Valentine's Day Pumping Heart
RSS

Why Him?

Xiumin. Pemuda bertubuh mungil itu menangis dalam. Tidak. Dia tidak menangis, tapi ia sedang bersedih. Ia ingin marah melampiaskan semuanya tapi, ia sadar akan segala hal. Ia ingin menangis. Tapi, kenapa ia harus menangis.

Apa yang harus dilakukan pemuda mungil itu saat ini.

=Why him?=

Sequel Never ending love story? Maybe.

“Aku tidak pernah mengerti apa yang kau pikirkan”

“Bahkan, akupun tidak pernah tau apa yang kupikirkan Lu”

“Xiumin-ah”

Kyungsoo berlari cepat menghampiri Xiumin. Terdiam sesaat untuk mengatur nafasnya yang tak teratur. Sebelum pada akhirnya pemuda yang lebih muda dari Xiumin itu melayangkan tangannya ke wajah bulat Xiumin.

Xiumin terdiam. Ia tahu, ia salah. Ia tidak pernah mau menuruti keinginan Kyungsoo yang ternyata sangat menjaga. Ia tahu. Beban ini memang seharusnya ia yang pegang.

“Maafkan aku”

“Idiot”

“Oke, kawan. Tenanglah”

Kyungsoo mendecih saat sebuah suara mencoba mengalihkan perhatiannya. Jujur saja, Kyungsoo sudah tidak tahan ingin melemparkan sumpah serapah kepada Xiumin. Namun, semuanya tertahan karena Suho. 

Pemuda putih, pendek, kaya, tampan dan menyebalkan. -,-)?

“Kenapa kau tidak hadir saat rapat?”

“Sakit”

Plakk.

“Kyungsoo-ah”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

What is Right?

“Ada dua orang di pinggir jurang. Keduanya terjatuh dan membutuhkan pertolonganmu. Jika disebelah kanan ada orang yang kau cintai dan yang sebelah kiri adalah orang yang mencintaimu pilih yang mana yang akan kau selamatkan dari jurang itu?”

“Aku pilih yang kanan”

=What is Right? =

Zelo menatap Daehyun yang bercerita tentang betapa menariknya bersama seseorang yang bernama Youngjae. Tangannya mengepal menahan amarah yang hampir melonjak. Tetap saja, hati kecilnya berkata ‘untuk apa marah? Ini hanya status pertemanan tidak ada yang special’.

Tapi, tetap saja beda bagi Zelo. Sikap Daehyun yang terlalu jauh dari kata jahat. Dan, juga jauh dari kata sebatas teman. Tapi, menurut Daehyun itu hanya sekedar pertemanan. Mungkin. Sial.

“Aku menembaknya kemarin?”

Blarr.

Bisakah tambah efek petir yang menyambar atau suara hujan deras. Karena, itu cocok untuk kondisi seorang Zelo saat ini. tidak, Zelo tidak boleh sedih. Zelo menguatkan dirinya sendiri.

Ada seseorang yang berkata jika hanya ada satu orang yang bisa mengendalikannya. Dan, orang itu adalah dirinya sendiri. begitulah, dan Zelo menerapkan kata-kata gila itu. setidaknya, bisa membuatnya lebih nyaman, sebelum pada akhirnya.

“Dia menerimaku”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Never Ending Love Story



Pernah mengalami namanya kata ‘cinta pertama’ di mana orang yang menjadi suspect ‘cinta pertama’ itu gak bisa dilupain walaupun. Pada akhirnya, kalian yang tersakiti karena kata ‘sebelah tangan’ dan kata ‘terpendam’.
=Secret Love Never End=
ChenMin Main Pair
/“blabla”/ = sosial media
Teng teng teng.
Aku berjalan menelusuri lorong kelasku yang mulai ramai dengan siswa lainnya. Masa-masa menengah pertama. Di mana kau akan mendengar ribuan celotehan tentang mahluk yang mendapat julukan kekasih.
Tidak sedikit mahluk di kelasku tidak membicarakan tentang semua hal tentang sang kekasihnya. Berhubung aku termasuk dalam kategori jomblo abadi hingga saat ini. jadi, aku hanya dapat berdiam saja.
Tidak sedikit yang mengejekku dengan cemoohan yang paling sering ku dengar. Bahkan, aku sampai malas dan malah mengabaikan cemoohan itu semua. Lagipula, memangnya aku peduli. Apa itu cinta? Sesuatu yang mengganggu hidup manusia kah?
Tapi, itu semua berlaku jauh sebelum aku mengenalnya.

“Aku mau beli lemon tea. Bersama Kyungsoo”
Aku tersenyum dan melambaikan sebelah tanganku pada Kyungsoo dan Luhan. Tak sedikit dari penglihatanku. Banyak siswa yang meggenggam erat sebuah buku di tangannya. Maklumi saja, sedang ada ujian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Not Me

Ku langkahkan kakiku menuju atap sekolah. Manik mataku mengedar memastikan jika tidak ada orang di sana.
Pilihan yang sangat salah untuk memastikan keadaan. Walaupun, memang sebelum aku menghabiskan acara istirahat. Aku selalu memastikan keadaan rooftop agar tidak ada satu orang pun yang akan menggangguku nantinya.
Orang itu dengan seenak hati mencium kekasihku tepat di bibir di hadapanku. Atau mungkin sembunyi-sembunyi dariku. Atau memang kebodohanku saja yang harus melihat adegan menggelikan seperti ini.
=Not me=
Mungkinkah ini akhirnya Key. Mungkin memang seharusnya aku tetap bertahan dalam ketidak tahuan diriku. Menjadi sosok yang bodoh dan terus menampilkan senyum pahit di bibirku. Mungkinkah, aku sudah lupa caranya tersenyum nyata.
Dadaku sesak ketika mengingat kejadian di rooftop kemarin. Mungkinkah, aku juga lupa caranya bernapas. Atau memang waktu hidupku sudah tinggal hitungan detik.
“Yeonggam”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Crows Zero

Daehyun menatap sengit lima pemuda yang tengah memblokir jalannya. Manik matanya menyipit malas. Menjilat belah bibirnya. Itu yang sedari tadi ia lakukan.
=Crows Zero=
Inspirated Crows Zero V film.
Daehyun menilik tajam. Ia melihat sosok yang sangat di kenalinya. Kris pemuda yang mencintai gadis yang sempat ia tolak. Dan, pemuda yang pernah menantangnya yang juga si pemberani di sekolahnya. Begitulah julukannya. Sudah terlihat jelas motifnya.
Memang benar, Daehyun adalah prince school di sekolahnya. Dan, bukan salahnya jika para gadis mendatanginya, memintanya menjadi kekasih atau menjual tubuhnya ke Daehyun. Siapa yang salah? Ketampanan seorang Jung Daehyun kah?
“Mwo?”
Nada menantang khas Daehyun akhirnya keluar dari belah bibirnya. Mendecih bosan lantaran kelima pemuda tersebut langsung menyerbunya tanpa ampun.
Baku hantam terjadi di tempat. Beruntung, Daehyun selalu menyembunyikan keahlian bela dirinya. Jika saja ia memamerkannya mungkin saja ia akan mati di tempat saat ini. karena, terkadang ia gegabah dengan semua pukulan dan tendangannya yang ia gunakan dengan tipe yang sama.
Brakk.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Red Rope

“Pernah dengar jika kita tidak sendiri?”
“Maksudmu?”
“Kita sebenarnya sudah memiliki pasangan Light-kun”
“Tidak aku masih sendiri”
=Red Rope=
L’s POV
Aku memandang pemuda berambut gold brown di hadapanku dengan malas tidak, lebih tepatnya bayangannya dalam layar gelap komputer. Tangan kananku masih setia menggenggam secangkir teh yang manis yang sempat di berikan oleh pemuda berambut gold brown itu.
Dalam sebuah buku yang kubaca jika wajahku mirip dengan jodohku. Tidak mungkin jodohku si aneh Beyond, aku sungguh akan mengubah takdir jika begitu. Lagipula, dilembar berikutnya buku itu berkata jika namanya yang saling menyatu dan membuat sebuah kata yang cocok itu berarti jodoh.
Tapi, bukannya jodoh sudah di tentukan takdir benang merah. Tidak peduli tentang wajah, nama, dan hal konyol lainnya. ah, ini membingungkan.
“Ada apa memperhatikanku?”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hello

Selingkuh. Apa pedulinya. Yang ia tahu ia bisa membuat pasangannya nyaman dan bahagia saat berada di sampingnya. Entahlah, selama hubungannya backstreet itu masih bisa dikendalikan bukan.
Namun, apa jadinya jika karma itu tetap berlaku di dalam dunianya sekalipun.
=Hello=
/“Hyungie”/
Daehyun melirik Youngjae yang tepat di depannya meminta izin. Tersenyum kecil lalu mengangguk. Sering sekali Daehyun seperti ini. Saat sedang bersama Youngjae pasti ada saja yang mengganggu moment kecilya ini.
“Hanya sebentar ne”
Daehyun bangkit dari duduknya. Niatnya untuk makan dengan tenang terusik. Walaupun perutnya menjerit sekalipun ia tidak bisa jika tidak mengangkat telphone dari kekasihnya.
“Yeoboseyo. Babyzel mianhae”
/“Hyungie eoddie?”/
“Interview bersama Youngjae. Mianhae tidak membangunkanmu tadi”
/“Arra. Kalau begitu Zel tidur lagi ne. Jaga kesehatan ne hyungie. Jja”/
Daehyun menghela napas lega. Manik matanya mengintip ke arah Youngjae. Beruntung sekali dia Zelo tidak mau mengetahui keberadaannya. Karena dia belum punya pikiran ia berada dimana sekarang.
“Ah. mianhae Jae”
“Gwaenchana. Ah, nugu?”
“Eomma. Setelah ini ia mengatakan padaku untuk ke Busan”
“Ah, geurae. Sampaikan salamku pada ahjumma”
=3=
“Aigoo. Daddy”
Sehun menjerit tiba-tiba saat melihat Daehyun berdiri dengan wajah datarnya. Tunggu, kenapa Daehyun bisa nyasar di depan pintu dorm EXO. Untuk apa seorang Daehyun pergi ke dorm EXO. Dan lagi, siapa yang dipanggil daddy oleh sang maknae ini.
“Kau berisik bocah”
“Daddy. Mommy diajak selingkuh sama ahjussi genit ini daddy”
Chanyeol menatap Daehyun lekat. Membuat Daehyun sedikit mundur akibatnya. Tunggu. Mommy? Baekhyun? Damn. Matilah kau Jung Daehyun.
“Ha? Biarkan saja memangnya aku peduli”
Sehun menatap Chanyeol tak percaya. Begitu mudahnya kah melepas Baekhyun. Memangnya kemarin siapa yang menangis jerit di dalam kamar sendirian hingga membuat penghuni dorm panik. Dasar.
“Mommy tidak ada. Sana pergi. Kyungie umma”
Sehun membanting pintu sembarang membuat hidung panjang Daehyun tepat mengenai pintu kayu itu. menyebalkan memang. Mendengar triakkan Sehun dan sekarang wajah tampannya mencium pintu.
=3=
“Hyungie kau kenapa?”
Daehyun memutuskan untuk pulang ke dorm dan bahagia sekali. Sekarang ia pulang disambut oleh bidadari yang manis. Hidup itu memang indah.
“Ada fans yang memukulmu hm? Hidung mungilmu memerah hyungie”
Ah. bisa-bisa Daehyun mimisan di tempat melihat wajah kekasihnya dengan jarak sedekat ini ditambah dengan aegyo yang sengaja dibuat oleh kekasihnya.
“Ani, hyungie mencium pintu tadi babyzel. Tak perlu panik”
Zelo mengangguk kecil mengiyakan. Jari-jari panjang Zelo mencubit pelan hidung Daehyun lalu mengecupnya.
“Hyung. Aku ambil air dulu ne untuk kompres. Sepertinya hidung kecilmu memar”
Daehyun mengangguk kecil. Tak peduli apa yang Zelo lakukan. Jemarinya mulai menggapai ponsel Zelo yang terbaring di meja sedari tadi. Manik matanya menatap kaget layar ponsel Zelo. Sejak kapan Zelo memasang wallpaper Yongguk.
“Hyungie. Kau tidak sopan”
Zelo merebut paksa ponselnya. Dan membanting nampan berisi mangkuk air hangat dan handuk kecil. Kenapa Zelo marah padanya. Apa sebenarnya Zelo sudah tahu jika..
=3=
“Kemarin aku ke tempatmu”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cause I Love You Himchanie

“Aku mencintaimu Bang Yongguk”
Pemuda cantik itu tersenyum kecil saat ia sadar jika hanya ia yang masih dapat membuka kedua matanya saat kejadian naas itu terjadi. Sebelum akhirnya ia menutup kedua matanya dan mengingat apa yang terekam jelas di kepalanya.
Cause I Love You
Cast     : all members of B.A.P
            Matoki’s B.A.P (All Nickname)
Main pair: Daelo, BangHim
Age     : Jongup dan Zelo dua tahun lebih muda dari yang lain.
Genre  : Friendship, up and down, and then
Asrama khusus lelaki. Sudah biasa bukan. Bagaimana jika sekolah ini memiliki para siswa yang di atas rata-rata semua. Ya. Semua. Di atas rata-rata. Dan, bagaimana jika semua siswa di asrama ini sesama kawan-lawan. Dalam artian sebenarnya.
“Yoi. Apa tulisan ini?
Himchan hanya berdecak kecil melihat Zelo yang tengah memandangi pintu toilet sekolahnya. Hei. ini sekolah khusus pria. Bukankah hal yang sangat wajar jika toilet memiliki ribuan kata-kata. Bahkan, asap rokok pun tak luput di dalamnya.
“Teme yarou” Zelo berteriak dengan bahasa Jepang yang baru ia pelajari.
“Psst. Kata-katamu”
=3=
Senandung kecil meluncur dari bibir Daehyun. Tangannya masih mencoba menggapai awan bebas di langit-langit. Rooftop, tempat Daehyun menghabiskan jam-jam membosankan dengan teman-temannya. Seperti saat ini. Ia hanya menatapi langit-langit.
“Kau mulai tertular eoh?” ucap Yongguk mulai menghampiri Daehyun.
“Berisik”
“Jung. Kau bosan tidak?”
“Tentu saja” Yongguk menjawab malas.
Jongup  mendaratkan kepalan tangannya tepat di kepala Yongguk, membuat sang empunya sedikit meringis sakit.
“Bukan kau bodoh”
“Memangnya ada orang yang betah memandang awan selama berjam-jam?” Daehyun sedikit melirik ke arah Yongguk yang sekarang berpindah tengah berbaring di sebelahnya.
“Stand up” Jongup sedikit memainkan tangannya di depan Daehyun.
Daehyun menuruti perintah Jongup. Tubuhnya yang berbeda beberapa centi dengan tubuh Jongup membuatnya menyeringai kecil. Buggh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0330

~0330~
Draco menghela napas untuk kesekian kalinya. Manik silvernya menatap jalanan dihadapannya dengan datar. Ia masih mencoba untuk beradaptasi tanpa sihir. Ya, karena ia memang memutuskan untuk tinggal di dunia muggle. Tanpa ada satu orangpun yang mengenalnya.
“Draco”
Draco memejamkan matanya berusaha menghilangkan suara yang sangat familiar baginya. Di dunia ini tidak akan ada orang yang mengenalnya kecuali. Potter.
“Oke. Hentikan semua ini”
Draco menggelengkan kepalanya. Lagi-lagi ia menutup kedua matanya mengusir pemandangan yang sempat ia lihat. Yaitu, sosok mahluk Potter yang berdiri tepat dihadapannya. Ini gila.
“Draco”
Draco hanya menatap Harry dengan tatapan yang mengartikan ‘kenapa kau bisa di sini’. Walaupun, alasannya pergi meninggalkan Hogwarts dan segala sihir yang ada adalah Potter satu ini. Namun, satu yang membuat ia benar-benar rela melakukannya. Karena, ia tidak ingin bertemu dengan Harry Potter.
“Draco. Aku..”
Draco melepas perlahan tangan Harry yang sempat memeluk lengannya seakan tak mau melepaskannya. Dengan cepat ia mengambil tas jinjingnya dan pergi meninggalkan Harry dengan segala kesedihan yang telah ia buat.
~Missing~
“Dalam artian sebenarnya. Memang kau yang salah”
Draco terdiam berusaha mengendalikan emosi untuk tidak menyerang anggota Slytherin di depannya atau lebih tepatnya memikirkan apa yang orang itu katakan. Benarkah ini semua salahnya.
“Sekarang kau benar-benar merindukannya kan?”
“Oh, ayolah. Pangeran Slytherin”
Draco masih diam dalam posisinya. Tanpa peduli dengan bel yang memanggilnya untuk segera memasuki kelas ramuan. Kelas di mana ia selalu mengganggu Harry Potter kesayangannya. Kelas di mana, ia sangat tidak ingin masuk untuk saat ini. Setidaknya, sampai ia tidak mengingat siapa Harry Potter itu.
Seseorang tolong lemparkan mantra ‘obliviate’ pada Draco saat ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Hope it's You

“Jae hyunie palli”
Jae hyun hanya mendengus sebal melihat temannya yang sudah meninggalkannya jauh. Meskipun berangkat sekolah bersama-sama tetap saja yang sampai di depan gerbang bukan dia.
=My Hope it’s You=
“Selalu seperti itu”
Jae hyun hanya bisa tersenyum maklum melihat tingkah temannya yang lebih mirip seperti bebek jika sedang makan. Memang terlihat manis jika sudah begini. Tapi tetap saja tidak mencerminkan umurnya yang sudah hampir tujuh belas tahun.
“Apa?”
“Seo In Guk”
“Hm”
Jemari panjang Jae Hyun mengusap lembut sudut pipi In Guk membuat sang empunya langsung menjauh dengan cepat. Manik matanya mendelik tajam ke arah Jae hhyun yang hanya ditanggapi senyum tipis dari Jaehyun.
“Maksudmu itu apa?”
“Tidak ada”
“Ahh. Terserahmu”
=3=
“Kita benar-benar akan pergi?”
Seo In Guk memeluk erat leher Jae Hyun. Membuat Jae Hyun yang mendapat serangan mendadak seperti itu oleng seketika. Beruntung mereka berdua sedang di ranjang, jika di tebing mungkin mereka sudah terjun bebas.
“Kita akan ke China kan? Ke China”
Jae Hyun memberontak kecil dalam pelukan In Guk. Tangan In Guk yang melingkar di lehernya sengaja ia pukul berkali-kali. Namun, bukannya terlepas malah semakin erat tangan In Guk mengikatnya.
=3=
“Jangan di ikat terlalu kencang”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bad Boy

“Tenanglah. Aku yang akan bertanggung jawab”
=Bad Boy=
Aku terus berjalan di dalam keramaian. Manik mataku masih terus melihat tanah. Tanpa ada niat untuk menatap depan. Sudah lama, sejak semua itu terjadi. Sedikit memusingkan jika mengingat bahwa aku adalah seorang bad boy.
Entahlah, kenapa aku bisa disebut ‘bad boy’. Mempermainkan para gadis saja aku tidak suka. Bahkan, aku selalu bertarung dan bertarung dengan seorang pemuda yang sangat kusukai. Ya, aku di klub karate, aku mengikuti kegiatan itu saat sedang libur sekolah, mungkin.
Manik mataku sedikit melirik ke belakangku. Menghentikan sejenak langkahku untuk memastikan jika apa yang ada di kepalaku benar apa adanya. Polisi.
Aku membenahi topiku. Sedikit memperlihatkan wajahku seolah aku menantang polisi tersebut. Shit. Walaupun aku tahu akan berakhir seperti ini tetap saja aku harus menyiapkan tempat. Dan, di sekitar sini tidak ada tempat untukku.
Akan sangat merepotkan jika kau menjadi tenar.
Drap. Drap. Drap.
Aku mempercepat langkahku. Ah, lebih tepatnya aku mulai berlari sekarang. Berurusan dengan seorang polisi akan membuat hidupmu sangat sulit.
Brakk.
Aku menjatuhkan tong-tong yang ada di sekitarku. Setidaknya, itu bisa membuat polisi itu membuang waktunya sedikit. Atau mungkin tidak.
Aku sedetik yang lalu tertegun. Namun, aku tidak pedulikan apapun yang dilakukan polisi tersebut. Yang terpenting adalah saat aku sudah lepas dari mahluk bernama polisi saat itu juga aku bisa merasakan yang namanya kenyamanan yang sesungguhnya. Atau mungkin tidak.
“Shut up”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Telephone

Hello, hello baby you called?
I can't hear a thing
I have got no service
In the club, you see, see
Wha-Wha-What did you say,
Oh, you're breaking up on me
Sorry, I cannot hear you
I'm kinda busy.
=Telephone=
Zelo melihat layar ponselnya dengan kesal. Ia sudah bilang berulang kali untuk tidak menghubunginya lagi. Apa Daehyun lupa jika ia sedang di club. Dan tidak ingin di ganggu.
Walaupun sebising apapun tempat ini. tetap saja Zelo tidak tahan dengan getaran ponsel di sakunya yang benar-benar menyulitkannya untuk hanya sekedar memesan minum.
“Jung -mu itu huh?”
Zelo mengabaikan pertanyaan Yongguk dengan kesal ia menjawab panggilan yang nyatanya sudah lebih dari sepuluh kali. Tidak bosankah Daehyun menghubunginya yang notabene ada di club yang bising.
“Yeoboseyo?”
Zelo memberikan kode kepada Yongguk untuk cepat memberikannya kertas. Zelo ingat jika Yongguk lumayan kenal dengan bartender di tempat ini. Jadi ia menyuruh Yongguk untuk meminta kertas pada bartender. Tidak mungkin jika mereka tidak mempunyai selembar kertas bukan.
“Ah? kau bilang apa hyung?”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Money

Uang adalah segalanya. Begitu pula yang ada di pikiran pemuda manis ini. Yang ia cari hanya uang. Memacari setiap orang dan mengambil beberapa uangnya. Tapi, bagaimana bila ia dipermainkan oleh seribu won.
=Money=
Chen mengerjapkan kedua matanya mencoba untuk menyesuaikan dengan cangkupan matahari langsung yang ia terima. Atap sekolah. Sedikit mengernyitkan kening saat manik matanya menoleh ke sampingnya. Sepertinya ia hanya sendiri tadi.
“Annyeong”
“Nuguya?”
“Kim Minseok imnida. Annyeong sunbae”
Kim Minseok atau Xiumin. Salah seorang siswa di EXO High School. Memang tenar, mungkin karena saham dari perusahaan ayah Xiumin berada di setiap tempat yang ia pijaki termasuk gedung sekolah yang sedang ia duduki, bahkan anak perusahaannya ada di setiap belah negara. Atau mungkin ia terkenal karena suatu hal yang lain.
Mengingat nama Xiumin membuat Chen sedikit risih. Karena, mana mungkin orang yang berkasta mau mendekatinya yang bahkan ia harus bekerja part time untuk mendapatkan sebutir beras.
“Ah”
Chen bangkit dari posisi tidurnya. Beranjak untuk pergi sebelum sebuah triakan melengking di gendang telinganya.
“Yak. Sombong sekali kau! Sunbae!”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS