Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Not Me

Ku langkahkan kakiku menuju atap sekolah. Manik mataku mengedar memastikan jika tidak ada orang di sana.
Pilihan yang sangat salah untuk memastikan keadaan. Walaupun, memang sebelum aku menghabiskan acara istirahat. Aku selalu memastikan keadaan rooftop agar tidak ada satu orang pun yang akan menggangguku nantinya.
Orang itu dengan seenak hati mencium kekasihku tepat di bibir di hadapanku. Atau mungkin sembunyi-sembunyi dariku. Atau memang kebodohanku saja yang harus melihat adegan menggelikan seperti ini.
=Not me=
Mungkinkah ini akhirnya Key. Mungkin memang seharusnya aku tetap bertahan dalam ketidak tahuan diriku. Menjadi sosok yang bodoh dan terus menampilkan senyum pahit di bibirku. Mungkinkah, aku sudah lupa caranya tersenyum nyata.
Dadaku sesak ketika mengingat kejadian di rooftop kemarin. Mungkinkah, aku juga lupa caranya bernapas. Atau memang waktu hidupku sudah tinggal hitungan detik.
“Yeonggam”

Dia memelukku dari belakang dengan erat. Tanpa perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Aku sudah tahu jika pemilik suara itu adalah orang yang sangat kucintai. Orang yang telah merebut hatiku secara paksa.
“Gwaenchana dubuu~”
Aku tersenyum saat melihat wajahnya di depanku. Mengacak pelan surai pirang miliknya yang membuat ia terlihat begitu sempurna di mataku. Acting mu bagus Onew. Pertahankan senyummu itu.
“Nan gwaenchana”
Aku mengecup bibir pinknya cepat. Setidaknya, cukup untuk membersihkan bibir pemuda itu dari kekasihku. Walaupun,  aku masih kesal ada yang merebut bibir pink manis milik kekasihku ini.
“Kibaem”
Aku memantapkan hatiku untuk berkata sejujurnya. Aku tidak sanggup, hatiku sudah cukup untuk diiris. Ini sudah ketiga kalinya aku melihat pemuda itu dekat dengan kekasihku. Tidak, bukan dekat dengan kata sebatas teman.
Aku pernah mendengar jika pemuda itu menyukai kekasihku. Itu yang membuat beban pikiranku bertambah. Tapi, apakah aku sanggup melihat kekasihku yang ku berikan kepada pemuda aneh itu dengan gampang. Tidak.
Aku harus bertahan. Aku harus tetap mempertahankan kekasihku. Aku akan mengubah kisah cinta anehku dengan kekasihku. Aku akan menghancurkan siapapun yang akan mengambil kekasihku dariku.
“Ke kedai es krim mau?”
=3=
-_- aku memasang tampang bosan. Aku mendengarkan segala cerita yang kekasihku katakan kepada pemuda itu. Merasa kesal saat menyadari tangan pemuda itu memeluk kekasihku dan membawa kekasihku dalam buaiannya.
“Dia tidak pernah sadar jika aku ingin diet. Ia selalu memberikanku makanan yang kau tahulah”
“Kau mau nanti kita membeli apel?”
“Ah, kenapa dia tidak mengatakan hal itu padaku. Kenapa harus kau”
Aku melihat kekasihku dengan tatapan aneh. Dia mau diet? Pantas saja kemarin aku membelikan cake tidak dia tidak memakannya. Benar saja, cake coklat bertabur strawberry itu bukan makanan diet.
Aku memang tidak pernah peka dengan lingkunganku. Apa ini kekuranganku sebenarnya. Merepotkan.
Apa, memang ini akhir dari hubunganku dengan kekasihku. Aku tidak mau kisahku dengan kekasihku berakhir. Masih banyak yang belum aku lakukan padanya. Bahkan, dalam kamus kekasihku mungkin aku adalah orang yang sangat tidak peka. Bahkan, terhadap kekasihnya sendiri.
Lalu, ia akan minta putus dan. Ia berpaling pada pemuda itu.
Tidak.
Itu tidak boleh terjadi. Siapapun tidak bisa merebut kekasihku. Tidak ada seorangpun. Termasuk pemuda aneh yang seenaknya mencium kekasihku.
Aku mengepalkan tanganku. Manik mataku mendelik tajam. Sudah kuputuskan. Ini adalah akhir. Takdir mungkin tidak mengizinkan aku dengan kekasiku terus bersama.
Tapi, aku harus merangkai sebuah kata-kata yang pas untuk besok. Tidak mungkin, aku berkata jika aku melihatmu berciuman dengan orang lain. Kenapa harus menunggu besok jika ia mengatakan hal itu.
Ah. molla.
Aku masih bertempur dengan pikiran anehku. Sampai aku tidak menyadari orang yang membuat otakku berdebat sudah ada tepat di depanku.
Seolah aku mengerti dengan tatapan mereka aku hanya bisa tersenyum palsu. Dan, kepalaku mulai memutar mencari inspirasi untuk sebuah kebohongan untuk saat ini.
“Kau sudah lama di sini? Dubuu~”
“Tidak terlalu lama untuk mengetahui jika kau bosan padaku”
=3=
“Kau putus dengan Key, sunbae?”
Aku melirik Taemin dengan tatapan malas. Bisakah tidak ada orang yang akan menanyaiku hal seperti itu lagi? aku sudah bosan untuk mengatakan tidak. atau apapun.
“Kau sudah tidak mencintainya, sunbae?”
“Hentikan pembicaraanmu seolah kita tidak kenal dekat Taemin”
“Kalian ada masalah apa?”
Tanpa kusadari air mataku sudah tak dapat ku bendung sejak kali pertama Taemin bertanya. Aku masih berusaha untuk membendung air mataku. Aku tidak mau ada satu orang pun yang tahu jika aku masih mencintai Key.
“Kau, masih mencintai Key”
Aku mendecih kecil. Seberapa keras aku menutupi semua kebohongan. Tetap saja Taemin akan mengetahuinya. Apa memang aku orang yang mudah ditebak.
“Kita sudah mengenal lama. Dan, aku dapat mengetahui senyum miris mu itu hyung. Tetap tidak mau cerita huh?”
Aku membisu. Banyak orang yang mengerti diriku, tapi. Tidak ada satu orangpun yang dapat ku mengerti. Bahkan, aku tidak dapat mengerti Key.
Aku terdiam lama. Aku tahu jika Taemin masih menunggu ku untuk bercerita semuanya. tapi, manik mataku seolah terperangkap saat melihat Key berjalan berdampingan dengan pemuda itu. hatiku teriris.
Kenapa aku jadi seperti patung. Bahkan, untuk mencoba mengalihkan pandanganku saja aku tidak mampu. Sebenarnya apa yang terjadi padaku. Taemin, tolonglah hyung  mu yang malang ini.
Taemin menarik tanganku. Membuat pandanganku buyar begitu saja. Ia membawaku meninggalkan kantin. Dengan sengaja Taemin menubruk pundak Key berlalu begitu saja.
Aku dapat melihat Key yang tersenyum tipis ke arah ku dan Taemin. Beruntung, lantai kantin bersih jadi aku dapat melihat bayangan Key dari lantai. Walaupun, aku tahu nampan yang ada di tangannya sudah jatuh ke lantai.
“Mau ku antar ke toilet”
“Tidak. aku akan kembali ke kelas”
Aku mendengar sayup-sayup suara pemuda itu. berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang dibicarakan pemuda itu.
Brakk.
Setelah berjalan jauh dari kantin, berakhirlah aku dan Taemin di atap sekolah. Aku memandangnya bingung. Dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Taemin yang bisa saja meremukkan  pergelangan tanganku.
“Kau dengar kan, hyung?” aku menatap Taemin dengan tatapan malas. Aku tahu kemana pembicaraan ini.
“Dengarkan dia. Dan, baru kau boleh pergi”
=3=
“Kau benar melakukan ini Jinki-ssi”
Aku menatap langit bisu. Kode yang sangat unik. Aku mendengar Key mengatakan ia akan ke kelas dan nyatanya ia berada tepat di belakangku saat ini.
“Bukankah aku orang yang tak pantas untukmu”
Aku melihat wajah datarnya. Walaupun baru kemarin aku mengatakannya tapi tetap saja aku merindukannya. Merindukan sentuhannya. Merindukan bibir pink nya yang selalu tersenyum lembut dan memberikan sebuah kecupan kecil.
“Aku tidak pernah menyangka jika kau akan mengucapkan semua itu dengan gampang”
Bahkan, aku juga tidak bisa menyangka jika aku mengatakan hal itu padamu. Aku masih sangat mencintaimu. Aku tidak tahu apa akhirnya jika kau benar pergi dari hidupku.
“Aku tidak menyangka jika kau berciuman dengan pemuda itu”
Aku melihat ekspresi Key. ia tidak menunjukkan seolah-olah aku baru mengatakan hal yang termasuk aibnya. Ia tidak menunjukkan rasa kaget sedikitpun.
“Mungkin, memang benar. Kau memang tidak pantas untukku”
Aku tertohok mendengarnya. Aku tahu, aku tidak dapat mengerti dirimu. Aku tidak begitu peduli dengan segala perhatianmu. Dan, aku tidak dapat menerti dirimu seperti dia mengertimu. Itu sudah sangat jelas Key.
Tapi.
Tahukah, jika terkadang aku berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu. Walaupun pada akhirnya aku masih tetap menjadi yang terburuk di matamu.
“Lupakan” ia terdiam menatap wajahku. “Kita berakhir di sini, Jinki-ssi”
Aku menatap Key kaget. Aku kemarin tidak mengatakan jika kita berakhir Key. tapi, kenapa kau mengucapkan kalimat itu dengan gampang. Apa memang kau sudah tidak mencintaiku lagi.
“Itu kemauanmu tuan Lee”
=3=
Aku melihat Key sedang bercengkrama dengan pemuda itu. entah kenapa aku selalu membenci pemuda yang duduk di sebelah Key. apa-apaan orang itu main ambil Key dari tanganku. Memang dia siapa.
Pokoknya aku harus bisa mendapatkan Key ku kembali.
“Sunbae”
Aku melirik gadis yang tiba-tiba duduk di depan bangku ku. Tangannya memegang sebuah kotak berwarna pink. Warna kesukaan Key. Aku belum bisa melupakan Key.
“Ne, wae?”
Gadis itu tersenyum. kotak yang sempat ada di tangannya ia sodorkan padaku perlahan. Ah, ia mau memberikan kotak itu untukku ya.
“Ah, gomawo”
Gadis itu menghilang dengan cepat. Aku melirik banyaknya kotak makan yang diberikan dari berbagai macam gadis. Berita aku putus dengan Key sudah resmi diumumkan dalam majalah sekolah. Jika kau terkenal itu benar-benar akan membuatmu sulit.
“Sunbae”
Kali ini bekal yang seperti apa. Aku sudah tidak mampu untuk memakan semua bekal yang diberikan para gadis itu. bahkan, semua kotak makan yang aku terima berakhir di tangan teman-teman klub ku.
“Aku tidak menyangka begini akhirnya”
 “Ini permintaannya”
Plakk.
Tamparan keras mendarat tepat di pipiku. Aku menahan napas agar aku tidak mengatakan hal buruk pada adikku sendiri. tamparannya memang cukup untuk membuat pipiku memerah. Tapi, tidak cukup untuk kekecewaanya terhadap sikapku.
“Dia sudah memilih jalannya”
“Lalu? Kau akan kenyang dengan para gadis. Dan, memilih dari puluhan gadis yang memberikan bekal padamu untuk kau jadikan kekasih huh?”
Aku terdiam. Jujur saja, bahkan masih sangat mencintainya. Bagaimana bisa aku membalas perasaan gadis-gadis yang memberikan bekal padaku. Walaupun, aku tahu jika aku menerima bekal itu berarti aku menerima perasaan mereka.
Aku memang menerima rasa cinta yang mereka berikan. Tapi, bukan berarti aku dapat membalas perasaan mereka.
“Kau merelakannya?”
“Akan kucoba”
“Kau akan menerima kenyataan seperti ini?”
“Mungkin”
“Kau masih mencintainya”
Aku terdiam menggigit bibir bawahku sekuatnya. Agar aku tidak dapat menjawab pertanyaan yang mengerikan dari belah bibir Taemin.
Aku masih mencintainya.
Bibirku kelu hanya untuk mengucapkan kata itu. bahkan, mataku sudah membendung air yang ku yakini akan segera keluar. Ayolah Onew, tunjukkan bakat akting terbaikmu kali ini.
Plakk.
Taemin menamparku untuk kedua kalinya. Panas, tapi tidak sepanas saat aku melihat Key berciuman dengan pemuda itu. sakit, tapi tidak sesakit darah yang mengucur dari hatiku saat melihat Key lebih dari sebatas teman dengan pemuda itu.
“Kau bodoh, hyung”
Brakk.
Aku menggebrak meja kantin kasar. Mendecih ke arah Taemin seolah aku sudah muak dengan omongan ikut campurnya.
“Ini urusanku, Taemin”
Aku tahu semua pasang mata yang ada di kantin menatap kami. Tapi, apa peduliku. Tetaplah pada aktingmu lagi Onew. Ingat, jika pada kenyataanya kau adalah si ayam Jinki yang terkenal dan sedang dalam masa penyamaran dengan kacamata yang tetap saja membuatmu terkenal.
=3=
Aku, dan Key memang sedang bosan dengan kehidupan kami sebelumnya. Jadi, kami memutuskan untuk mencoba bersekolah di salah satu sekolah ternama di Seoul. Mencoba menjalani kehidupan selayaknya bukan seorang artis.
Dan, tujuan utamaku hanya agar aku bisa puas bersama Key tanpa ada siapapun yang mengenal kami. Tentu saja Key kubuat menjadi seorang gadis biasa yang manis. Agar identitas dalam kutip kami tidak diketahui siapapun.
Tapi, nyatanya tidak seperti apa yang kami bayangkan. Baru seminggu, Key sudah didekati banyak laki-laki centil. Dan, akhirnya aku mendeklarasikan jika Key hanya milikku. Tapi, tetap saja aku tidak menyangka baru seminggu yang lalu aku mengatakan hal itu.
Aku tidak tahu aku harus melakukan apa lagi di tempat ini.
“Jujur saja Kibaem, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu”
“Kau aneh, hyung”
“Kenapa bisa kau di sini?”
“Menjemput Taemin”
Aku kembali menutup kedua mataku. Hanya perlu hitungan detik pasti Minho pemuda yang sekarang sedang menggunakan wig pirang sebahu itu akan menanyakan hal yang sama.
“Rencanamu berhasil hyung?”
Ternyata aku salah. Kukira ia akan bertanya tentang bagaimana hubungan kalian. Atau kalian berakhir. Dan lainnya.
Aku menarik napas dari belah bibirku. Sedang mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Minho. Memang benar hanya Minho yang tahu rencanaku yang sebenarnya. Dan, aku yakin jika Minho lah orang yang menyuruh Taemin mengikuti kami dan memata-matai.
“Kalian break kan?”
Minho berjongkok di sebelahku. Aku meliriknya sinis. Menyebalkan sekali pemuda  ini. lagi-lagi satu orang merecoki urusanku. Kali ini apa yang ingin dia bicarakan.
“Kau benar-benar tidak cocok untuk Key umma” Minho menyeringai. “Tapi, aku hargai usahamu yang bodoh itu”
Minho memakai kembali kacamatanya. Poni wig nya sengaja ia turunkan agar menutupi sebagian wajahnya. Tunggu, apa maksud Minho mengatakan itu.
=3=
Aku menyusuri kantin dengan bosan. Orang yang sedari tadi aku cari tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Apa ia tidak istirahat di kantin.
Perpustakaan. Satu-satunya tempat yang baru saat ini aku menginjakkan kaki di tempat bernama perpustakaan. Berharap jika orang yang sedang ku cari ada di tempat ini.
“Kibaem?”
Key hanya menatapku sekilas. Manik matanya mulai fokus pada buku yang ada di genggamannya. Ah, iya sedang mengerjakan tugas.
Aku meneliti perpustakaan. Tidak ada pemuda itu. berarti, Key ke sini hanya sendirian. Kesempatan. Tapi, Minho-ah aku harus bagaimana saat ini.
“Tumben sekali kau ke sini”
Key bangkit dari duduknya. Ia melangkahkan kaki jenjangnya ke tumpukan buku yang berjejer rapih di dekat dinding. Ia berhenti. Sepertinya ia menyadari jika aku mengikutinya diam-diam.
“Katakan apa yang ingin kau katakan”
“Setelah ku pahami ku bukan yang terbaik”
Key mendecih. Aku tahu tahu kata-kataku memang seolah mendramatisir keadaan. Tapi, mau bagaimana lagi. aku harus mengikuti cara yang diberikan oleh Minho.
“Aku tidak tahu ternyata di matamu hanya dia yang dapat mengertimu. Mungkin, memang aku si bodoh Lee Jinki”
Key mengernyit menatapku. Wig pirang yang sengaja ia kuncir dua mulai ia mainkan. Ah, kenapa itu membuatnya semakin imut.
“Maafkan aku yang sampai saat ini masih mencintaimu”
Key hanya menatapku datar. seolah-olah semua perkataanku hanya angin yang lewat dan tidak perlu diperhatikan sama sekali. Sudah seminggu aku tidak berbicara dengan Key. aku tidak tahu aku masih bisa melanjutkan perkataanku atau tidak.
“Jika, kau memang ingin break. Aku akan berusaha untuk melupakanmu” walaupun itu sulit. Aku menyambung perkataanku dalam hati.
“Baguslah”
=3=
Aku melirik wajah Key. istirahat kedua ia berada di kantin. Bersama pemuda itu. lupakan soal siapa si pemuda itu dan bagaimana bisa pemuda itu dekat dengan Key ku.
Aku terdiam. Otakku mulai mengenang masa-masa indah bersama Key. bahkan, saat wajahnya yang memerah karena keisengan duo min. Kenapa, aku jadi seperti orang yang sedang patah hati.
Tunggu. Aku memang sedang patah hati.
Tidak. hatiku tidak patah, setidaknya masih belum patah. Hanya mengeluarkan darah di setiap sisinya. Apa itu bisa menggambarkan kondisiku saat ini.
Terakhir aku berbicara dengannya hari ini. ia bahkan, sangat ketus padaku. Apa, aku memang selalu salah di matanya. Bahkan, si buruk Lee Jinki sudah berusaha untuk terlihat setidaknya sedikit lebih baik dari kemarin.
Tapi, sepertinya usahaku tidak terlihat di matanya. Atau mungkin memang aku yang sudah tidak terlihat di matanya.
Sampai kapan aku mampu bertahan. Nyatanya, aku malah menjalani kisah menyedihkan yang ada. Aku masih mencintainya. Akankah semua orang menyadarinya. Tidak, semua orang menyadarinya kecuali dia.
Tiada lagi perhatianmu padaku. Tiada lagi kecupan kecil darimu. Arghh. Siapapun tolonglah aku yang sedang kritis mencintai seorang Lee Kibum.
=3=
“Sayangnya bukan aku yang ada di hatinya. Sekalipun aku mencoba untuk memasuki relung hatinya. Saat kau sudah menghilang dari kehidupannya. Tetap saja nyatanya kau masih berada dalam hatinya”
=3=
Aku bangkit dari dudukku. Melangkahkan kakiku untuk mendekati meja Key.
“Ada apa lagi?”
Grepp.
Aku mencengkram tangannya dan menariknya kasar berjalan menuju atap sekolah tanpa peduli dengan tanda protesan yang keluar dari belah bibir pinknya.
Dan, akhirnya aku memutar tubuhku menatap Key yang sudah jengah. Kulihat pergelangan tangannya memerah. Mungkin akibat cengkramanku yang terlalu kuat. Jadi merasa bersalah.
Aku mengecup pergelangan tangannya. Jangan salahkan aku jika seluruh pasang mata menatap kami. Seharusnya ini terjadi di atap sekolah yang sepi. Tapi, salahkan Key yang memaksaku berhenti di lorong kelas.
“Mwo? Apa yang kau lakukan Lee Jinki”
“Menjadikanmu milikku lagi, Lee Kibum”
Aku memeluk tubuhnya erat. Ah, betapa aku merindukan pemuda yang sudah lebih dari empat tahun bersamaku.
“Saranghanda”
Aku terdiam. Apa aku salah dengar kali ini. tidak, sekarang ia balas memelukku. Aku selalu mencintaimu Lee Kibum.
“Nado, Lee Kibum. Saranghanda”
=3=
“Nyatanya memang kau tidak mengerti diriku”
Key menarik kedua telinga Onew yang masih tertawa dengan kesal. Ia sudah diabaikan sejak saat mereka di dorm sampai saat ini. dan, nyatanya Onew malah membuat sebuah fanfiction yang menceritakan tentang dirinya. menggelikan.
“Menurutmu bagaimana?”
“Bagaimana apanya?”
“Bagaimana jika kita menyamar. Aku tiba-tiba ingin tahu rasanya menjadi seorang Shawol”
“Aku tahu itu bukan maksudmu. Sama seperti di cerita anehmu itu. dan, siapa si pemuda aneh itu”
“Jonghyun. Habisnya, ia terlalu dekat denganmu. Jujur saja, terkadang aku kesal melihatnya”
“Dasar aneh. Hentikan cerita dunia fanfictionmu yang aneh itu karena kita sudah dipanggil ke panggung”
“Saranghanda Lee Kibum”
“Jangan seenaknya mengganti margaku tuan Lee”

FIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment