
puluhan kali.
“Aku
berharap kau bisa berpartisi pasi saat ini, Jonghyun hyung”
“Aku
masih tidak bisa berjanji”
Jonghyun
menggunting beberapa helai rambut Yongguk. Sengaja dirobek sedikit agar
darahnya mengalir. Lalu dengan cepat ia masukkan ke dalam dua tabung yang
berbeda.
“Kau
mendapatkan ide ini darimana?”
Pemuda
cantik itu hanya menyeringai keji. Tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan
dari Jonghyun. Jemari-jemari lentiknya mengusap wajah Yongguk lembut.
“Aku
berharap bisa membuatnya hidup kembali. Karena aku jatuh cinta padanya”
=3=
Daehyun
memegangi kepalanya yang makin berdenyut. Sekelebat memori mulai berterbangan
di kepalanya.
=3=
“Memang
benar begitu, Yongguk hyung. Jangan mengelak”
Pemuda
jangkung itu menggoda kakak sepupunya untuk kesekian kalinya. Sedangkan, tiga
pemuda lainnya hanya tertawa geli melihat ekspresi malu Yongguk.
Kemarin
Yongguk dan Himchan telah resmi menjadi sepasang kekasih. Untuk itu Yongguk
mengajak adik sepupu dan temannya untuk merayakannya. Karena itu, sepanjang
perjalanan ia terus-terusan digoda oleh adik sepupunya, padahal Yongguk dan
Zelo pisah mobil.
“Sudahlah,
jangan menggodanya”
Himchan
menengahi ke empat pemuda yang tengah menggoda kekasihnya. Ia jadi, merasa tua jika
sudah seperti ini. Lagipula, sebenarnya karena hubungannya dengan Yongguk yang
membuat mereka berdua di goda habis-habisan ini.
“Kau
berisik Zelo-ah. Sana, urus Daehyunmu itu. haha”
“Hyung.
Kalau menyebrang tuh pelan-pelan jangan terlalu cepat”
Jongup
memberi peringatan karena memang hanya ia dan Youngjae yang membonceng Yongguk
selain Himchan. Ia sudah berulang kali memperingati Yongguk agar ia dan
Youngjae bisa sampai dan makan dengan selamat. Namun, Yongguk hanya menjawab
‘Jangan khawatir’. Padahal sudah kesekian kalinya mereka hampir tertabrak.
Dasar Yongguk.
“Hei.
Kalian mau makan di mana?”
“Di
sampingmu Yongguk hyung!” Zelo berteriak panik saat dirasanya Daehyun sudah langsung
mengerem dengan cepat bahkan, ia tidak sadar jika sekarang mobil yang ia kendarai
sudah hilang kepalanya terbawa mobil Yongguk..
“Baby
Zel”
Daehyun
mengusap lembut kening Zelo sepertinya benturan saat ia mengerem tadi tidak
cukup parah. Daehyun yang sempat sadar melihat keadaan mobil yang dikendarai
Yongguk. Sangat parah. Kemungkinan besar dua orang di sisi depan tidak bisa
berjalan.
Daehyun
dengan sengaja membenturkan kepalanya di stir mobil berulang kali. Mencoba
menghilangkan segala tentang kejadian ini.
“Semoga
aku bisa melupakan kejadian ini”
=3=
“Aku
terlalu mencintainya, Jonghyun hyung”
=3=
“Apa
yang akan kita lakukan sekarang?”
Jongup
menggeleng kecil tanda tak tahu. Ia masih berfikir apa yang terjadi sebenarnya.
Siapa yang telah membunuh Yongguk. Dan apa maksudnya Jonghyun membuat Voice
Message aneh ini.
“Kita
jadi punya dua pasien sekarang”
Youngjae
hanya mendengus kesal mendengar guyonan yang tak lucu dari Jongup. Memang
benar, mereka jadi punya dua pasien. Karena, saat mereka ke ruang rawat Zelo.
Mereka menemukan Daehyun yang tengah tertidur. Atau lebih tepatnya pingsan.
“Aku
masih tidak mengerti”
=3=
“Hanya
satu yang tidak bisa kami selamatkan. Selebihnya, hanya amnesia. Dua
diantaranya amnesia berat. Kemungkinan untuk mengingat kejadian kalian hanya
kecil. Memorinya tentang kejadian ini telah hilang. Tapi, mereka masih bisa
mengingat masa kecilnya”
Jonghyun
melirik Himchan yang benar-benar sudah menangis sejak tadi. Luka lecet yang di
alami Himchan tidak ia pedulikan hanya kekasihnya yang saat ini benar-benar ia
pedulikan.
“Jika kau butuh bantuanku hubungi saja aku.
Aku akan ada untukmu menggantikan Yongguk”
=3=
“Jadi,
sekarang kau percaya padaku?”
Jongup
meniup rambut Daehyun bosan. Di kepalanya ia masih berfikir untuk pembuktian
yang sering diucapkan oleh Youngjae.
=3=
“Skenario
yang bagus Jonghyun hyung”
“Kau
membuatku menjadi pion di hidupmu. Menyebalkan”
“Memang
apa yang kau lakukan agar mereka terpecah begitu?”
“Membunuh
seseorang yang berharga bagi Jongup. Dan, membuat Youngjae sebagai tersangka di
depan mereka. Jalankan peranmu”
=3=
“Aku
percaya padamu”
=3=
Setelah
Zelo siuman Daehyun benar-benar tidak mau berbicara padanya. Hingga saat ini.
ia hanya bisa mendiami Zelo. Ia bingung ingin berbicara apa.
“Daehyunnie.
Yongguk hyung memanggilmu”
Daehyun
menatap kosong layar komputernya. Memorinya sudah kembali. Dan, apakah Jongup
tidak tahu atau memang tidak ingat jika. Yongguk sudah mati saat mereka masih
kelas dua Junior High School.
Saat
di mana hanya ia dan Yongguk yang sudah belajar mengendarai mobil secara
diam-diam.
“Dae”
“Hyun”
Zelo
yang sedari tadi duduk di sebelah Daehyun dan tidak dianggap oleh kekasihnya
itu tercekat saat melihat Yongguk yang tengah tersenyum lebar ke arah mereka.
Atau lebih tepatnya pada Daehyun.
=3=
“Aku
lebih berharap ia mati. Mungkin memang karena aku memang tidak begitu
menyukainya saat ia membuat adik kecilku, Himchan menangis. Dan, bantu aku
membunuhnya. Tanpa di ketahui oleh Himchan”
=3=
Haruskah.
Haruskah ia membunuh Yongguk mengikuti permintaan Jonghyun pada saat itu. Daehyun
melirik Zelo sekilas. Entah ada apa, yang ia yakin Zelo juga diberi tugas yang
sama saat ia bertemu dengan Jonghyun pertama kali.
“Ah,
Yongguk hyung. Aku dan Dae hyung akan pergi. Kau mau ikut kan? Ayolah, sekalian
kau ajak kekasihmu. Kita double date pulang sekolah ini. eotte?”
“Yeah.
Aku mau ikut”
“Aku
pulang saja deh. Aku hanya akan tidak dianggap jika aku ikut”
“Cepatlah
menggaet seseorang Jongupie”
=3=
Youngjae
terlalu pintar untuk sekedar mengetahui tentang ruang rahasia Himchan.
Memecahkan alat aneh yang ada di ruangan ini. Terlalu mudah bagi seorang Yoo
Youngjae.
Bahkan,
ia sudah menyelesaikan tugasnya sedari tadi. Tapi, ia masih harus meneliti
tempat ini hingga ia menemukan sebuah peti yang terlihat baru.
=3=
Sepulang
sekolah benar saja mereka berempat pergi ke tempat makan yang sangat menarik
perhatian dengan nuansa hijau daun dan kesederhanaan yang ada. Ya, sangat dekat
dengan perempatan tragedi mereka.
“Bisakah
kita menggabungkan merah, biru, putih menjadi satu?”
“Tentu
saja, hyung. Itu akan lebih berwarna, apalagi jika ditambah warna pink dan daun
yang hijau serta bunga matahari. Serasi kan?”
“Haha.
Andai saja genk di sekolah kita bisa bersatu. Sepertinya keren”
Daehyun,
Zelo serta Himchan hanya terbatuk mendengar pernyataan Yongguk. Mereka ingat
masa-masa mereka di Junior High School saat itu. Di mana saat Yongguk
mengetahui tentang lima genk ̶ tanpa Tatsmato terbesar yang saling memusuhi
satu sama lain itu.
“Jika
bisa. Aku ingin berbicara pada ketua mereka dan menyuruh mereka berdamai”
Apa
ini benar-benar Yongguk?
=3=
“Yongguk
hyung?”
=3=
Setelah
acara membuat kue dan makan di salah satu restaurant. Akhirnya, mereka semua
memutuskan untuk pergi ke rumah Zelo. Walaupun, Yongguk dan Himchan sedikit
bertengkar di tengah perjalanan.
“Aku
pulang. Eomma” Zelo berlari ke dapur mencari orang tuanya.
“Kalian
masuk saja. Tidak perlu malu”
“Itu
bagimu. Kau kan akan jadi menantu. Lah, kami?”
“Haha.
Tidak juga, umma Zelo sangat welcome kok”
“Yongguk chagi? Apa itu benar kau?”
Wanita
paruh baya itu langsung memeluk Yongguk erat. Sedangkan, Daehyun dan Zelo
memulai akting mereka. Walaupun mereka sadar ada seseorang yang sedang
mengepalkan tangannya kesal.
“Eomma
mengenalnya?”
“Tentu
saja. Menginaplah di sini Gukkie”
=3=
“Kau
menemukannya?”
“Kenapa
kau bisa tahu aku di sini?”
“Karena
aku yang akan membuktikan kau tidak bersalah dalam segala kasus”
Jongup
mengambil flash disk kecil dari sakunya dan menunjukkannya pada Youngjae. Masih
dengan tatapan datar yang baru pertama kali ia perlihatkan pada Youngjae.
Jongup menghampiri Youngjae.
“Kita
lihat isinya bersama di komputer itu”
=3=
“Akan
kupastikan jika kau memang Yongguk”
=3=
“Hah?
CCTV polisi eh?”
Jongup
menepuk pelan bibir Youngjae kesal. Manik matanya masih fokus pada layar datar
yang menampilkan berbagai potongan gambar mobil yang melaju di jalan.
Sebelum
akhirnya Jongup dan Youngjae menahan napas. Ini gila. Tidak mungkin, kapan ini
terjadi pada mereka. Bahkan, mereka hanya ingat di mana mereka jatuh di satu
sepeda saat mereka masih kanak-kanak. Sosok di video itu mereka. Bagaimana
bisa.
“Waeyo?”
“Tunggu.
Ini belum habis. Kita lihat video lain”
“Aku
tidak ingin kau melihat ini lebih. Kita harus menyelamatkan Yongguk yang asli
dan membuang benda aneh ini”
=3=
Voice
message. ‘aku sebagai ketua. Akan melanjutkan permusuhan yang sudah terjadi
sejak lama. Laksanakan tugas, serang melati, langit, daun, matahari’
=3=
“Hebat
ya. Banyak sekali yang dihukum. Katanya tadi malam perang sekolah ke empat”
“Iya,
aku tahu. Banyak murid yang tak masuk akibatnya”
Youngjae
mencuri dengar pembicaraan adik kelasnya. Walaupun tangannya masih fokus pada
buku tapi, telinganya berjalan entah kemana.
“Youngjae,
Zelo dan Daehyun diharapkan mengumpul”
=3=
Daehyun
meminta seksi medis di genk nya untuk melayani anak-anak yang terluka.
Merepotkan, kenapa bisa perang berjalan tanpa ada komunikasi dengan ketua. Dan,
sekarang malah ia disuruh kumpul.
“Kami
di serang. Yang menyerang kami kemungkinan besar hanya genk Shishimato. Karena,
ke empat genk lain di serang di waktu bersamaan”
=3=
Zelo
hanya menatap layar ponselnya datar. Mendengarkan setiap senti yang keluar dari
bibir salah satu anggota genk nya. Mendengar segala keluhan dan keberatan
dengan prinsip yang dipegang oleh Totomato.
“Kita
tidak harus membalasnya”
=3=
“Kita
tidak perlu melakukan perang. Jika kalian diserang. Katakan padaku, saat itu
juga aku akan menyelamatkan kalian”
Jongup
mematikan ponselnya lalu memutar kursi yang ia duduki di ruang broadcast.
Menatap dengan seringai ke arah Daehyun, Zelo, juga Youngjae.
=3=
“Cinta membuat orang menjadi gila”
“Apa
kau mengerti?”
Setelah
lelah menonton semua video bersama Daehyun, Zelo dan Jongup. Youngjae hanya
dapat menghela napas mengerti. Setelah memori yang di dapatkan Daehyun serta
video yang sengaja direkam itu.
Di
mana Himchan tidak masuk selama dua bulan hanya karena Himchan depresi karena
Yongguk tak kunjung sadar dan bunuh diri di hari ketiga setelah kematian
Yongguk di ketahui oleh Himchan.
Saat
di mana Jonghyun memutuskan untuk membuat kloning adiknya.
Dan,
saat Himchan melihat jasad Yongguk. Dan memohon pada Jonghyun untuk
menghidupkannya kembali.
Dan,
saat di mana adiknya tahu tragedi yang membuat Yongguk mati.
Hingga
akhirnya Himchan menganggap kejadian itu suatu kesalahan Zelo dan berniat
membunuh Daehyun. Agar Zelo merasa kehilangan seperti dirinya.
Bahkan,
saat Jonghyun membunuh semua keluarga Jongup karena permintaan konyol adiknya.
Setelah semua rekaman dari satu CCTV di ruang lab rahasia Jonghyun mereka
tonton.
Akhirnya,
mereka mendapatkan suatu kesimpulan.
Jika,
Himchan dan Yongguk hanyalah sebuah kloning. Seseorang yang membunuh anjing
kesayangan serta orang tua Jongup adalah Jonghyun yang juga, dalang yang
mengikuti jalannya skenario yang ia buat.
Dan,
tentang genk. Mereka akhirnya memutuskan untuk keluar dari setiap genk yang ada
termasuk anak tukang cat. Mereka menjadi ketua dari genk tersebut hanya karena,
mereka ingin impian Yongguk terkabul.
Menyatukan
setiap ketua genk.
=3=
“Apakah
kau yakin jika Yongguk mencintaimu. Dan ingin kau menyusulnya. Huh?”
=3=
“Jonghyun
adalah dokter dan kakak sepupu Himchan” tutur Zelo malas.
=3=
“Kenapa
harus Yongguk? Masih banyak pria dan wanita lain di luar sana”
=3=
“Kita
harus membunuh keduanya” Daehyun berpendapat.
=3=
“Aku
menyayangimu Himchanie”
=3=
“Aku
tahu di mana jasad Himchan” Youngjae dan Jongup saling bertatap.
=3=
“Maafkan
aku. Aku hanya ingin kau ada di sini bersamaku. Selamat datang Himchanie”
FIN






0 comments:
Post a Comment