Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Red Rope

“Pernah dengar jika kita tidak sendiri?”
“Maksudmu?”
“Kita sebenarnya sudah memiliki pasangan Light-kun”
“Tidak aku masih sendiri”
=Red Rope=
L’s POV
Aku memandang pemuda berambut gold brown di hadapanku dengan malas tidak, lebih tepatnya bayangannya dalam layar gelap komputer. Tangan kananku masih setia menggenggam secangkir teh yang manis yang sempat di berikan oleh pemuda berambut gold brown itu.
Dalam sebuah buku yang kubaca jika wajahku mirip dengan jodohku. Tidak mungkin jodohku si aneh Beyond, aku sungguh akan mengubah takdir jika begitu. Lagipula, dilembar berikutnya buku itu berkata jika namanya yang saling menyatu dan membuat sebuah kata yang cocok itu berarti jodoh.
Tapi, bukannya jodoh sudah di tentukan takdir benang merah. Tidak peduli tentang wajah, nama, dan hal konyol lainnya. ah, ini membingungkan.
“Ada apa memperhatikanku?”

“Saya tidak memperhatikan Light-kun”
Terkadang, aku berpikir aku dan Light-kun tidak berjodoh. Padahal, aku ingin sekali jika jodohku si pemuda aneh ini. Kenapa bisa aku berpikir aku tidak berjodoh, jelas saja gadis yang bernama Misa Amane itu selalu membuatku mendidih dengan tingkahnya. Dan lagi, Light-kun yang seolah mengiyakan semua perkataan gadis itu. menyebalkan.
Bagaimana mungkin kami berjodoh. Bahkan, Light-kun tidak pernah menyatakan perasaannya. Hanya dengan sebuah kecupan kecil di setiap wajahku bukan berarti ia mencintaiku.
Tunggu, memang cinta itu apa? Sesuatu yang mengganggu kehidupan manusia. Atau apa?
“Aku tahu, kau memperhatikanku”
“Saya tidak”
“Kenapa komputermu mati kalau begitu”
“Light-kun yang memperhatikan saya”
“Terserahmu”
Bosan dengan teh yang ada di tanganku tadi, aku beralih mengemut lollipopku. Hening lagi. Light-kun tidak banyak bicara. Sama halnya denganku yang pendiam ini.
Apa itu artinya kita berjodoh?
Jika aku dan Light-kun menikah. Bagaimana dengan anak kami nantinya. Bisa-bisa anak kami menjadi es. Tidak, itu tidak boleh terjadi.  Lagipula, aku dan Light-kun kan sama.
“Hentikan pikiran idiotmu itu”
Dan, Light-kun senang berbicara kasar. Sedangkan aku, selalu berbicara dengan formal. Berbeda sekali.
“Kau bahkan sampai menulisnya di lembar word”
Aku memperhatikan layar datar di depanku yang sebelumnya gelap. Benar saja, aku sampai menulis semuanya. Tunggu, jika aku menulis semuanya dan Light-kun melihatnya jadi, kesimpulanku hanya satu. Ia tahu apa yang sedari tadi aku pikirkan.
“Kau ingin menikah denganku?”
Aku menelan ludah gugup. Lollipop di mulutku mulai ku keluarkan perlahan. Sebelah tanganku menarik kabel pemutus sambungan listrik komputer.
“Jangan dimatikan dulu”
Sebuah tangan besar menahan kedua jariku yang hampir menyabut kontak listrik komputer. Tunggu, kenapa tangan Light-kun lebih besar dariku. Tidak, aku tidak boleh kalah darinya. Tapi, mau bagaimana lagi aku kalah darinya. Ia mencengkram tanganku.
Tapi, aku tidak kalah dari Kira.
Sebelah tangannya ia gunakan untuk menarik tengkukku memperdekat jarak antara kami berdua. Kenapa, aku jadi gugup sendiri. Bukankah Light-kun sering menciumku. Perjelas, ia belum mencium bibirku kedua kalinya.
Tapi, lebih dari itu ia sudah merasakan setiap lekuk wajahku yang tampan ini. Aku ini tampan meskipun lebih sering Light-kun menyebutku manis.
“Light-kun”
Pintu kamar Light-kun terbuka lebar. Tanpa perlu menengok untuk melihat siapa yang datang aku juga sudah tahu suara gadis itu. Jangan lupa jika aku ini seorang detektif.
“Misa?”
Aku ingin bersyukur gadis itu datang atau malah harus kesal karena dia menempel dengan Light-KU. Tapi, sejak kapan Light-kun menjadi milikku. Hentikan pikiran menyedihkanmu Lawliet.
Tapi, pertama aku harus menghapus kata-kata dan pikiran gila yang ku tulis tanpa sengaja itu. Sangat mengerikan seorang L Lawliet menulis hal seperti itu.
“Light, kita ada janji berkencan kan?”
Light-kun.
“Kapan aku bilangnya?”
Syukurlah.
“Kau lupa?”
Light-kun.
“Aku ada janji hari ini dengan Ryuuzaki”
Yeah.
“Kalau begitu aku ikut”
Jangan.
“Tanya saja pada Ryuuzaki”
“Amane-san. Bagaimana pekerjaanmu jika kau ikut dengan kami?”
“Sudah diatur. Aku boleh ikut Light-kun”
Light-kun.
=3=
Aku mencoba menghubungi Light-kun yang berada tidak jauh di depanku. Aku memang mempunyai nomor ponsel sang Kira. Ngomong-ngomong Kira, aku dengan sengaja mengatakan aku bosan dengan kasus Kira dan meminta waktu libur pada Watari.
Anggap saja seperti itu.
Light-kun cepatlah angkat.
Aku menatap Light yang mulai risih dengan getaran ponselnya. Ia malah dengan sengaja berbelok pada gang kecil setidaknya ia meninggalkan si gadis menyebalkan itu. Dengan aksesorries yang ada di depan matanya. Dasar gadis.
“Ada apa menelponku hingga beberapa kali?”
“Tidak, hanya saja..”
“Maafkan aku”
Light menyentuh ujung daguku menariknya ke atas membuat wajahku yang tadi menunduk mulai menatap bola matanya. Aku merasakan napasku tercekat. Saat dirasa napasnya mulai menyapu wajahku perlahan.
Aku bahkan sudah mengalungkan kedua tanganku pada lehernya untuk memperdekat jarak antara kami berdua. Kenapa, Light-kun jadi lama sekali. Biasanya lebih cepat  seribu kali dari saat ini.
“Ternyata kalian di sini”
Reflek aku mendorong pelan tubuh Light-kun membuatnya sedikit menjauh dari tubuhku. Si pengganggu yang selalu datang di saat yang tidak tepat menyebalkan. Bagaimana bisa Light-kun bertahan dekat-dekat dengan gadis ini.
Sepertinya aku memang tidak berjodoh dengan Light-kun.
Habisnya, untuk sekedar berciuman romantis ala film-film saja aku tidak bisa melakukannya. Selalu ada si pengganggu menyebalkan ini. kapan aku bisa mendapatkan second kiss ku ini.
=3=
Soichiro-san sudah menunggu kedatang kami. Atau mungkin, kedatangan putranya yang sedang bersamaku saat ini. Dan, bisa kulihat wajah tidak sukanya saat melihatku datang. Apa mungkin karena aku pernah menuduh anaknya itu Kira. Tapi, memang ia Kira.
“Ryuuzaki?”
Aku sedikit menyunggingkan senyumku sekilas saat Soichiro-san menyapaku.
“Misa?”
Aku hampir teriak mengingat jika gadis itu layaknya penguntit Light yang mengikuti Light hingga ke rumahnya. Kenapa bisa Sayu seperti gadis yang lupa jika gadis hingga berteriak histeris seperti itu.
Seharusnya seorang gadis itu, marah dan ngamuk jika melihat ada gadis lain yang lebih cantik darinya. Tidak, bukan berarti aku mengatakan jika Amane-san itu cantik. Jangan salah paham.
“Kita ke kamar saja. Kau pulanglah”
Light dengan enak menyuruh Amane-san pulang. Tangannya mulai terkait dengan tanganku dan menarikku berjalan menyusuri anak tangga.
“Tunggu sebentar. Aku akan mengambil camilan”
Aku memperhatikan lekuk kamar Light. Tidak ada yang menarik memang. Bahkan, aku hanya melirik pada benang merah yang tersusun rapih di atas ranjangnya. Jika melihat benang merah aku lagi-lagi mengingat jika bagaimana rasanya jika aku menikah dengan Light.
Tapi, apa Light-kun adalah jodohku.
=3=
Aku menatap wajah tampan Light-kun di hadapanku. Melirik ke arah sekitarku dan tanpa sengaja kegiatan itu benar-benar membuatku gugup. Ini pertama kalinya aku menjadi sorotan publik. Jadi, wajar saja.
Seorang yang kira-kira lebih tua dariku datang. Tangannya memegang sebuah buku dan ia mulai mengucapkan perkataan yang aneh dan panjang. Jelas saja aku bilang aneh, ia mengatakan seolah-olah aku dan Light-kun akan menikah dan sedang mengucapkan janji.
“Saya bersedia”
Telingaku mendengar suara Light-kun. Kenapa jantungku jadi berpacu seperti ini. sebenarnya aku ada di mana dan sedang apa.
Light-kun menyenggol kedua kakiku. Aku hanya menatapnya bingung. Apa sih dia itu tidak tahu ya, jika seorang detektif sedang berpikir sangat keras di sini.
Untuk kedua kalinya Light-kun menyenggol kakiku dan bibirnya mulai bergerak membuat sebuah kata-kata yang sama sekali tidak aku mengerti.
“Saya bersedia”
Light menarik tanganku untuk mendekat ke arahnya. Aku merasakan jika napasnya mulai menyapu telingaku yang kanan.
“Akhirnya kita resmi L Yagami”
=3=
“Sekarang kau melamunkan apa lagi?”
Aku tersentak. Dan tubuhku dengan nyantai mendarat di lantai keramik Light-kun. Bagaimana bisa aku terjatuh sedangkan Light-kun saja berhenti dan duduk di meja belajarnya. Kenapa tidak membantuku berdiri.
Light-kun.
Kulihat ia turun dari bangkunya dan berjalan ke arah ku sambil memakan snack rasa consomme. Rasa snack itu sangat aneh aku lebih suka memakan lollipop manisku ketimbang snack yang tidak jelas rasanya. Maaf, selera orang berbeda-beda.
“Kau aneh”
“Menyebalkan”
Aku melihatnya tersenyum. Tangannya ia ulurkan ke arahku seolah mengajakku untuk pergi ke suatu tempat yang indah. Kenapa, bahasaku jadi aneh seperti ini.
“Kau bisa berdiri sendiri atau tidak sih? Aku sudah berbaik hati nih”
“Jika tidak ada niat untuk menolong tidak perlu dilakukan Light-kun”
Ia berjongkok di depanku dengan gaya sok kerennya. Tapi, faktanya ia memang keren . Wajar saja ia mempunyai banyak gadis yang berstatus sekarang adalah mantan seorang Light Yagami.
Aku memposisikan tubuhku sama sepertinya. Sebelumnya, aku menunjukkan sebuah benang merah yang ku temukan di ranjang milik Light-kun.
“Apa?”
Aku mengikatkan ujung tali itu pada jari kelingkingku sendiri. Benang ini tidak cukup panjang jadi, dalam artian seorang detektif yang berjiwa licik milikku mulai keluar. Dengan seperti ini aku dan Light tidak bisa di jauhkan.
“Kemarikan”
Ia memberikan tangan kanannya yang dipenuhi bumbu dari snack yang ia makan dengan polosnya. Ia tidak curiga dengan apa yang aku lakukan ya? Tidak asik.
Sebelum aku mengaitkan benang merah ke jari panjangnya ia buru-buru menarik jarinya. Dan, menuntutku dengan pandangan curiga.
“Apa yang kau lakukan dengan tanganku”
“Kemarikan sebentar”
Ia menyerahkan tangannya. Setelah kupikir-pikir lagi. agak aneh jika tangan Light itu tertutupi oleh bumbu snack. Aku mengetuk-ngetuk daguku berpikir. Harus dibersihkan dengan sesuatu.
Aku menarik tangannya dan mengemut satu-persatu jari tangannya. Kulihat Light-kun tampak kaget dengan perilakuku. Memang apa yang salah denganku. Lagipula di sini tidak ada tissue yang bisa kugunakan.
“Apa yang kau lakukan?”
Aku tidak mempedulikan pertanyaannya aku malah terus mengemut jari panjangnya. Rasa dari bumbu snack yang dimakan Light-kun aneh.
“Hentikan”
Aku menatap Light-kun dengan tatapan bingung. Tanpa peduli aku langsung saja mengaitkan ujung benang merah itu pada jari kelingking panjangnya.
Sekarang kita tidak dapat di pisahkan.
“Apa sih maksudmu?”
Aku dengan cepat mengecup belah bibir Light-kun. Dan tersenyum ke arahnya yang masih menampilkan wajah bingung yang sangat lucu menurutku.
“Nakal”
“Biar saja. Light-kun dekat-dekat dengan Amane-san sih”
“Salahkan pesonaku yang berlebihan”
Ia tertawa. Sebenarnya, aku dan Light memang sudah menjadi sepasang kekasih sejak lama. Aku tidak begitu ingat kapan kami resmi. Entahlah, bahkan jujur saja ia belum pernah mengatakan jika dia mencintaiku.
“Katakan bahwa kita memang sepasang kekasih”
“Maksudmu?”
“Katakan jika Light-kun mencintai saya”
“Bagaimana ya?”
Lihat saja jika ia tidak mau mengatakan ‘aku mencintaimu’ padaku. Aku benar-benar akan mengurungnya di sel dan membuatnya menjadi tahanan negara.
“Light-kun”
“Apa pentingnya benang merah ini?”
“Itu artinya kita berjodoh. Light-kun tidak pernah membaca ya?”
“Apa pentingnya kata cinta untukmu”
Aku terdiam. Aku juga tidak tahu sebenarnya apa itu artinya cinta. Aku hanya tahu aku tidak ingin kehilangan Light-kun. Apa itu juga sebuah perasaan cinta. Aku kan hanya ikut-ikutan dengan pasangan yang berada di luar.
Ia melepaskan benang merah itu dari tangannya. Ia mulai meraih daguku dan menatapku lekat. Semoga sekarang tidak ada yang mengganggu kami lagi.
“Aku mencintai L Yagami”
Ia mengecup bibirku. Jangan ada yang mengganggu lagi. kumohon.
“Onii-chan”
Sudah bisa kupastikan Sayu terpaku melihat kami. Namun, apa peduliku lagipula Light-kun tidak melepaskan bibirnya. Biarkan saja ini berlanjut seperti di film-film di mana dunia milik kami berdua.
Aku memeluk leher Light-kun memperdalam ciuman kami tanpa peduli bahwa nyatanya Sayu merekam hal ini. kenapa aku bisa tahu. Aku terkadang menyipit hanya untuk melihat apa yang dilakukan oleh adik iparku ini.
“Aku mencintaimu”
Ia melepaskan tautan bibirnya pada bibirku. Lalu mencubit hidungku gemas sambil tertawa. Aku tahu ia tahu jika aku tidak tahu apa arti dari kata cinta. Tangannya mulai mencari-cari snack yang sempat ia lupakan karena ulahku.
“Aku akan memberitahumu apa itu cinta” Light menoleh ke belakangnya mencari snacknya yang nyatanya ia malah melihat wajah Sayu yang sedang tersenyum polos. “Sayu apa yang kau lakukan di sini”
Memang posisi Light-kun membelakangi tempat berdiri Sayu. Wajar saja jika ia tidak menghentikan kegiatan kita tadi. Karena tidak terlihat.
Light melempar bantal ke arah Sayu yang sudah mulai berlari menghindari lemaparan bantal milik Light-kun. Aku melihatnya hanya tertawa, akrab sekali mereka.
Akhirnya, aku merasakan apa yang sepasang kekasih lakukan.
“Ayah kakak nakal”
OMAKE:
“Mulai sekarang kau menjadi kekasih dari seorang Light Yagami”
Aku menatap Light-kun bingung. Enak sekali mengatakan hal itu. sepasang kekasih itu harus saling mencintai bukan main asal saja. Lagipula, aku masih menganggap Light-kun sebagai tahananku.
“Hanya milik seorang Light-Yagami”
Ia mengecup pipiku dan mengerlingkan matanya padaku. Rambut gold brownnya menempel dengan leherku. Ternyata ia tertidur. Semoga saja tadi ia hanya mengigau dalam tidurnya.
“Yang tadi itu sungguhan”

FIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment